"Kau yakin tidak ingin kuantarkan pulang? Hari sudah gelap sayang,"
"Tidak usah dad, Aku tidak ingin merepotkanmu. Lagipula, Apa kata karyawanmu ketika mereka melihat kita berjalan beriringan?" Tanya (Namakamu) dengan lembut. Iqbaal hanya terdiam mendengar ucapannya.
"Dad..." (Namakamu) mengelus pipi iqbaal, "Aku akan baik-baik saja.. Percayalah!" Ia tersenyum manis.
Iqbaal menghela nafasnya seraya tersenyum simpul, "Baiklah, Ayo.." ia merangkul wanita itu lalu mereka berjalan dikoridor menuju Lift berada. Ditengah perjalanan menuju Lift mereka bercanda gurau seperti Biasa diselingi kecupan singkat.
"Ohiya dad kau belum menceritakan padaku perihal..." Ucapan (Namakamu) menggantung membuat iqbaal memiringkan kepalanya sedikit, Bukan untuk mencium ya!
"Perihal apa sayang?"
(Namakamu) menggigit bawah bibirnya, Ia ragu untuk melanjutkan ucapannya. Ia bahkan mengeratkan tangan kanannya yang berada dipinggang iqbaal. Tapi, jika tidak ditanya ia kepo juga. "eum... perihal... I-istrimu. Maksudku.. Kenapa kau---"
"Mencintaimu?" Iqbaal terkekeh geli, "Tidak ada alasan yang pasti kenapa aku bisa sangat tertarik olehmu.." Lanjutnya diakhiri mencubit gemas dagu (Namakamu) membuat wanita itu terkekeh.
"Lantas... Kenapa kau bisa berpaling padaku? Aku yakin istrimu itu sangat cantik. Dan memiliki tubuh yang indah tentunya," Ujarnya sembari menatap pada iqbaal. Kini mereka sudah masuk kedalam Lift lalu iqbaal menekan tombol lantai 1. "Ya.. kau benar. Tapi Leony itu," Iqbaal memasang wajah masamnya ketika harus membayangkan wajah istrinya itu. "Sangat menyebalkan sekali. Apalagi disaat pernikahan kami sudah memasuki tahun ke-10."
"Begitu ya?" (Namakamu) mengangguk paham. "Apa usia kalian sama?"
"Tidak.. Dia lebih muda 5 tahun dariku."
(Namakamu) hanya membentukkan bibirnya huruf O. Tiba-tiba saja ide nakal muncul diotak cantiknya. "Tapi..." tangan kirinya ia gunakan untuk mengelus dada bidang iqbaal disertai senyuman menggoda. "Disaat kau dan juga Leony sedang diatas ranjang, Apakah rasa menyebalkan itu menghilang?"
"Sorry... Apa maksud mu?"
(Namakamu) mendecak sebal, "Tidak usah dijawab!"
Iqbaal tertawa kecil, "Kau ini cepat sekali marah," Ia mengecup gemas pipi (Namakamu). "Tidak dapat dipungkiri, Rasa menyebalkan itu hilang seketika."
(Namakamu) menoleh cepat dengan tatapan sedikit terkejut, "Benarkah?" Iqbaal mengangguk mantap. "Jika seperti itu, Pasti kau lebih suka---"
"Aku lebih suka beradu dengan mu. Rasa dan sensasinya sangat berbeda. Apalagi ketika mendengar kau mendes---"
Tring!
Lift berdenting otomatis pintunyalun terbuka baru sedikit terbuka, Iqbaal terpekik pelan ketika melihat siapa yang ada diluar sana. Segera ia melepaskan rangkulannya dari (Namakamu). Sementara (namakamu) yang melihat aksi aneh itupun segera bertanya,
"Kau kenap---"
"Anakku yohannes," bisik Iqbaal membuat (Namakamu) terpaku cepat. Ia segera bergeser kesamping kiri. Ia berusaha untuk memasang wajah sebaik mungkin ketika pintu itu terbuka lebar sempurna.
"Ayah? Ternyata kau sudah turun.." Ujar Yohannes ketika iqbaal keluar dari Lift. Sementara iqbaal hanya tersenyum kecil. Ia menoleh kebelakang yang dimana (Namakamu) masih berada didalam Lift itu. Haduh! Batin iqbaal. sepertinya dia belum menyadari untuk keluar Lift
Sementara (Namakamu) yang masih terdiam didalam Lift--pun masih memperhatikan antara Iqbaal dan Yohannes. Mulutnya terdiam baku. Memang benar-benar bibit bagus, Yohannes tidak kalah tampan dengan dad! Batinnya. Akhirnya iapun tersadar lalu melangkah keluar lalu ia terdiam lebih tepatnya berdiri tak jauh dari Iqbaal dan Yohannes
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐢𝐞𝐬𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
Художественная прозаPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) "𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐤𝐚𝐭 𝐡𝐚𝐭𝐢𝐤𝐮, 𝐊𝐞𝐜𝐮𝐚𝐥𝐢 𝐤𝐚𝐮 (𝐍...