Pil dan Rasa kekecewaan

4.9K 146 8
                                    

"Bayar melalui kartu kredit atau cash?"

"Kredit saja." (Namakamu) merogoh dompet yang ada dalam slingbag nya, Setelah itu ia segera memberikan kartu ATM nya itu, Lalu ia ketik nomor PIN. "Terima kasih nona," (Namakamu) mengangguk lalu segera pergi dari Apotek. Setelah menutup pintu Apotek itu, ia menghentikan langkahnya sejenak. Kedua matanya melirik pada paper bag berukuran kecil yang ada digenggamannya. "Semoga ini menjadi keputusanku yang terbaik,"

Dia melangkah sembari memasukan paper bag itu kedalam slingbagnya, Namun karena keteledorannya ia tidak sengaja menabrak seseorang dari arah depan. Alhasil membuat ia maupun si korban? Terjatuh kebawah.

"Maafkan aku.." (Namakamu) segera membantu seorang wanita dengan perawakan hot mummy. "Kau tidak... apa-apa?" Tanyanya memelan diakhir. Ia cukup terkejut dengan seseorang yang ada dihadapannya ini.

"Tidak apa-apa, it's okay!"

(Namakamu) tersenyum cemas, "O-okay, Baiklah. Kalau begitu aku permisi---"

"Eh, tunggu sebentar..." Wanita itu mencekal lengannya sehingga membuat (Namakamu) harus mengundurkan niatnya. "Sepertinya aku pernah melihatmu dipostingan suamiku,"

"Astaga, Kenapa Leony harus mengingat wajahku? Apa yang harus aku lakukan?" (Namakamu) menelan salivanya, Ia lantas tersenyum tipis. "Ohya? S-suamimu siapa?" Oh ayolah, (Namakamu) sangat benci jika harus bersikap seperti orang bodoh seperti ini. Tapi ia sangat terpaksa.

Leony tersenyum manis, "Alex... Ugh-- maksudku Iqbaal Alexander. Kalian berteman 'kan? Sudah berapa lama? Kenapa kau bisa berteman dengan suamiku?"

Jantung (Namakamu) semakin panik saja ketika mendengar pertanyaan Leony. Kedua tangannya terasa dingin dan berkeringat. Leony terus saja memandang kearahnya. Huh! OKE (nam), Kau harus tenang. Tidak boleh terlihat panik. Keep calm!

"Eugh--- aku sedang ada urusan, Aku harus segera pergi. Maaf ya," Sesegera mungkin ia berjalan cukup kencang kala Leony memanggil kearahnya. (Namakamu) segera menghentikan taksi yang bertepatan sekali akan melewatinya. Disaat sudah berada didalam Taksi, ia menghela nafas lega.

"Untuk pertama kalinya," Desisnya pelan. Ia masih memasang wajah tegangnya. "U-untuk pertama kalinya, Aku berhadapan langsung dengan Leony. Untung saja aku tidak berucap yang aneh-aneh." Lanjutnya ia merogoh ponselnya, Ia akan menghubungi Iqbaal lalu ia menempelkan ponselnya ditelinga kanan.

"Dad, kau tau? Tadi aku tidak sengaja bertemu dengan istrimu." Jelasnya dengan wajah sedikit kesal.

"Istriku? Siapa? Kau?"

(Namakamu) terkekeh geli, "Tentu saja Leony, Kenapa aku?"

"Sejak dia menyelingkuhiku, Aku sudah tidak pernah menganggapnya Istriku lagi. Dan kau tau, Istriku sekarang dan selamanya itu hanya kau saja."

"Hm, iya dad. Terserah apa katamu. Tapi..." Keningnya mengeryit, "Kenapa Leony bisa mengingat wajahku ya? Salahmu juga dad, Kenapa kau harus memposting foto yang harus ada aku?"

"Tidak ada seorangpun yang berani melarangku untuk memposting apapun yang aku suka. Tak terkecuali kau,"

"Tapi kan akibatnya jadi rumit seperti ini dad, Leony bahkan menanyakan padaku, Kenapa aku bisa berteman denganmu, Untung saja aku bisa menghindar dengan cepat."

"Bisa kita lupakan Leony?"

(Namakamu) mengerucut sebal, Iqbaal sepertinya tidak suka lama-lama membahas perihal Leony. "Iya dad,"

"Kemarilah sayang, Aku rindu padamu." Pinta iqbaal dengan lembut. (Namakamu) mengeryit. "Kemana?"

"Kantorku, OK?"

𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐢𝐞𝐬𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang