6

177 30 31
                                    

"Tuhan, inginku cukup satu, izinkan aku bersama dengan Bintang. Aku sangat mencintainya. Kabulkanlah"

Bulan Nathania Abraham
- 06

Bulan Nathania Abraham- 06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Acara ulang tahun itu terlaksana hari ini, semua tamu undangan telah bergabung dalam pesta.

Bulan dengan bahagianya ia menunggu kedatangan Bintang di depan pintu masuk.

Acara akan segera dimulai namun Bintang masih belum menampakkan dirinya.

Bulan terus mencoba menghubungi Bintang berkali-kali, ia memanggil namun panggilan selalu nonaktif.

"Bulan, bentar lagi dimulai yuk." ucap Ibu Abraham sembari menarik tangan putrinya ke pusat acara.

Setelah menyanyikan lagu selamat ulang tahun, selanjutnya adalah tiup lilin dan potong kue.

Dan Bulan melihat Bintang sudah berdiri di deretan para tamu, seketika terukir senyum di wajahnya.

"Sebelum tiup lilin, berdo'a dulu ya sayang."

"Iya, Bunda."


"Tuhan, kau tahu. Aku tidak pernah mengharapkan sesuatu yang berlebih kepadamu, tapi kau telah memberikan seluruh kebahagiaan kepadaku melalui kasih sayang keluargaku dan semua kebutuhan jasmani rohaniku yang selalu terpenuhi sejak aku lahir sampai sekarang. Bahkan hampir semua yang kuinginkan terkabulkan. Namun, ada satu kebahagiaan yang belum aku dapatkan, jika aku mengharapkan satu keinginan ini kepadamu tentu kau bisa mengabulkannya kan? Inginku cukup satu, izinkan aku bersama dengan Bintang. Aku sangat mencintainya. Bahkan aku rela menentang Ayah dan keluargaku hanya demi lelaki ini. Hanya ini keinginan yang belum ku dapatkan darimu. Amiin.."


Fuuuhhh

Lilin-lilin padam.

"Setelah ini potong kuenya ya sayang."

Bulan mengangguk dan memotong kue ulang tahunnya.

Suapan pertama ia berikan kepada Bundanya, kedua ia berikan kepada Ayahnya, dan ketiga ia berikan kepada kakaknya. Namun jangan lupakan satu orang yang sedari tadi berdiri disana.

Bintang.

"Suapan keempat ini akan Bulan berikan kepada lelaki yang berdiri disana."

Pak Abraham, Ibu Abraham, dan Gala langsung tertuju kepada lelaki yang ditunjuk oleh Bulan.

Betapa terkejutnya mereka saat melihat lelaki itu adalah Bintang. Bahkan dia berani datang di pesta ulang tahun anaknya ini.

Bulan berjalan mendekati Bintang.


Duuaarrrr....

Seluruh tamu dan orang yang berada disana terkejut. Bulanpun terkejut dengan suara hentakan meja yang sangat keras. Ia menoleh ke belakang, dan itu adalah perbuatan Ayahnya.

"Apa ini Bulan?!" Pak Abraham berjalan mendekati Bintang.

"Ayah,"

"Siapa yang menyuruhnya untuk datang ke pesta ulang tahun putri saya?!"

"Aku, Aku yang undang Bintang!" bentak Bulan.

"Sudah berapa kali Ayah bilang untuk tidak berhubungan dengan lelaki ini?!"

Bulan mulai menangis, ia malu.

"Sini, ikut saya!" Pak Abraham menarik Bintang ke pusat acara.

"Ayah, jangan!" cegah Bulan namun tak bisa menghentikan Ayahnya.

"Lelaki ini.. Dia telah meracuni otak putri saya, Bulan."

"Ayah, stop!!"

"Lihat!! Bulan sekarang menjadi gadis yang melawan orangtuanya sendiri! Dan itu semua karena siapa?? Karena lelaki ini."

Bintang hanya terdiam saat dipermalukan di depan semua tamu undangan.

"Dan kamu! Kamu masih berani menampakkan wajah kamu di depan saya?"

"Ayah, jangan.. Berhenti!!"

"Bawa Bulan masuk ke kamar!"

"Nggak, Bulan gak mau!"

"Ayo, Bulan! Ini perintah Ayah."

Acara ulang tahun yang seharusnya menjadi momen terindah dalam hidupnya malah berubah menjadi kenangan terburuk sepanjang hidup Bulan.

"Sekarang kamu pergi sebelum saya permalukan kamu lebih jauh. Dan ingat pesan saya, jangan pernah dekati anak saya lagi dan menunjukkan wajah kamu dihadapan saya jika kamu tidak menginginkan hal buruk terjadi nantinya!"

Bintang melihat sekeliling, semua pandangan terpusat padanya.

Bayangkan betapa malu dan sakitnya Bintang saat ini hingga ia hanya bisa diam tanpa bisa membalas dengan sepatah katapun.

Dunia memang sangat kejam baginya.

Pak Abraham pun sama sekali tidak merasa berdosa telah membentak dan mempermalukan seorang anak Yatim Piatu yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orangtua kandungnya sejak kecil tetapi malah mendapat perlakuan seperti ini.

Sungguh malang nasib Bintang.

Setelah acara ulang tahun selesai, Bulan secara diam-diam pergi untuk menemui Bintang. Masih dengan memakai gaun pesta ulang tahun yang ia tutupi dengan jaket jeans berwarna krem.

 Masih dengan memakai gaun pesta ulang tahun yang ia tutupi dengan jaket jeans berwarna krem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil terus menghapus airmatanya, Bulan menyusuri jalanan kota yang gelap waktu itu.

Ia pergi kerumah Bintang, namun tak menemukan keberadaannya disana. Ia lanjut ke cafe tempat kerja Bintang, walaupun ini sudah jam tutup.

Sampai di cafe pun, tidak terlihat batang hidung Bintang.




tbc

Don't forget to vote and comment ya, love u ♡

SPACE (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang