PART 8

2K 179 9
                                    

Yonbin terganggu dengan bunyi getaran dari handphonenya yang dia taruh di saku celana cargonya. Padahal dia sedang pulas pulasnya tidur siang di sofa kantor.

"Uugh... ya?" Jawab Yonbin bersusah payah. Matanya bahkan belum terbuka, "ah, Ahjussi,"

...

"Mmm?" Jawab Yonbin lagi setelahnya.

...

Kepala Yonbin terangkat, "daerah A?"

...

Kini Yonbin menegakkan tubuhnya, "news?"

"Kami akan sampai 2 jam lagi. Kirimkan perkembangannya. Tanggal di sandi laptopnya. Jangan khawatir, aku percayakan padamu. Dah." Jelas Ahjussi Hans.

"Ha?" Yonbin cukup terkejut namun dia pun bangun dari sofa kemudian menuju komputernya.

Yonbin melirik ke tanggal yang tertulis besar di tempelan mading kantor, "5 Agustus 2015..." lalu mengetik di laman web pencarian.

Somi pelan pelan berjalan mendekati Yonbin yang sedang fokus dengan komputernya, "apa yang kamu lakukan?" Tanya Somi tepat di samping kepala Yonbin.

"KAMJAGIYA!" Seru Yonbin terkejutnya bukan main dengan kehadiran Somi yang begitu mendadak.

******

DUUUAARR!!!

Jennie dan Ahjussi Hans terkejut bukan main.

"Ah, sial!! Jangan lagii!!" Umpat Ahjussi Hans berusaha mengendalikan setir mobil dengan kecepatan cukup kencang. Ban mobil depan pecah sebelah. Akibat tidak bisa dikendalikan, akhirnya mobil menepi dan akhirnya satu bannya masuk ke dalam jalur selokan

"Haaaiissh..." Ahjussi memperhatikan ban mobilnya yang masuk ke selokan itu. Kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk memakai mobilnya untuk menuju daerah A dalam waktu dekat ini.

"Tinggalkan saja mobil ini." Kata Jennie ketika melihat Ahjussi bermuka gelisah.

"Mobil ini sangat spesial bagiku,"

"Kita bisa naik taksi saja," Jennie melihat keadaan jalan panjang yang lengang. Dia juga tidak yakin akan ada taksi yang lewat di sini.

"Taksi? Kenapa terburu buru? Kekasihmu tidak akan buru buru sadar juga."

Jennie terdiam mendengar Ahjussi. Ahjussi langsung tersadar dengan ceplas ceplos nya.

"Ah, mianhamnida..." ucap Ahjussi tulus.

Mendengar itu, Jennie justru termotivasi. Jennie buru buru masuk ke dalam mobil Ahjussi untuk mencoba menyalakan mobilnya.

"Hei, kamu mau apa?" Tanya Ahjussi melihat Jennie di depan kemudi.

"Tolong dorong, Ahjussi."

Ahjussi heran, "kamu bisa menyetir?"

"Aku punya SIM." Ujar Jennie yakin.

Baru saja dia men-starter mobil Ahjussi, tak lama dia kemudian dia memasukkan gear dan menge-gas kencang. Namun mobil tak bergerak.

"Hoy!" Cemas Ahjussi.

Jennie kemudian sembarangan menyalakan knop air dan windscreen wiper-nya. Ahjussi sampai terkena semprotan dari knop air itu.

"Yaa! Hentikan! Stop!" Ahjussi memaksa memasukkan tangannya dan meraih kunci mobil lalu mematikannya.

Jennie kecewa terhadap dirinya. Padahal dia ingin sekali segera sampai di daerah A dan menemukan jati diri Lisa yang sebenarnya. Dia menubrukkan kepalanya ke klakson yang ada di tengah kemudi.

TIIN!

"Haaiiisssh!! Aku jadi yakin SIM pun juga palsu!" Kesal Ahjussi dengan tingkah Jennie yang asal asalan.

"Ahjussi..." ujar Jennie kemudian, "apakah kamu pernah berharap agar tidak mengetahui kebohongan mantan istrimu?"

Ahjussi terdiam cukup lama, kemudian dia mengangguk yakin, "pernah."

Jennie juga merasakan hal yang sama. Dia juga tidak ingin ujung dari kebohongan ini memaksanya untuk berpisah dengan Lisa. Tapi bagaimanapun juga, Lisa adalah satu satunya orang yang bisa membuatnya seperti ini.

Jennie keluar dari mobil kemudian mencoba mengeluarkan mobil dari selokan dengan mengangkat bagian depannya.

"Jauh dalam hatiku, aku berharap dia tidak akan bangun lagi. Mungkin dulu dia juga tersiksa karena tidak bisa menceritakan yang sebenarnya." Ujar Jennie sambil terengah engah, "tapi aku malah..."

Ahjussi menangkap sedikit genangan di mata Jennie. Dia juga tidak bisa berkata apa apa. Melihat Jennie yang bersusah payah mengangkat bagian depan mobil, membuat Ahjussi tak enak hati.

"Yaa! Dasar merepotkan sekali!" Akhirnya Ahjussi turut mencoba mengangkat mobilnya. Dengan aba aba, mereka mengeluarkan seluruh tenaganya, namun hanya terangkat sedikit. Berulang kali mereka coba tapi tidak ada hasil yang berarti.

Ting!

Ahjussi melirik ke layar hp nya. Notifikasi dari Yonbin.

"Kiriman dari Yonbin. Semoga dia dapat petunjuk yang bagus."

Ahjussi men-scroll link berita yang dikirim oleh Yonbin. Dia cukup terkejut dengan headnews beritu tersebut.

"Pembunuh Ayah dan Ibu Kandung - Bunuh Diri. Saudara kembarnya menghilang. ?"

Ahjussi sekilas membaca artikel tersebut, kemudian menemukan kemungkinan nama asli dari Lisa.

Ahjussi menatap Jennie, "sepertinya, kita sudah menemukan nama asli Lisa. Dia... Panpriya Manoban."

Jennie menyimaknya.
P-Panpriya Manoban?

"4 tahun yang lalu, saudara kembarnya, Bambam Manoban membunuh kedua orang tua mereka, lalu bunuh diri. Sandi laptopnya adalah tanggal kematian mereka. Kekasihmu dinyatakan hilang pada hari itu." Ujar Ahjussi pelan pelan.

Ahjussi dan Jennie terdiam. Apa yang mereka temukan adalah hal yang tidak pernah diduga. Awalnya, mereka mengira bahwa Lisa berbohong bukan karena hal yang bermakna dalam seperti ini.

Dari kejauhan, terdapat mobil pick up akan melewati mereka. Ahjussi pun berinisiatif untuk menghentikannya dan meminta pertolongan agar mobilnya bisa diangkat ramai ramai.




OLA AMIGOS!
MAAF YA CERITANYA AGAK SINGKAT DI PART INI, DITAMBAH LAGI SLOW UPDATE!
SEMOGA KALIAN MASIH SUKA SAMA CERITAKU 🥺

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA
PLIS PLIS PLIS...
THANK YOU!!!

H E R   L I E S  [JENLISA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang