"Sebegitu sibuknya kah istriku ini?"
Aku pun berbalik arah setelah mendengar suara yang telah lama ku kenal itu. Suara yang telah lama tak terucap itu, sekarang terdengar lembut namun menusuk gendang telingaku. Akupun menghiraukannya sekalipun hasratku masih tak mempercayai bahwa ia telah menghanturkan kata "istri" dari bibirnya.
"Apakah ini yang disebut mimpi?". Hanya itu kalimat yang tersirat di benakku. Semua ini terasa semu namun meyakinkan. Disamping itu, aku hanya dapat berharap bahwa ini suatu kenyataan.
Aku mendapati ia tengah tersenyum manis menampilkan dimplesnya yang membuat dirinya terlihat semakin menawan.
Sebentar, tadi ia mengatakan 'istri?' Apa dia benar - benar yang telah mengucapkan itu? Atau aku hanya salah dengar saja?
"Mengapa kau diam saja? Apa ada yang salah dengan diriku sampai kau tidak menggubrisku,huh?"ucapnya yang ternyata sudah di depanku itu.
"Maaf, apa kau tadi mengucapkan kata 'istri' dalam perkataanmu barusan?" Ucapku sambil menyipitkan mataku walau sebenarnya didalam hatiku bergejolak antara senang dan takut.
Senang, karena ia mengatakan itu dan takut, itu hanya illusi saja. tanpa terasa mataku memanas dan air mata sudah berada di ujung pelupuk mata.
Aku menghirup udara dan mengatur degub jantungku selagi menunggu jawabannya. Aku mencoba untuk menatap mata hijau itu yang sangat aku rindukan.
"Memang aku memanggilmu dengan sebutan istriku, apa ada yang salah?"ucapnya santai tapi membuatku membelalak tak percaya akan pernyataannya barusan.
Seorang Harry yang sedang mengalami Amnesia dan sudah meninggalkanku selama 2 tahun lamanya. Dan sekarang ia memanggilku dengan sebutan 'Istri'? Apa aku harus bahagia dan langsung memeluknya? Atau aku harus terdiam dan pergi menjauh darinya?.
"Mungkin kau salah menyebutkan itu, dan maaf, sekarang aku sedang sibuk"ucapku mencoba sedingin mungkin dan melenggang berusaha untuk menjauh darinya.
Tapi tiba - tiba lenganku dicekal dan dalam seketika tubuhku di tarik kedalam dekapannya.
"Har--ry, a-pa yang ka-kau la-ku-kan?"tanyaku sambil menangis didalam dekapannya itu.
Aku tidak peduli dengan orang - orang yang sedang berlalu lalang dan ada yang sibuk menatapku sambil berbisik.
Yang terpenting sekarang, mengapa tiba - tiba Harry bisa ada disini dan ia bersikap seperti ini setelah 2 tahun ia benar - benar meninggalkanku akibat Amnesia terkutuk itu.
"Aku ingin meyakinkan diriku, apa benar kau adalah istriku"ucapnya membuatku yang langsung seketika itu juga mendorong tubuhnya menjauh dariku.
"Apa maksutmu?"ucapku sambil menahan tangis agar bisa terlihat tegar dihadapannya walaupun aku benar - benar ingin menangis lagi sejadi - jadinya sekarang.
"Wajahmu sangat kusut bila sedang menangis Mary"ujarnya mencoba mengalihkan pembicaraan tapi memang benar bahwa sekarang make up-ku sudah hancur berantakan akibat air mata ini.
Aku mencoba memalingkan mukaku ke arah lain tiba - tiba daguku ditarik oleh tangan kekar yang kutahu pasti ini milik Harry.
Ia menarik daguku lebih dekat lagi dengan wajahnya dan tiba - tiba kurasakan bibir lembutnya bersentuhan dengan bibirku.
Astaga, bibir lembut ini aku sangat merindukannya. Aku membalas ciumannya diselingi oleh tangis bahagia.
Bolehkah aku bahagia sebentar saja? Aku sangat bahagia saat ini karena setelah 2 tahun lamanya, aku memendam perasaanku dan mencoba untuk tidak muncul kedalam kehidupan Harry tapi sekarang ia malah hadir dengan sendirinya dan sekarang sosok itu telah menciumku. Ia mencium bibirku dan sekarang aku amat sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember me//H.S
Romansaalthough never remember the past but eternal love is always there