SATU

163 13 2
                                    

"Fan, kantin yuk," ajak Alin yang tiba-tiba muncul di depan mejanya, "lapar nih gue."

"Lu tuh gak punya teman ya ganggu gue terus?" sinis Fani yang sempat kaget dengan kedatangan cewek satu ini.

Pasalnya Alin tuh kelas IPA 1 tapi hobi banget ke kelasnya, IPA 4, gangguin dia lagi.

"temen gue kan cuma lo," jawab Alin.

"Dih, ogah banget punya temen kaya lo," cibir Fani, membuat Alin mengerucutkan bibirnya, "ya udah ayo," katanya seraya bangkit. Lalu keluar kelas di ikuti Alin.

"Fan gak usah gitu. Temen Lo juga cuma gue," kata Alin.

"Sembarang Lo," elak Fani sembari menoyor kepala Alin. "Sono lo, panggil Luna," perintah Fani merujuk ke kelas ipa 2. "Gue tunggu disini."

"Yaelah, bareng kan bisa. Kenapa cuma gue?"

"Sekalian ngapel Lo."

"Dih, anying." Alin mencibir. Walau akhirnya mendatangi kelas 3a2 yang berjarak satu kelas. Sementara Fani menunggu di ujung gedung.

Alin celingukan didepan kelas, melihat kelas yang dari luar tampak sepi tapi di dalamnya seperti ada acara dangdutan nikahan. Suara musik dengan volume keras serta teriakan entah apa menyatu didalam. Kok betah nih anak kelas gak keluar buat cari udara segar? Ini kelas mah bukan kelas, tapi kebun binatang kali ya? Soalnya banyak yang nyebut anjing atau babi gitu. Kalo iya gak kaget kalo penghuninya kaya Luna yang mempunyai teriakan melengking bisa membuat kuping sakit. Uwong kelas isinya anak didikan Tarzan semua.

"Eh Alin, cari Nino?" Alin terkejut ketika Anggi, tiba-tiba datang disampingnya. Mungkin dari toilet.

"Eh, buka-"

"NINO DI CARIIN ALIN!" Teriaknya membuat Alin mengangga ditempat dengan umpatan pelan. Niat untuk diam-diam memanggil Luna tanpa di liat cowok itu pun lenyap. Setelah Anggi masuk lebih dalam yang langsung mengerjakan tugas dari wali kelas mereka. Dan cowok yang di hindari itu datang ke arahnya.

"Nyari gue? Kenapa?" tanya cowok jangkung didepannya itu.

"Bukan Lo," Kata Alin.

"Terus? Ngintipin gue?"

Alin melotot hampir berkata kasar dengan nyaring. "Gue mau panggil Hana sama Luna. Emang apa bagusnya Lo gue intipin?"

"Badan gue bagus dih. Lo kan belum pernah liat, makanya Lo ngintip."

"Oh, ini kelas Lo rame-rame karena nontonin Lo nari striptis berati?"

"Lu tuh jangan kebanyakan gaul sama Luna napa, makin gak ada adab tuh mulut kan," ucap Nino dengan gemas ngacak pucuk kepalanya.

"GUE MASIH BISA DENGER YAAA NINO!!!" sahut suara cempreng yang tak jauh dari mereka di antara suara berisik lainnya. Cuma sedetik cewek itu protes, lalu teriak ke yang lain karena menarik contekannya. "JANGAN DITARIK ANJIR, GUE BELUM SELESAI."

"LELET LO."

"MAKANYA AH JANGAN GANGGU GUE!"

"LUNA BISA DIEM GAK SIH!?" sahut yang lain.

"LUN CEPET, GUE TINGGAL LU YA"

"UDAH TINGGAL AJA!"

"Cepet elah nulis kaya siput Lo!"

"TUNGGU WOY TINGGAL SATU."

"GAK USAH TERIAK-TERIAK NAPA SIH!?"

"Ya Allah kuping gue sakit."

"NIH LUN, SEKALIAN KUMPULIN SENDIRI" kata Dani yang meletakkan tumpukan buku didepan Luna.

"Eh anji-" Luna langsung terdiam karena mulutnya dimasukan kripik oleh Raina, cewek yang kebetulan duduk bersama mengerjakan tugas, tapi kini beranjak karena telah selesai lalu meletakkan bukunya dengan keras di tumpukan.

YOUR'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang