Nino membuka matanya perlahan. Membiasakan matanya dalam kegelapan. Tangannya meraih hp yang ada dinakas sampingnya.
Puku 08:11 PM
Nino langsung melompat bangun. Dia ingat, dia ada di rumah Alin, tertidur di kamar tamu miliknya setelah meminum obat sakit kepala, yang kini sudah reda. Dan dia juga ingat akan mengantarkan Alin pergi ke les.
Nino membuka pintu kamar dan keluar. Dengan bergegas menuju ruang tamu untuk mencari kunci motornya dan menjemput Alin di tempat lesnya.
"PA...... PACARNYA KAK ALIN UDAH BANGUN!"
Nino yang terkejut reflek berhenti dan menoleh. Matanya melihat dengan jelas perempuan kecil berdiri memandanginya dengan antusias seakan melihat seekor kangguru yang nyasar kerumahnya.
Dan bisa di tebak, dia adalah adiknya Alin.
Dan keterkejutannya berlanjut tak kala pria paruh baya datang dari dapur menghampirinya. Nino seketika terdiam kikuk dengan salah tingkah. Dan Itu pasti papa Alin.
"Kamu udah bangun?" tanyanya.
Nino menenguk ludahnya karena merasa tenggorokannya tiba-tiba terasa kering. Dengan sedikit canggung Nino menganggu sopan, "iya om, udah."
"Udah makan, pasti belum, kita makan bareng," ajak Ayah Alin. Meski lembut tapi Nino bisa merasakan aura intimidasi pada pria berusia hampir 50 tahun itu.
"Anu, om. Saya langsung jemput Alin aja ya om."
"Kamu gak mau makan sama saya?" tanya ayah Alin dengan penuh tekanan, membuat Nino terdiam. "Ada yang ingin saya tanyakan, jadi ayo kita makan malam bersama," lembut tapi penuh tekanan.
Padahal dia belum menyiapkan apapun untuk bertemu atau makan bersama dengan orang tua Alin. Mau ngomongin pernikahan bukannya masih terlalu dini ??
Lagipula mereka saja belum pacaran.
****
Alin keluar dari tempat les bersama teman lesnya. Hari ini waktu lesnya di perpanjang karena ujian kelas 3 sudah akan diadakan. Ingin rasanya segera membiarkan tubuhnya bersandar pada kasur miliknya.
"Alin, gue duluan ya."
"Ah ya, hati-hati ya."
"Hehehe. Iya Lo juga."
Alin hanya mengangguk paham.
"Lo gak mau malam mingguan Lin?"
"Ah enggak, langsung mau pulang. Gue kan gak punya pacar," katanya. Memang benarkan, dia gak punya cowok.
Nino ? Kan bukan pacarnya. Ya, belum resmi hubungan mereka.
"Terus gue apa?"
Alin menoleh dengan terkejut sesaat Nino tiba-tiba sudah berada di samping. Merangkulnya seperti orang pacaran.
"Kok kesini sih?"
"Mau jemput cewek gue."
"Siapa?"
"Lo lah." katanya menoyor kepala Alin yang membuat gadis itu merenggut.
Pipi Alin sedikit merona ketika mendengarkan kekehan kecil dari temannya.
"Lah ini punya?"
"Bukan ih," elak Alin segera
"Apanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR'S
Teen FictionAlin ingin sembuh dari masalalu dan Nino ada untuk itu. Tapi kedekatan mereka yang berbulan-bulan tanpa kepastian membuat Alin ragu. Hatinya yang masih diam. Atau. Nino yang tak sepenuhnya untuknya ? Sementara ada Satryo yang entah kenapa selalu bis...