Seorang anak menusuk kedua orang tuanya dengan pisau.
Diasumsi telah mengalami gangguan jiwa.
Seorang anak tidak dapat mengatasi depresinya.
Sang anak bunuh diri beberapa menit kemudian.
Kembarannya, seorang dokter, telah menghilang.
******
"Kalian berdua ada urusan apa di depan rumah itu?" Tanya seorang Ahjumma melihat Jennie dan Ahjussi Hans berdiri di depan halaman sebuah rumah putih, dengan nuansa vintage. Jika diperhatikan, rumah itu termasuk yang paling bagus di antara rumah yang lainnya.
Rumput dan tanamannya sudah menguning dan layu, menambah suasana sepi dan cukup mencekam dari rumah tersebut.
Jennie dan Ahjussi Hans menoleh ke arah Ahjumma yang terlihat seperti habis membersihkan taman rumahnya. Lalu Ahjussi mendekati Ahjumma tersebut.
"Ah, maaf, apakah benar ini adalah rumah dari Panpriya Manoban?" Tanya Ahjussi. Ahjumma mengamati dengan hati hati kehadiran mereka.
"Ada apa kalian mencarinya?" Tanya Ahjumma itu.
Jennie menangkap kecurigaan Ahjumma kemudian memutuskan untuk mendekatinya, "Dia sedang tidak sadarkan diri di rumah sakit, pendarahan otak. Tolong Ahjumma, dia adalah orang yang sangat berarti untuk saya." Pintanya.
Ahjumma menatapnya dan melihat ada ketulusan di mata Jennie, "benar, ini adalah rumahnya." Ahjumma menghela nafasnya.
"Terima kasih, Ahjumma." Ucap Jennie.
"Ikutlah denganku."
Ahjumma mengambil sesuatu di dalam rumahnya, lalu keluar mendekati Jennie.
"Aku pernah memotret mereka." Kata Ahjumma sambil memberikan dua lembar foto kepada Jennie.
Seorang Ayah yang terlihat berkebangsaan Barat, dan Ibu yang berwajah oriental asia Thailand. Di depan mereka ada Bambam, sedangkan Lisa di samping Ayahnya, sedang merangkul pinggang lelaki besar itu.
"Apa yang terjadi dengan keluarga ini?" Tanya Ahjussi.
"Bagiku mereka terlihat seperti keluarga yang baik baik saja. Ayahnya adalah seorang chef, dan Ibunya punya bisnis aksesoris di kota. Anak perempuannya adalah dokter bedah yang hebat. Saat itu dia melakukan perjalanan dinas selama dua bulan. Ibunya sangat ramah, begitupun dengan Ayahnya. Tapi Bambam, anak laki lakinya memang cukup pendiam. Saya jarang bertemu dengannya."
.
.
/////
.
.Bambam berjalan dengan tatapan kosong ke depan. Dia mendongak ke atas, tidak ada bintang. Sepertinya langit sedang mendung dan tidak lama lagi akan hujan.
Ahjumma mendapatinya sedang melewati depan rumahnya, "Ah, Bambam, kenapa jalan jalan di tengah malam seperti ini?" Tanyanya sambil menaruh sekantong sampah di depan rumahnya.
Bambam hanya menoleh ke Ahjumma lalu berlalu begitu saja. Ahjumma dibuat bingung olehnya.
"Ada apa dengannya?" Gumam Ahjumma.
******
Lisa pulang dari perjalanan dinasnya yang panjang. Dia telah menghadiri seminar seminar kedokteran di kota sebagai nara sumber.
Lisa menggoyangkan payungnya yang basah karena hujan, lalu masuk ke dalam rumahnya yang sudah cukup gelap karena sudah tengah malam. Dia rasa semuanya telah tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
H E R L I E S [JENLISA]
غموض / إثارةCOMPLETED ‼️🔞🔐 ADA INDIKASI MATURE CONTENT Aku habis nonton film dari Jepang. Filmnya sangat menginspirasiku buat nulis cerita ini. Semoga kalian suka.