II

70 13 6
                                    






Bagi hidup Soora, bahagia itu adalah ketika orang orang disekitarnya bahagia melihatnya. Ketika ia melihat seorang anak kecil tersenyum melihatnya, sungguh hati nya berdesir membuat ia turut tersenyum. Ketika sang ibu tersenyum bahagia karena Soora berhasil mendapat juara satu di kelas nya, hal itu turut memberi kebahagiaan di hatinya. Ketika Vante tertawa karena hal bodoh yang tidak sengaja ia lakukan, seperti saat Soora lupa menaruh ponsel nya kemudian mencari di penjuru rumah padahal ponsel itu sendiri ada ditangan kiri nya, hal itu benar benar membuat Vante tertawa lepas menertawakan kebodohan kekasih nya sendiri. Memang dasar kekasih durhaka, tetapi hal itu juga membawa kebahagiaan tersendiri dalam dirinya. Melihat Vante tertawa lepas membuat ia benar benar bahagia, karena hal itu menandakan Vante senang dengannya, walaupun dengan hal bodoh yg ia lakukan tetapi Soora senang akan hal itu.
         
Seperti pagi ini, Vante tengah duduk di kursi teras rumah, sambil tersenyum menopang wajah nya dengan tangan,memandang sang kekasih yang sedang menyiram bunga di halaman rumah.

Soora menyadari sebenarnya, ingin ia menoleh untuk menyuruh Vante berhenti menatap seperti itu. Tapi ia urungkan niatnya sebab hal itu juga seperti euforia bagi dirinya sendiri, dan Soora menikmatinya.
         
Usai menyiram seluruh bunga di halaman rumah, Soora mematikan keran lalu menyabut selangnya. Menggulungnya asal lalu berjalan menuju samping rumah yang terdapat akses jalan menuju belakang rumah.
       
"Kemarikan selangnya, biar aku yang bawa" Vante mendadak muncul disamping Soora dan membuat ia sedikit terkejut.
       
"Tidak usah, kau duduk saja" Soora hendak berjalan lagi. "Aku tidak menerima penolakan" mengambil paksa selang ditangan Soora, Vante pun berjalan mendahului Soora.
Menyunggingkan senyumnya,Soora menggelengkan kepalanya.
       
Sesampainya di halaman belakang rumah, Vante memasangkan selang pada keran yang terdapat di halaman belakang.

"Kau sudah mandi?" masih dalam posisi berjongkok Vante menoleh pada Soora.
     
Menggelengkan kepala sebagai jawaban, Soora kemudian bertanya "Kenapa memangnya?". Hening beberapa saat, hingga kemudian Vante menoleh dan menyemprotkan air kepada Soora.
    
"Hey apa yang kau-" belum selesai Soora berprotes, ia mendapat serangan lagi dari Vante. Tertawa lepas kemudian Vante berlari menjauh sambil membawa selang yang panjang itu. "Heyy kemarikan selangnya!" Soora hendak berlari mengejar Vante, kemudian ia menemukan sebuah ide.
     
Berjalan masuk ke dalam rumah, membuat Vante melihatnya heran. Tak lama kemudian Soora keluar sambil membawa se ember penuh dengan air tak lupa gayung nya.
    
"Wah kau ingin perang denganku?" Vante bertanya dengan raut wajah sedikit mengejek, yang berhasil membuat Soora semakin jengkel. Tanpa aba aba, Soora mengambil satu gayung berisi air lalu melempar air tersebut kepada Vante yang berdiri tak jauh dari sana.
    
Vante sudah berusaha menghindar tapi percuma air tersebut telah mengenai badannya. Hingga akhirnya mereka saling melempar dan menyemprotkan air, membuat tanah di belakang rumah menjadi becek.
    
Saat Soora tengah mengambil air lagi dengan gayung nya, tiba tiba sebuah lengan besar telah merengkuhnya dari belakang. Kekehan Vante terdengar jelas di telinga Soora. Lalu kemudian Vante mengarahkan kepala selang ke atas, menciptakan air seperti hujan. Astaga romantis sekali.
    
Tetapi keromantisan itu tak berlangsung lama, keromantisan itu berakhir setelah sebuah cubitan mendarat di tangan Vante.

"Akhh kenapa kau mencubit ku?" menjatuhkan selang, Vante melepas pelukan. "Jahat sekali kau ini, sudah mencubit, merusak momen romantis pula" Vante mengelus tangannya yg terkena cubitan.
    
"Hukuman karena telah membuatku basah kuyup" Soora membalikkan badan mengahadap Vante. Menatap Soora sebentar, lantas Vante tidak membuang kesempatan.
    
Grebb. Menarik Soora masuk kedekapannya lalu Vante menguncinya. "Dapat" lantas setelah berkata demikian terbitlah box smile khas milik Vante.
 
"Kau pikir aku apa? ikan?" Soora mengalungkan tangannya pada leher Vante."Buronan hatiku" jawaban Vante berhasil membuat tawa Soora pecah. "Kenapa kau tertawa?" Vante menatap Soora.
    
"Tidak, hanya lucu saja" Soora menjawab dengan sisa tawanya. "Siapa yang lucu? aku?" Vante masih menatap Soora. "Tentu saja, siapa lagi" Soora tersenyum. Menjawabnya dengan terkekeh kemudian Vante mengeratkan dekapannya.
    
"Lihat, kita jadi basah kuyup" Soora berkata sambil memperhatikan baju mereka. Dengan wajah menjengkelkannya Vante menimpali "lalu?".

La Perfection De L'amour [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang