"Kak, bagaimana kabarmu selama ini?"
Sebuah suara teralun pelan dalam sebuah kamar. Menyapa lembut dengan sopan indra pendengar. Tetra yang juga turun membentuk kurva teduh mengedar. Mengamati baik-baik tubuh di atas kasur yang sejajar.
"Aku kaget kita bisa ketemu lagi setelah sekian lama."
Hinata Shouyo mendudukan dirinya di samping sang gadis. Sambil tersenyum tipis-tipis, jarinya membelai pahatan wajah manis.
"Apa kamu masih ingat aku?"
"Dulu kamu sering bilang kalo aku lucu. Adik kelas yang lucu."
"Apa karna itu kamu mau pacaran denganku? Karna gak bisa nolak adik kelasmu yang lucu ini ..."
Dari dahi ke pipi merah, Hinata lalu berpindah ke rambut yang ada di sisi. Menunduk sedikit, ia hirup aroma kecil sang gadis yang sudah banyak termanipulasi.
"Tapi ... Kenapa kamu bisa bilang putus, ya, Kak?"
"Apa gak tau kalo aku mungkin bisa saja menangisimu seperti anak kecil."
"Teganya ..."
Dengan jarak yang masih dekat, Hinata belai lagi pipi merah sang gadis sambil terus bergumam.
"Padahal katanya mau putus karna sibuk belajar. Gak ada waktu main-main, mau serius."
"Memang aku memacarimu untuk main-main, hm?"
"Liat, sekarang siapa yang lagi main-main di pub dengan pria-pria brengsek yang sok adil memperebutkanmu?"
"Sejak kapan gadis penurut sepertinu jadi nakal seperti ini?"
Saat Hinata mengusap bawah bibir sang gadis, saat itulah [name] terdengar meringis.
"Selamat malam, Nona [Full name]."
Suara serta eksistensi Hinata yang bergerak menjauh menyapa pemandangan buram [name] yang perlahan terbuka tersebut.
"Mimpimu indah?"
[Name] beringsut pelan. Setelah maniknya mengedar ke seluruh ruangan, gadis itu mendehem pelan.
Mengerti kondisi, Hinata sigap menyodorkan [name] segelas air.
"Shouyo?"
[Name] mendehem lagi sambil meringis akibat pening. Kala posisi duduknya sudah nyaman, gadis itu sontak bergeming.
Mendongak dengan kesadaran yang susah payah ia raih, [name] jelas dapati laki-laki di hadapannya menyipit karena senyum.
Hinata Shouyo tak menyangka, ternyata mantannya ini masih memanggilnya dengan panggilan yang lucu seperti itu.
"K-kenapa ..."
Bercelinguk dengan wajah bingung, Hinata sontak mengeluarkan kekehan, "Kamu mabuk, sih."
"Huh ...?"
"Biasanya kalo mabuk berat, kamu bisa berhalusinasi. Dan yang akan kamu temui adalah sesuatu yang paling kamu pikirkan."
"... B-benarkah ..."
Hinata tersenyum gemas, "Ya. Shouyo, kah, yang ada dipikiranmu itu?"
Sang gadis terdiam bingung. Rasanya masih agak sulit mengatur pikirannya yang masih di pengaruhi minuman keras.
"A-apa berarti aku masih bersama K-Kuroo?"
"Hm?"
Kalau memang ini adalah halusinasi. Berarti kenyataannya tak ada Hinata Shouyo, kan? Apa yang masih bisa [name] ingat, hanyalah lelaki berhelai hitam yang tadi terus menggodanya dengan senyum seduktif.
KAMU SEDANG MEMBACA
rhythm project » hinata shouyo.
Hayran KurguHinata Shouyo x Reader Hinata Shouyo, kini bekerja sebagai bartender klub malam, padahal masih dikenal sebagai mahasiswa yang lugu. Dan pada suatu hari, takdir mengajaknya bercanda di sana dengan membawa masa lalu. Akankah ini saatnya Hinata Shouy...