Part 1

8.8K 357 20
                                        

Jennie menengok jam di tangannya.

19.03.

Jennie pikir, mungkin Lisa masih di kantor. Jennie mendongak ke arah Mom nya yang masih memutar mutar matanya di daftar menu. Lalu Jennie menatap ke luar jendela yang ada di sampingnya. Lampu lampu sudut kota terlihat indah dari lantai 10 restaurant ini. Meski menyejukkan mata, tapi hatinya tak tenang.

"Apa kah dia akan datang?" Tanya Mom tanpa menoleh.

"A-ah, mungkin dia masih dalam perjalanan," elak Jennie menutupi kegelisahannya.

"Apa sebaiknya kamu meneleponnya?"

Jennie berpikir sejenak. Dia memang jarang menghubungi kekasihnya itu jika sedang kerja. Dia takut mengganggu kerjaannya.

Mom Jennie mengangkat kepalanya, "Jennie?"

Lamunan Jennie terbuyar, "ah, eoh, tidak usah. Sebentar lagi dia pasti akan datang," ujarnya dengan senyum terpaksa. Mom Jennie menangkap kekhawatiran anaknya itu, tapi dia memilih untuk tidak memaksa Jennie lagi.

Lisa berjalan melewati taman, menuju sebuah gedung restaurant terkenal yang berada sekitar dua blok lagi. Dia melirik ke arah jam taman.

19.41.

Jennie sedikit kesal sekarang karena kini sudah pukul 19.44.

Mom menggenggam tangan kiri Jennie yang di atas meja, "Jennie, tidak apa apa. Mom akan pesan makanan dan membawanya pulang. Kita bisa makan malam bersama lagi di lain waktu."

Jennie menatap mata Mom nya dengan rasa bersalah, "maafkan Jennie karena sudah mengganggu waktu Mom,"

"It's ok, darl, Lisa sepertinya sedang banyak kerjaan,"

Jennie tidak bisa berkata apa apa. Karena sebenarnya dia juga tidak tahu apa yang terjadi dengan Lisa. Ini pertama kalinya dia terlambat datang.

"Baiklah, Mom,"

*****

Jennie membuka pintu apartemennya dan melirik ke dalam. Masih gelap. Tidak ada tanda tanda Lisa pulang. Jennie menghela nafasnya lalu masuk ke dalam. Menaruh high heels nya di samping sepatu kets yang sudah tua milik Lisa. Setiap kali melihat sepatu itu, Jennie kembali teringat pertemuan pertama mereka dulu.

.
.
/////
.
.

Kereta di hari Senin pasti selalu ramai. Ini menjengkelkan bagi Jennie, apalagi pagi ini dia bangun telat, akibat pesta minum yang diadakan oleh kantor sebagai perayaan untuknya yang berhasil mencapai target penjualan yang sangat luar biasa. Tidak mudah bagi orang baru yang masih sangat muda bisa mencapainya. Banyak orang yang sangat menyukainya. Bukan hanya karena pintar, tapi dia juga sangat cantik.

"Ah!"
Seseorang di samping Jennie berteriak karena ujung high heels Jennie menginjak kaki orang tersebut.

Jennie refleks mengangkat kakinya dan menoleh ke arah orang tersebut kemudian membungkuk sedikit, "mianhamnida..."

"Ah, tidak apa apa, hal ini sering terjadi saat berdesak desakkan," ujar orang itu.

TING TING TING TING!!
Bel stasiun menandakan kereta akan segera tiba. Kesempatan terakhir bagi Jennie di pagi ini.

Ketika pintu kereta terbuka, Jennie yang berbadan kecil tidak bisa menembus kerumunan manusia yang berdesakan dan akhirnya terhempas di barisan paling belakang. Seberapa pun kuatnya dia berusaha, dia tidak bisa sedikit pun melangkah masuk ke kereta.

H E R   L I E S  [JENLISA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang