"Apa betul kau adik dari Mary Skyler?"tanya si penelfon yang mempunyai suara bass menandakan ia adalah laki -laki.Sebentar laki - laki? Jangan - jangan..
"Siapa kau?!"tanyaku sedikit membentak kepada si penelfon itu.
"Kau tidak perlu tahu aku siapa, sekarang kakakmu berada dirumah sakit"ucapnya dengan nada dingin, membuatku bertanya - tanya.
"Baik aku akan segera kesana,kirimkan alamat rumah sakit itu sekarang juga,oh dan terimakasih kau telah membantu kakakku"ucapku sebelum mematikan telfon,aku langsung keluar dari Hall dan langsung menuju mobilku yang sudah terparkir rapi.
****
Aku berlari keruang UGD dan menemukan sosok pria berjas yang mempunyai tubuh profesional dan kurasa ia yang menolong kakakku itu.Aku hampiri ia yang sedang berbicara kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD.
"Apa kau si penelfon tadi?"tanyaku yang sudah berada di belakangnya.
Ia memutar badan dan melihat kearahku.
"Oh apa kau adik dari Mary?"tanyanya sambil menatapku dari atas sampai bawah, membuatku risih di lihat seperti itu.
"Ya,bagaimana dengan keadaan kakakku?"tanyaku yang tak sabaran untuk mengetahui keadaan kakakku yang malang itu.
"Baik- baik saja, ia hanya kelelahan kata dokter tadi, dan aku menemukannya saat ia keluar dari toilet dengan wajah kusut habis menangis"ucapnya panjang lebar.
"Oh syukurlah kalau begitu, terimakasih atas bantuannya, sir"ucapku kepadanya.
"Oh sama - sama, jangan panggil aku seperti itu, panggil aku Goerge, Goerge William"ucapnya sambil mengulurkan tangannya dan tak lupa senyumannya yang terukir di wajah tampannya itu.
"Oh baiklah, aku Charlotte, Charlotte Skyler"ujarku sambil menerima uluran tangan itu.
setelah aksi jabat tangan itu selesai ia melirik jam tangan yang berada di pergelangan tangannya itu, "kurasa ia sedang sibuk"batinku sambil melihat ia yang seperti sedang memikirkan sesuatu itu.
"Ehm" dehemanku membuat ia melihat kearahku.
"Oh iya, tadi kata dokter setelah ia sudah sadar ia boleh pulang" ucapnya dan aku hanya mengangguk tanda mengerti akan ucapannya itu.
"Dan satu lagi, jaga ia baik - baik karena kau mempunyai kakak yang sangat cantik"ucapnya sambil berbinar - binar membuatku tersenyum membayangkan wajah kakakku yang dulu sangat mudah untuk tersenyum, tapi sekarang ia hanya mempunyai senyuman yang dipaksakan dan itu membuat hatiku sakit melihat ia harus memendam rasa sakit itu sendiri.
"Hey, apa kau sedang melamun?"tanyanya sambil mengibaskan tangannya di depan mukaku, membuatku tersadar dari lamunanku.
"Oh eh ti--tidak, dan aku setuju denganmu kalau aku sangat bangga mempunyai kakak yang sangat cantik menurutmu itu"ucapku membuat ia terkekeh geli akan pernyataanku itu.
"Ini kartu namaku, kalau kau butuh sesuatu, kau bisa hubungi aku kapan saja" ucapnya sambil menyodorkan kartu nama.
"Terimakasih banyak George, kalau tidak ada kau, aku tidak tahu bagaimana nasib kakakku sekarang"ucapku dengan sepenuh hati.
"Sama - sama, aku balik dulu ya, masih ada keperluan yang harus aku selesaikan sekarang, sampai jumpa".
Aku melihat Goerge yang sudah pergi menjauh, lalu buru - buru aku masuk keruang UGD dan di salah satu bilik, aku menemukan sosok kakakku yang sedang terbaring lemah tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember me//H.S
Romancealthough never remember the past but eternal love is always there