Wax Our Area

4.5K 97 10
                                    

Sembari terbaring di sofa dengan paha iqbaal yang menjadi bantalan kepalanya. (Namakamu) tengah membuka website online shop di ponselnya yang menunjukkan pakaian bayi perempuan maupun laki-laki. Walaupun kandungannya masih 3 bulan, Namun ia sangat bersemangat untuk memilah dan memilih pakaian untuk anaknya nanti.

Suaminya itu berkutat fokus pada laptopnya bertelanjang dada. Padahal AC aktif. Hh, aneh sekali.

"Daddy, Onesie ini lucu sekali bukan?"

Tepukkan ringan dari sang Istri mampu membuat Iqbaal yang tengah fokus dengan laptopnyapun harus teralihkan sejenak. Iqbaal memicingkan kedua matanya kala (Namakamu) menunjukkan sebuah foto. "Iya sangat. Tapi.. Bukankah warna biru dan gambar pesawat ini cocok untuk bayi laki-laki?"

"Memangnya kenapa?" (Namakamu) kembali menurunkan tangannya dan lanjut menscrolling ponselnya.

Iqbaal terkekeh kecil. Tangan kanannya tergerak untuk mengelus perut (Namakamu). "Setauku, Bayi perempuan itu cocok dengan warna pink atau ungu disertai gambar bunga rose ataupun pelangi."

Wanita itu mengeryit, "Bayi perempuan? Ck, tidak daddy.." (Namakamu) menatap pada Iqbaal yang ada diatasnya. "Anak kita pasti Laki-laki. Aku menginginkan bayi laki-laki."

"Kau menginginkan bayi laki-laki, Namun aku menginginkan bayi perempuan, Pasti dia akan secantikmu sayang." Ujar Iqbaal sembari mengelus pipi (Namakamu).

"Dan tentu, Jika dia laki-laki.. Dia pasti akan setampanmu daddy. Aku ingin dia tampan seperti muuuu.." (Namakamu) mengerucutkan bibirnya. "Aku fikir kita memiliki keinginan yang sama. Ternyata tidak!"

Iqbaal terdiam sejenak namun senyumannya tidak luntur. Ia mengelus wajah sang Istri dengan lembut. Kedua matanya teralihkan sejenak kearah tumpukkan pekerjaannya dan laptop. Ia berdehem. "Kenapa kau menginginkan bayi laki-laki, hm?"

Mendengar pertanyaan itu membuat (Namakamu) tersenyum manis. Ia mengenggam kedua tangan Iqbaal, Ia mengecup tepat di kedua telapak pria itu. "Karena.. Aku ingin anakku setampan dan sebaikmu sayang. Sama seperti Yohannes tentunya."

"Dan karena itulah, Kenapa aku menginginkan bayi perempuan. Aku sudah memiliki Yohannes yang memiliki ketampanan seperti Ayahnya ini. Jadi, Aku ingin bayi kita perempuan. Oke sayang?"

"Ck, daddyyyy!" Rengek (Namakamu) membuat Iqbaal melunturkan senyumannya. "Dia adalah anak pertamaku, Jadi aku mohon padamu.. Dont be selfish, okay?"

Iqbaal tersenyum kecil sembari menggaruk tekuknya sesaat. Walaupun keinginannya untuk memiliki bayi perempuan sangat besar. Tapi jika melihat keinginan (Namakamu) yang jauh lebih besar darinya, Tidak ada salahnya ia mengalah.

Benar apa kata (Namakamu). Bayi itu adalah anak pertamanya, Beda dengan dirinya yang sudah memiliki Yohannes. Iqbaal tentu menyetujui ucapan (Namakamu).

"Tapi daddy.." Sahutan (Namakamu) mampu membuat Lamunan Iqbaal terbuyarkan.

"Tapi kenapa sayang?" Iqbaal menatap (Namakamu) penuh cinta dan kelembutan.

"Jika kau.. menginginkan bayi perempuan," (Namakamu) tersenyum manis. "Apa salahnya aku menyetujui hal itu? Lagipun, Laki-laki maupun Perempuan sama saja. Aku menghormati keputusanmu sayang. Kau adalah Kekasih sekaligus suamiku yang paling aku sayangi." (Namakamu) mengelus rahang tegas Iqbaal.

"Aku mencintaimu daddy," Bisik (Namakamu).

Wanita itu menarik pelan leher Iqbaal agar mendekat kearahnya. Iqbaal senantiasa menuruti keinginan sang Istri. Mereka berdua sama-sama saling mengecup satu sama lain. Nafas keduanya memburu dan dapat dirasakan satu sama lain.

𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐢𝐞𝐬𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang