12

814 117 16
                                    

Malam gelap penuh oleh bau tajam yang membuat sesak tergiring pergi oleh mentari. Sinar terang tembus menyinari. Mencahayai kulit putih yang terselimuti.

Kelopak mata yang sudah terpejam cukup lama itu dengan ragu terbuka, dengan sipit akhirnya menyapa terangnya dunia. Kala badan ingin dibawa gerak, lemas serta nyeri tiba-tiba terasa. Akhirnya dengan berbaring, sang wanita cari dulu memori serta situasi.

Kamar ini sangat terasa asing juga sepi. Bahkan lebih seperti hotel–

[Full name] mengerjap dengan mata terbuka lebar. Ingatan dirinya pergi ke pub untuk perjodohan, lelaki-lelaki dewasa yang mengajaknya berbicara, helai hitam serta helai abu yang memenuhi pandangannya, alkohol-alkohol asing yang ia minum, wanita itu ingat apa yang terjadi di malam weekend-nya tersebut.

Dirinya pasti mabuk setelah memesan sendiri alkohol yang ia tidak tau jenisnya itu. Lalu berakhir nyeri di kepala juga bagian bawah tubuh yang masih tersaji polos.

"!?"

Apa ujung dari mabuknya ini ia melakukan hal yang tidak-tidak?

Malamnya terlalu rumit juga panjang, Kuroo Tetsurou, Semi Eita, mereka masih terselip jelas dalam ingatan [name]. Tapi dari itu semua, ada satu eksistensi nama yang kian dipikir, kian timbul makin jelas.

"S-Shouyo ..."

[Name] ingat samar-samar beberapa kalimat yang diucapkan Hinata Shouyo tersebut. Namun, satu kalimat berhasil membuatnya kembali bingung. Malam yang terasa sesak dengan gairah itu, apakah hanya mimpi belaka?

Tapi melihat kondisi serta nyeri dibagian bawah tubuhnya seperti menjawab satu pertanyaannya.

Kalau begitu, siapa yang melakukan hal ini bersamanya? Halusinasi Hinata Shouyo atau sungguhan?

Cklek.

Kaget, [name] pejamkan lagi maniknya sambil menarik selimut. Dirinya secepat itu bergerak membelakangi pintu masuk. Sambil menahan ringisan, [name] kembali sunyi pura-pura tertidur.

Suara langkah kian terdengar jelas dalam sepi, aura eksistensi pun terasa makin menemani. Namun suara tak kunjung hadir untuk memberi petunjuk, siapa gerangan yang hadir diruangannya kini.

Saat derap langkah kian makin terasa dekat, saat itu pula [name] terkesiap dalam tidur pura-puranya karena seseorang itu sepertinya mendudukan diri di kasur. Hawa keberadaannya dekat, dan itu membuatnya makin gugup.

"Pft, wajahmu mengerut, Kak."

Akhirnya dengan kalimat yang keluar itu, [name] tau bahwa apa yang terjadi tadi malam bukanlah sekadar halusinasinya saja.

Hinata Shouyo memang sedang bersamanya. Dan dia lah yang menghabiskan malam bersamanya.

Menatapi wajah senior di masa sekolahnya, Hinata menyunggingkan senyum. Menebak-nebak hal lucu apa yang membuat wanita di hadapannya ini mengerutkan wajah di tengah tidurnya.

"Kak, kapan kamu bangun? Aku mau bicara banyak."

"Keburu sore aku sudah harus kembali kerja ditempat kita bertemu semalam, loh."

"Nanti juga aku akan ada kelas lagi ..."

Tangan Hinata bergerak, mengusap dahi sang wanita agar kembali terlihat rileks.

"Pasti karna kebanyakan minum. Padahal masih pemula tapi nekat minum yang kadarnya tinggi. Hangover-mu bakal parah, loh, Kak."

"Apa aku izin sehari ya untuk menemanimu?"

"Ide bagus, sih. Lagipula kayaknya pria-pria yang memperebutkanmu pasti akan mencariku lagi."

Hinata mendekatkan diri. Dalam keadaan tidur, mantannya ini sangat menggemaskan. Apalagi begitu mengingat bekas semalam, wajah damai wanita di hadapannya ini seperti memancingnya melakukan sesuatu agar ekspresi-ekspresi itu kembali terpatri untuk meracuninya.

Menempelkan bibirnya ke dahi polos sang wanita, Hinata Shouyo tersenyum miring. Lalu menjauhkan kembali tubuhnya.

"Aku gak tau seberapa sering kamu ke club malam sekarang ... Tapi mulai saat ini jangan pergi ke tempat seperti itu lagi, ya, Kak."

Hinata ingat betul apa yang diucapkan [name] diambang batas kesadarannya semalam mengenai alasan dirinya pergi ke tempat seperti itu.

"Cari jodoh ditempat seperti itu kurang tepat, Kak."

"Memang akan ada banyak lelaki yang tertarik padamu, tapi yang tak akan meninggalkanmu belum pasti ada."

Hinata mengusap pelan pipi kemerahan sang wanita dengan jemarinya.

"... Tapi, kamu tau kenapa kita dipertemukan lagi sejak sekian lama?"

"Karna Tuhan tau kalo aku masih menyimpanmu, Kak."

"Dimalam kamu memerlukan jodoh, disitulah Tuhan memudahkan jalanmu, hehe."

Hinata kembali mendekatkan diri. Namun tidak untuk ke hadapan wajah, ia menelusupkan diri ke samping wanita itu. Tepatnya telinga yang samar-samar terlihat memerah.

"Jadi, jangan cari jodoh lagi, ya. Jodohmu sudah ada di sini, dan sudah memilikimu."

Tersenyum miring, Hinata Shouyo menjauhkan wajahnya kemudian bangkit. Ditatapinya lagi wajah  [name] yang masih mencoba terpejam, lalu berbalik sambil berucap.

"Aku berangkat kelas dulu. Begitu aku kembali, jangan pura-pura tidur lagi, ya, Kak."

Dengan begitu, memerah sudah semua wajah [full name] hingga tak mampu ia tahan bahkan ditutupi lagi.

.

.

.

fin.

terimakasih yang sudah membaca sampai sini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

terimakasih yang sudah membaca sampai sini!

maaf kurang sesuai ekspetasi alias kurang nganu ya HAHA aku gak bisa bikin gituan :')

BTW, jangan lupa cek rhythm project yang lainnya ya!

rhythm project » hinata shouyo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang