VII

35 9 0
                                    










Vante sedari tadi melirik ponsel nya terus menerus. Pagi tadi kekasihnya tidak menelponnya sama sekali, barang mengirim pesan pun juga tidak. Dan sekarang jarum jam telah menunjukan angka satu, itu artinya sudah lewat jam makan siang.

Pagi tadi Vante sudah mencoba untuk berpikir bahwa mungkin kekasihnya sedang sibuk, namun hingga saat ini kekasihnya tak memberi kabar sama sekali.

"Ada apa? apakah terjadi sesuatu?"

Vante berucap dalam hati sembari mengusap wajahnya dengan gusar, berkali kali juga hati nya tak merasakan ketenangan. Namun kali ini ia mencoba untuk berpikir positif lagi.

"Kekasihmu belum juga menelponmu?"

Seorang lelaki yang umurnya lebih muda dua tahun dari Vante, bertanya sembari meniup kopi panas ditangan miliknya. "Belum" Jawab Vante dengan tangan kanan menopang dagunya lalu jari jari nya menutupi bibirnya.

"Cobalah kau bertanya pada Ibu hyung, kau bilang ibu kalian dekat, ibu pasti memiliki nomor ponsel ibu kekasihmu itu, kau bisa menghubunginya lewat ibunya" ucap Pria tadi, ia adalah adik tiri Vante.

"Ah, kau benar" lantas setelah berucap demikian Vante segera menemui sang Ibu yang sedang membaca sebuah majalah dikamarnya.

"Bu, apa kau memiliki nomor ponsel Ibu Han?" tanya Vante melongokkan kepala di celah pintu. "Ada, kau ingin memintanya?" jawab dan tanya sang Ibu. Vante menjawabnya dengan sebuah anggukan. "Ini, ada di ponselku, cari saja atas nama Ibu Han" Sang Ibu lantas memberi ponselnya pada sang anak.

Setelah Vante berhasil menemukan nomor yg dicari, segera ia mengirim nomor tersebut ke ponsel miliknya lalu melakukan panggilan.

Menunggu beberapa saat, lalu sebuah suara yg tak lagi asing muncul menyapa rungunya.

"Halo? siapa?"

"Ibu Han, ini aku Vante"

"Ah Vante, bagaimana kabarmu?"

"Baik bu, Ibu bagaimana?"

"Aku juga baik, ada apa kau menelponku?"

"Ah begini, Soora sedari tadi tidak mengabariku, apa terjadi sesuatu?"

Setelah menanyakan hal tersebut, hening sesaat. Lalu Ibu Han menjawab,

"A- ah, iya disini baik baik saja, ponsel milik Soora hilang kemarin jadi mungkin karena itu ia tak menghubungimu"

Ada nada gugup di dalam suara Ibu sang kekasih, lantas ia melanjutkan

"Maaf nak, aku sedang memasak kau bisa menghubungiku lagi nanti"

"Ah baiklah, maaf telah menganggu acara memasak bibi"

"Tidak apa, kututup ya".

Lantas setelah Ibu Han berucap demikian, panggilan itu pun terputus.

Vante menghela napasnya panjang, lantas menjatuhkan dirinya ke ranjang empuk miliknya. Hatinya sedikit tenang, walau hanya suara dari Ibu sang kekasih yang ia dapat, setidaknya ia tahu kabar bahwa disana baik baik saja.

*****

Sudah lima hari belakangan ini hati Vante gundah bukan main, ia masih belum mendengar suara sang kekasih. Hanya suara dari Ibu Han saja yg ia dapat,

"Soora sedang di butik saat ini"

"Ah, Soora sedang keluar dengan Eunji"

atau "Maaf nak, Soora sudah tertidur"

La Perfection De L'amour [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang