08

523 103 3
                                    

Malam makin dibuat ramai dengan nyanyian penyanyi cantik yang rupanya aduhai. Beberapa tangan melambai, pasang mata banyak mengintai, dan mulut membentuk seringai. Adalah tanda bahwa sang penyanyi akan punya beberapa pilihan. Terus menghabiskan suara dengan nyanyian, atau dengan desahan.

Namun di antara itu semua, Kuroo Tetsurou hanya menopang dagunya asal. Bukan salah satu dari pria-pria yang sukses tergoda sang penyanyi sensual. Dia sedang bersikap normal.

Dengan tak adanya sang gadis yang tadi di hadapan, Kuroo merespon percakapan dari meja kanan seadanya. Iya. [Full name] tadi izin ke kamar mandi. Meninggalkan Semi Eita dan Kuroo Tetsurou yang kini hanya bisa meneguk minuman dengan tenang.

Memang, sepertinya kedua pria ini sudah menentukan kepada siapa mereka harus berjuang. Satu gadis yang sama telah mereka pegang. Tinggal bagaimana cara agar salah satunya menang.

Memikirkan itu, Semi Eita yang kehabisan minuman langsung mendecak. Berikutnya izin kepada Yukie, lalu beranjak. Dia butuh minuman lain sambil memikirkan bagaimana caranya akan bertindak. Diiringi dengan lirikan Kuroo, Semi berjalan menuju bar.

Tapi tak beberapa lama, Kuroo Tetsurou pun juga ikut melontarkan izin. Pria itu melangkah ke arah Semi Eita berada, lalu duduk di depan counter bar.

"Dari Beretzen yang sama denganku, lalu ke Cinnamon ... Cinta banget sama schnaaps, eh?" Celetuk Kuroo setibanya di samping Semi. Membuat pemuda berhelai abu itu terkekeh sejenak.

"Gak juga, hanya ingin saja," Jawab Semi kemudian, lalu meneguk minuman barunya, "kenapa ke sini juga? Mau coba shots?"

"Gak. Aku gak berencana minum sampai mabuk sekarang."

"Kenapa?"

"... Hanya tak mau kehilangan akal lalu kalah,"

"Heh."

"... Untuk memperebutkannya."

Semi mengamati es batu dalam minumannya yang berdenting karena leleh, lalu berucap, "Benarkah? Kamu udah netapin pilihan?"

Kuroo, yang sesaat lalu memesan satu gelas mocktail langsung menjawabnya begitu saja, "Iya. Kamu juga, kan?"

"Ya, begitulah."

Keduanya tiba-tiba terhanyut dalam diam cukup lama. Kuroo yang telah mendapatkan satu gelas mocktailnya hanya sibuk menyecap rasa sambil menilik sekitar. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Hingga satu eksistensi berhasil mempertemukan titik atensi mereka.

"... Apa kamu ke sini untuk merundingkan siapa yang pantas mendapatkannya?" Tanya Semi. Baik atensinya juga atensi pria di sebelahnya, masih tertuju ke satu orang di meja pertemuan.

"Kalau kau mau mengganti target, ya kita tidak usah berunding."

Semi mendengus pelan, lalu tersenyum, "heh, aku akan dengarkan rencanamu saja."

Kuroo menatap Semi yang juga menatapnya. Kedua pasang tetra yang berkilat tajam itu saling bertabrakan, hingga berikutnya Kuroo menggerakan maniknya menunjuk suatu arah.

Setibanya kembali dari kamar mandi, [full name] heran kenapa meja sisi kiri kosong dan hanya menyisakan jas hitam Kuroo di kepala kursi. Yang menyambutnya datang malah Iwaizumi Hajime yang duduk di samping Kuroo tadi.

"Mereka berdua ke mana?" Tanya [name] pada Iwaizumi.

"Tadi sepertinya ke bar. Entahlah, sedang meneguk shots mungkin," Jawab pria itu. Lalu ikut melabuhkan atensi seperti yang dilakukan [name] ke arah bar di sana.

Memang benar, pria yang memakai bomber hitam dengan helai abu itu pasti Semi. Dan di sebelahnya, walau tak terlihat spesifik, sepertinya itu kemeja putih dengan vest milik Kuroo. Keduanya tengah berbincang. Detik berikutnya pun bangkit.

"Tuh, mereka kembali," ujar Iwaizumi yang masih menatapi kedua temannya di sana.

Baik Iwaizumi maupun [name] keduanya ternyata malah dibuat bertanya-tanya. Namun agak berbeda dengan sang gadis, Iwaizumi bahkan sampai menekukan alisnya.

Heran melihat arah Semi dan Kuroo melangkah.

Menaruh curiga, kini Iwaizumi ikut berucap izin, "sebentar, ya. Aku panggilkan mereka."

[Name] mengangguk. Tapi sebenarnya, tak dipanggilkan pun tak apa-apa. Setidaknya dia bisa istirahat sejenak dari semua situasi yang masih dirasa aneh menurutnya.

Dari punggung Iwaizumi yang menjauh, kini bergulir ke botol schnaaps milik Kuroo dan Semi yang hampir habis. Kadar alkohol yang tertulis, cukup tinggi bagi [name] yang bukan peminum. Tapi entah kenapa kedua orang itu masih bisa terlihat santai berjalan tanpa oleng. Dirinya yang cupu, atau kedua laki-laki itu yang kelewat tangguh.

[Full name] penasaran.

Dia tatapi lagi arah Semi dan Kuroo berada.

Di pojok sana, terlihat ramai orang berkumpul membentuk kelompok. Tapi sebuah meja yang dikerumuni Kuroo dan Semi hanya terdapat empat orang saja. Termasuk Iwaizumi Hajime yang terlihat berbincang pada keduanya.

Satu orang lagi adalah seorang bartender.

"Hm?"

Bartendernya datang lagi menjadi dua. Oh bukan. Tetap satu. Karena yang baru saja datang tadi seperti ada untuk menggantikan.

[Name] memerhatikan mereka yang malah berkumpul mengelilingi meja tersebut. Karena tak terlalu penuh, ia bisa melihat sang bartender dari celah Kuroo Tetsurou dan Semi Eita.

Seingatnya, itu adalah bartender yang sebelumnya bertabrakan atensi dengannya. Mengenakan topeng silver bercorak emas. Tatapan matanya yang tajam kini tiba-tiba kembali bertabrakan dengannya. Kaget, [full name] bawa atensi berpaling.

Namun jantungnya dibuat lebih berdegup keras, saat ternyata bartender itu juga ikut menjilat ujung bibir atas.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
rhythm project » hinata shouyo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang