IV

37 10 6
                                    









Pusing sekali rasanya.

Itulah yang Soora rasakan saat ini. Perjalanan udara satu jam lebih ternyata membuat Soora mabuk udara. "Ternyata bisa sepusing ini, astaga" rutuk Soora dalam hati sembari memijat kepalanya.

Pagi ini, Soora dan Vante telah melakukan perjalanan menuju pulau Jeju. Dan disini lah mereka berada sekarang, di Pulau Jeju. Dengan sedikit kendala, Soora mengalami mabuk udara setelah melakukan penerbangan.

"Apa pusing sekali?" Vante berjongkok didepan Soora, yang saat ini tengah duduk di bangku yang ada di bandara tersebut.

Soora menjawabnya dengan anggukan, "Ini hiruplah" Vante menyodorkan satu botol minyak kayu putih pada Soora. Menerimanya lantas mendekatkan bagian tutupnya pada bawah hidungnya. "Ahh begini lebih baik" ucap Soora setelah menghirup aroma minyak kayu putih tersebut.

"Aku akan mengambil koper dan tas milik kita, kau duduk saja disini" setelah mengucapkan hal tersebut Vante pun lekas berjalan menuju tempat pengambilan barang.

Menunggu beberapa menit, Soora dapat melihat Vante tengah berjalan kearahnya dengan tangan kiri menyeret koper berwarna hitam yang diatas nya juga terdapat tas berukuran sedang. "Kajja, Aku sudah memesan taksi yang akan membawa kita menuju penginapan " Vante berucap setelah ia sampai di depan Soora, lalu meyodorkan tangan kanannya untuk Soora genggam.

Menerima tangan Vante, Soora pun berjalan beriringan dengan kekasihnya. "Pelan pelan, jangan terburu buru" Soora berucap pelan dengan tangan kirinya menahan lengan Vante untuk jalan perlahan. "Ah Mian, aku terlalu bersemangat sepertinya" ucap Vante lalu menyeimbangkan jalannya dengan Soora.

Setelah sampai dimana taksi yang Vante pesan tadi terparkir, Vante menyerahkan koper yang ia bawa pada supir taksi untuk dimasukkan kedalam bagasi. Lalu setelah itu Vante masuk ke dalam taksi menyusul Soora yang tadi sudah terlebih dahulu masuk.

Setelah duduk disamping Soora yang kini tengah terduduk lemas, Vante pun menepuk pundaknya. Mengerti akan maksud Vante, Soora pun menyenderkan kepala nya pada bahu Vante. "Seharusnya tadi sebelum terbang kau minum obat anti mabuk terlebih dahulu" ucap Vante sembari mengelus rambut Soora. "Itu karena kita terburu buru tadi" jawab Soora.

Vante memberi tahu alamat penginapan mereka pada supir taksi setelah supir tersebut masuk kedalam mobil dan menanyakan tujuan mereka. Dan Soora pun terlelap di bahu Vante setelah beberapa saat mobil tersebut berjalan.

Vante tersenyum simpul melihat sang kekasih sudah terlelap lalu memalingkan wajahnya guna melihat pemandangan diluar jendela mobil. Keadaan di dalam taksi hening, namun suara sang supir taksi memecahkan keheningan tersebut.

"Apakah kalian pasangan baru menikah?" tanya sang supir dengan senyum diwajahnya.

"Ahh, bukan kami hanya sepasang kekasih" jawab Vante dengan kekehan ramah nya.

"Kupikir kalian pasangan baru menikah, serasi sekali" ucap sang supir sambil melirik spion mobil untuk melihat wajah Vante, tak lupa dengan senyum yang masih ada diwajahnya.

"Doakan saja secepatnya kami akan menjadi pasangan baru menikah" ucap Vante. Sang supir menanggapinya dengan terkekeh.

Sisa perjalanan menuju penginapan dihabiskan oleh Vante mengobrol ringan dengan supir taksi tersebut. Sesekali Vante tertawa menanggapi lelucon sang supir yang sudah tumbuh beberapa helai uban di kepalanya. Sedangkan sang kekasih tetap terlelap di bahu nyaman milik Vante.

Setelah perjalanan yang lumayan panjang sekitar 30 menit, mereka pun sampai pada tujuan. "Soora-ya bangun" Vante menepuk pelan pipi sang kekasih. Mata Soora pun terbuka perlahan "Sudah sampai ya?" tanyanya setelah mengerjapkan matanya beberapa kali.

La Perfection De L'amour [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang