06

594 118 5
                                    


"Ah ..."

Suara desah kecil yang menyapa indra pendengar, entah kenapa terasa kuat namun juga lembut. Hingga sukses menggelitik telinga serta wajahnya. [Full name] pun menunduk malu.

"... Kamu baru pertama menghadiri acara perjodohan seperti ini?"

Senyum sang adam yang tak bermaksud menyindir pun malah makin membuat [name] malu.

"Iya, dia ini biasanya menolak terus kalo diajak. Tapi entahlah, kayaknya dia lagi butuh banget jodoh secepatnya, makanya kali ini ikut," Shirofuku Yukie malah menjawab pertanyaan untuk [name] dengan enteng. Padahal yang ditanya kini bahkan lemah sekali terhadap tatapan deretan lawan jenis di hadapannya.

"Oh, jadi kamu mau langsung minta nikah, kah?" Sahut salah satu pemuda gagah di sana, Bokuto Koutarou.

"A-ah, tidak, bukan seperti itu juga ..." kini [name] sendiri yang membalasnya. Sekali lagi, atensinya masih suka berkeliling mencari fokus yang nyaman. Bukan tatapan intens serta senyum-senyum yang mengandung maksud tertentu di hadapannya ini.

"Yah, kalo langsung minta nikah, sih, kayaknya agak berat juga, ya. Minimal kenalan dulu, lah, beberapa bulan," ini ujar lelaki yang lain, salah satu yang menatapi [name] intens, dengan helai browny dan memakai high cut vest pada kemeja berwarna navy-nya. Oikawa Tooru.

"Iya, kenalan dulu sih pasti. Tapi maksudnya mungkin yang bisa di ajak serius, ya?"

"I-iya ..."

[Name] sungguh tak mengerti. Kenapa dari semuanya, pria berambut hitam dengan pakaian formal berjasnya lebih membuat pipinya terasa panas?

"Oh, kalau cari yang serius, sih, itu memang tujuan kami juga," ujar lelaki berambut hitam lain dengan model rambut serta pakaian yang berbeda, "tapi sebelum itu aku belum berbagi nama. Aku Iwaizumi Hajime. Panggil Hajime saja biar lebih akrab."

"Hey, iya, ya, benar juga kita belum kenalan," pria dengan helai 2-tone kini menyambung, "aku Bokuto Koutarou. Biar singkat panggil Kou saja, oke?"

"Oikawa Tooru."

Kalau [name] merasa tidak nyaman entah karena alasan apa pada pria berjas, Oikawa Tooru ini membuatnya merasa tak nyaman karena terlalu mengintimidasi.

"Aku Kuroo Tetsurou. Salam kenal, ya, [name]."

Senyum memabukkan kembali diperlihatkan laki-laki bernama Kuroo Tetsurou seperti kali pertama ia melemparkannya pada [name] saat menyapanya tadi. Dan sensasi yang gadis itu dapatkan, masih persis sama.

Malah, makin membuat perutnya merasa geli ketika tangan Kuroo yang terulur itu disambut perlahan oleh tangannya sendiri.

[Name] sontak memalingkan wajah begitu melepaskan tautan tangan yang seakan tak mau dilepas oleh laki-laki di hadapannya. Lalu mencari atensi dengan menatapi teman-teman yang dibawa Yukie.

Sepertinya acara yang dibuat Yukie ini mengundang masing-masing empat orang dari pihak lawan jenis. Yukie sendiri membawa temannya bernama Kaori Suzumeda dan wanita manis Eri Miyanoshita.

Tapi ternyata tak hanya itu.

[Name] baru menyadari bahwa lagu rendah yang menjadi backsound pendukung sejak tadi berhenti langsung mencari sumber suara. Sebab penasaran sekali. Lagu yang dibawa sang penyanyi, rasanya menjadi sebuah faktor pemabuk tambahan bagi dirinya sejak tadi. Dengan suara berat, namun menusuk lembut membuai akal.

Ternyata lagu indah itu berasal dari seorang pria di tengah panggung kecil. Microphone yang tadi digenggamnya, dipasang lagi ke dalam standing mic. Kemudian pria itu berdiri dari duduknya.

"Eh, Tooru, katanya kalian berlima? Mana yang satu lagi?"

"Kalau kamu cari satu lagi, dia tadi sempat bosan menunggu. Akhirnya malah bermain di sana."

Tooru Oikawa menunjuk sebuah tempat.

Tempat yang sedari tadi [full name] perhatikan.

Di mana seorang pria dengan black bomber yang membalut di tubuhnya itu turun dari panggung. Lalu berjalan mendekat ke arahnya dengan tatapan intens dan senyum miring yang tipis.

"Namanya Semi Eita. Dia penyanyi indie."

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
rhythm project » hinata shouyo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang