IX

35 10 5
                                    










Sudah hampir dua minggu, Soora dirawat di rumah sakit. Ia masih belum diperbolehkan untuk pulang, karena ia masih butuh pengawasan dokter dan perawat, terapi juga masih ia butuhkan pada matanya yang kini tak normal lagi juga untuk kesembuhan kakinya.

Soora juga kerap ketika tengah malam mengamuk, kecelakaan itu membuat kesehatan mentalnya sedikit bermasalah. Pernah suatu saat ia menangis keras bahkan berteriak, ia terbangun dari tidurnya karena mengalami mimpi buruk yang membuat ia menangis ketakutan. Beruntung pihak rumah sakit tak memindahkan ia ke rumah sakit jiwa. Karena ia hanya mengalami trauma, tak sampai gila.

Pagi ini, suara gemericik air terdengar dari dalam kamar mandi. Seseorang tengah mandi saat ini, ia memejamkan matanya menghirup aroma sabun, menikmati mandi dengan tenangnya  hingga sebuah suara merusak ketenangan nya tersebut.

Tokk tokk tokk

"Hyung, apa kau masih lama didalam?" Suara yang tak lain adalah milik Vante.

Yungi yang sedang mandi itu menghela napasnya lantas menjawab "Iya masih lama" dengan nada sedikit kesal.

"Ayolah hyung, tidak bisakah kau sedikit lebih cepat? aku benar benar kelaparan saat ini" Vante yang berdiri didepan kamar mandi tersebut berbicara dengan tangan kanan yang memegang perutnya, menahan lapar.

"Tidak bisa dipercepat, durasi mandiku sudah ditetapkan dalam jangka waktu seperti ini" Yungi berucap dengan dongkol yang singgah dihatinya.

"Baiklah aku akan memasak sendiri kalau begitu".

Yungi terdiam sesaat,
Tunggu? dia bilang memasak sendiri?

"Yakk!! tunggu disana! baiklah akan ku percepat mandiku,aku yang akan memasak, dan jangan coba coba mendekat kearah dapur!!" Yungi berteriak setelah itu, Yungi tau jika Vante itu bodoh dalam hal memasak maka dari itu ia memerintah Vante untuk tidak mendekati dapur karena ia tak ingin dapur nya hangus dibakar oleh pria bermarga Kim tersebut.

Menyegerakan mandinya lantas setelah itu ia keluar dari kamar mandi. Ia mendapati sosok Vante tengah berdiri beberapa langkah dari pintu kamar mandi, dengan tatapan lugunya menatap Yungi.

"Sedang apa kau disitu?" Yungi bertanya sembari mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

"Kau menyuruhku untuk menunggu disini tadi" jawab Vante dengan lugu yang masih nampak diwajahnya, membuat Yungi ingin gemas namun mengapa orang itu harus Vante yang malah membuatnya menjadi sebal setengah mati.

"Hentikan tatapan itu, menggelikan" setelah berucap begitu, Yungi melangkah meninggalkan Vante yang masih diam dalam posisinya.

"Loh? bukannya malah terlihat menggemaskan?" pikir Vante, yang kemudian menggelengkan kepalanya "Biarlah, terserah mayat hidup itu mau bilang bagaimana, yang penting aku menggemaskan" berucap demikian lantas melangkahkan tungkainya menyusul Yungi.

*****

Vante tengah melaksanakan tugasnya setelah selesai makan, yaitu mencuci piring. Sudah tugas wajib baginya semenjak tinggal dikediaman milik Yungi.

"Setelah ini jangan lupa mencuci baju dan bersihkan lantai rumah" Yungi berucap ketika melewati Vante. Yah, bukan hanya mencuci piring saja sih. Pekerjaan rumah semua diserahkan Yungi kepada Vante, walaupun Vante bodoh dalam memasak namun ia pandai dalam melakukan pekerjaan rumah, sehingga Yungi mempercayakan kebersihan rumah padanya.

Menoleh kepada Yungi, lantas Vante bertanya "Hyung, tak boleh kah aku ikut?".

Yungi menghela napasnya, selalu pertanyaan itu yang keluar dari mulut milik Vante ketika ia hendak pergi kerumah sakit.

La Perfection De L'amour [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang