O6. Him!

11.2K 624 58
                                    


Jaemin tetap berjalan dengan riang sambil terus menyeruput kopinya, hingga hampir saja kepalanya terbentur pohon kalau saja tidak ada yang menahan kepalanya dengan tangan.

Jaemin terkejut lalu menatap orang tersebut. Ia membelalak lucu sampai orang yang juga sedang menatapnya itu terkekeh gemas.

"Hati-hati kalo jalan." ucapnya lembut.

"Kok muka kamu ga asing?" Jaemin mengerutkan alisnya lalu mengelilingi orang itu.

"Hahaha ini aku Na, Renjun."

"Ah! renjunie?!" Renjun mengangguk lalu merentangkan tangannya untuk memeluk pemuda pecandu kopi itu.

Dengan semangat, Jaemin pun memeluk pria yang tingginya hampir sama dengannya itu antusias, "Junie kemana aja, Nana kangen."

"Ga kemana-mana kok, kan aku disini." Renjun meletakkan telapak tangan kecilnya di dada Jaemin, yang membuat pemiliknya tersenyum manis.

Akhirnya mereka berdua pun mencari bangku kosong dan menempatinya. Mereka bercerita segala hal dengan antusias apalagi Jaemin.

Renjun adalah mantan kekasihnya waktu mereka masih menginjak di bangku SMA. Renjun sangat amat menyayangi Jaemin, begitu pula sebaliknya. Tapi takdir berkata lain, mereka harus berpisah karena kepindahan Renjun yang secara mendadak ke China. Mau tidak mau mereka harus mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.

"Junie.."

"Iya, Na?"

"Maafin Nana." cicitnya sembari memainkan ujung kemejanya.

"Iya aku udah tau kok, kamu sama Mark kan?" Jaemin mengangguk kecil lalu memeluk Renjun.

Renjun dengan sigap menerima lalu mengelus punggung si Na pelan. Tanpa mereka sadari, ada orang yang sedang mengabadikan momen mereka.

Mereka yang tidak sadar terus melanjutkan aksi memeluknya, hingga Renjun merasakan pundaknya basah.

"Nana? kenapa nangis?"

"Nana ga bisa jaga hati buat Junie, maaf."

Renjun tertawa kecil, "Gapapa Nana, kamu sama Mark baik-baik ya? aku udah mau pulang nih. Kamu mau dianterin?"

"e-engga usah deh, rumah Nana udah Deket kok. Junie duluan aja." ucapnya sambil mengusap air matanya.

Renjun mengusak rambut Jaemin gemas, lalu melambaikan tangan dan berlari kecil ke mobil yang sudah menunggunya.

"Junie baik, pasti dapet pacar yang baik juga."


-It's Not Like That-


Sebelum Jaemin pulang ke rumah, seperti biasa Ia akan pergi ke tempat pemakaman terlebih dahulu. Setiap hari Ia selalu rindu dengan orang yang sangat tulus menyayanginya.

"Nenek, apa kabar?"

Jaemin berjongkok lalu meletakkan sebuket bunga yang tadi sempat Ia beli waktu perjalanan ke pemakaman.

Pemuda itu dengan telaten membersihkan debu yang menempel di batu nisan. Sesekali terisak karena jujur Ia sangat merindukan neneknya. Hanya neneknya lah yang mengerti perasaannya.

"Nana tadi bertemu Junie nek! Nenek ingat? dia yang dulu gendong Nana waktu Nana terjatuh di rel kereta api." Jaemin tersenyum.

"Sekarang dia sudah sukses nek, Nana bangga." lanjutnya.

Setelah lama berbincang sendirian dengan batu nisan, Jaemin berdiri lalu membungkuk memberi salam sebelum berjalan pulang. Hatinya merasa tenang setelah mengunjungi neneknya.


-It's Not Like That-



"Aikoo~ Nana pulang!"

Tidak ada sambutan, mungkin tertidur, pikirnya.

Jaemin berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Ketika akan mengambil gelas, tiba-tiba ada suara barang jatuh dari kamarnya.

Jaemin takut? tentu saja. Tapi Ia memberanikan diri untuk mengecek, barangkali itu anjingnya yang sedang bermain.

"Aiko?"

Jaemin terus berjalan hingga berhenti di depan pintu kamarnya. Sebelum membukanya, Ia mendekatkan telinganya ke pintu dan tidak ada suara apa-apa.

Dengan keberanian yang memuncak, Jaemin membuka pintu kamar secara perlahan.

"Aik- ASTAGA AIKO!!"

Jaemin berlari lalu bersimpuh memangku anjingnya yang berlumuran darah. Jaemin tidak peduli walaupun Ia sangat takut dengan darah, yang terpenting adalah anjingnya sekarang.

Jaemin menjerit bahkan menangis, sayangnya sudah dipastikan kalau anjing itu sudah mati karena sayatan yang begitu dalam di bagian perutnya.

"Hiks! Aiko.. Gamau, jangan tinggalin Nana."

Jaemin berhenti menangis dan merendam semuanya di dalam hatinya, hingga tiba-tiba ada suara kekehan di pojok ruangan itu.

Jaemin menoleh dengan cepat dan langsung membelalak,

"K-kak Mark?"







To be continue !

udah update yaa😊

makasih yang masih selalu dukung cerita ini! maaf kalo alurnya ga jelas.. hehe

papaii

It's Not Like ThatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang