07

622 107 3
                                    

Pub yang menjadi tempat bersenang-senangnya saat ini terlihat sangat mewah dengan dance floor dan bar yang luas. Tak salah jika awalnya [full name] pikir temannya ini mengajaknya ke diskotik. Tamu-tamu seiring waktu terlihat makin menggebu. Live music makin membuat candu. Dan fasilitas judi di pojok ruangan makin beradu.

Tak hanya first time-nya ia ke perjodohan, ke pub seperti ini juga adalah pertamakalinya bagi [full name]. Walaupun sudah berumur, gadis itu bahkan jarang ke bar dan meminum alkohol. Iya, karena sepanjang hidupnya, [name] dalam kendali sosok 'orang tua'.

"Hai? Aku Semi Eita."

[Full name] menahan napas mendengar suara yang tadi membuainya jadi sedekat ini. Sengatan listrik merambat kecil ketika tangan kekar pemuda itu membelai kulit dinginnya.

"Ternyata kamu yang ikut acaranya Yukie, ya? Aku dari tadi merhatiin kamu, bahkan ketika kamu baru saja masuk," pria yang bernama Semi Eita itu berungkap jujur. Dengan senyum yang lebih ber-damage halus, namun tetap menggelitik. Yah, senyum laki-laki bernama Kuroo Tetsurou di hadapannya sejauh ini masih lebih terasa berbahaya menurutnya.

"Hey, jangan terlalu laju. [Name] baru pertama kali ikut acara perjodohan, nanti dia malah takut," ujar Bokuto Koutarou dengan gayanya.

"Ah, okay. Aku udah menduganya begitu melihat raut wajah kamu pertama kali," balas Semi, di dahului dengan kekehan kecil tadi.

Sungguh. Tawanya mengalun begitu lembut menyapa telinga [name]. Terlebih posisi duduk Semi ada di ujung meja antara dirinya dan Kuroo Tetsurou.

Menghadapi tatapan dan senyuman Kuroo saja sudah membuat [name] sesak. Sekarang akan sering teralun suara pemabuk akal di dekat telinganya.

... Tunggu dulu.

Apakah yang sudah terbuai seperti ini baru dirinya saja?

Yukie di sampingnya sejak tadi ramai berbincang dengan yang lain dengan aliran landai. Kaori Suzumeda dan Eri Miyanoshita pun bisa menyahuti pembicaraan dengan tenang.

Apakah ini karena first time-nya?

"[Name]? Jika tidak ke sini, memang biasanya kamu menghabiskan waktu dengan apa?"

Suara Semi Eita lagi-lagi membuat telinganya manja. [Name] menatap wajah sang pria, berikutnya ciut dan kembali berpaling, "aku biasanya bekerja, sih ..."

"Ah, workholic, ya?"

Kini senyum dari Kuroo Tetsurou menyapa kembali pandangannya.

"Bisa disebut begitu, tapi sebenarnya tidak sampai workholic juga ..." [Name] terlihat kesusahan. Dia selalu terlihat merilekskan degup jantungnya setiap selesai berbicara.

"Tapi senang bekerjanya?" Semi bertanya dengan perlahan. Berusaha mencari topik yang nyaman.

Tidak tau saja, bahwa pertanyaan yang dilontarkan adalah sesuatu yang masih bingung di jawab oleh [name].

Kuroo Tetsurou menyadari hal itu, alisnya pun berkerut.

"Hey, apa kita tidak mau mulai memesan alkohol?" Pertanyaan Bokuto melesak masuk ke suasana sisi kiri meja, di mana Kuroo, Semi dan [name] berada.

"Ah, iya benar. Berbincang tanpa alkohol akan kurang, kan?" Sahut Oikawa Tooru.

"[Name] mau pesan apa?" Tanya Yukie, agak sadar bahwa temannya ini memang tidak terlalu sering meminum alkohol.

Raut wajah bingung [name] kali ini berhasil di tanggapi cepat oleh Kuroo, "mau kurekomendasikan, [name]?"

"Ah, kamu tidak biasa minum alkohol, kah?" Laki-laki dengan suara tegas dan badan yang serupa menyahuti obrolan. Iwaizumi Hajime.

rhythm project » hinata shouyo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang