🔞⚠️•
Hotel yang dipesan oleh Jeno sekarang menjadi saksi bisu akan malam pertama mereka. Sebelumnya mereka sudah merencanakan ini semua. Mereka berdua, dalam kesadaran yang penuh, membuka pintu hotel VIP yang berada di pojok lorong. "Jeno, aku haus." ujar Jaemin membuka percakapan antara mereka.
"Wanna drink?" Jeno tersenyum jahil menatap wajah Jaemin yang sudah mulai kesal.
"Aku mantan bartender kalo kamu inget, Jeno Lee." Mereka berdua tertawa bersama. Berjalan ke arah jendela yang menampilkan pemandangan malam kota Busan. Hingga mata kedua insan itu tidak sengaja bertemu. Semakin dalam tatapan mereka, jantung mereka juga berdetak semakin cepat.
Perlahan Jaemin mendekatkan wajahnya ke wajah yang sedikit lebih tinggi darinya. Berjinjit dengan kaki kecilnya, memegang kedua pundak suaminya, lalu mengecup pelan bibir Jeno.
Merasa tidak ada jawaban dari Jeno, Jaemin membuka matanya lalu menjilat bibir Jeno hingga basah. Jeno menaikkan kedua alisnya, menatap kedua mata suami kecilnya yang sayu. Jeno kemudian mencium bibir Jaemin dengan tergesa-gesa, sedikit napsu, hingga sangat memperdalam ciumannya.
Jaemin yang kalang kabut berusaha mengimbangi lumatan Jeno. Ia belum terbiasa, Ia hanya pernah berciuman— lebih tepatnya hanya kecupan bibir secara singkat. Dan sekarang Ia meremas baju bagian dada Jeno sambil memiringkan kepalanya untuk semakin memperdalam ciumannya.
Keduanya mulai memejamkan mata, menikmati setiap lumatan. Tangan Jeno meraba pinggang kecil Jaemin, memasukkan tangannya ke kemeja yang Jaemin pakai lalu mengusap punggung Jaemin dengan gerakan seksual. Sang pemilik melenguh merasakan sensasi tersebut. Jaemin melepaskan ciumannya terlebih dahulu, menatap Jeno yang juga bernapas secara tidak teratur.
Jaemin menarik tangan Jeno, mengajaknya ke ranjang big size yang sudah disediakan. Ia sedikit mendorong dada Jeno agar berbaring ke ranjang itu. Jeno cukup terkejut atas tingkah Jaemin yang— binal?
"I want me on top."
Jeno bersorak dalam hati.
-It's Not Like That-
"Ahh! Jenohh it's so deeph I can't—"
Jaemin terus menggerakkan pinggangnya diatas Jeno. Dengan bertumpu pada dada Jeno, Jaemin dengan lincah bergerak keatas dan kebawah. Meskipun dalam desahannya berkata demikian, tapi tidak ada sama sekali tanda-tanda akan berhenti.
"Rghh fuck Na Jaemin." Jeno mengerang begitu Jaemin memulai pelepasannya. Sedangkan Jeno belum sama sekali, karena gerakan yang Jaemin buat itu sangat brutal.
Dengan gerakan cepat, Jeno membalikkan tubuh mereka hingga Jaemin berbaring dan Jeno yang berada diantara kaki Jaemin. Kemudian Jeno melebarkan paha Jaemin bersiap untuk menggempur lubang suaminya habis-habisan.
Jeno menggerakkan pinggangnya dengan tempo pelan, sedikit menyiksa dirinya sendiri dan Jaemin. Jaemin yang sangat geram, mencakar lengan Jeno dengan kukunya yang lumayan panjang.
"Jeno, cepetin!" pinta Jaemin dengan sedikit membentak.
Jeno langsung mempercepat tempo mereka, menusuk anal basah Jaemin hingga menemukan titik dimana hanya kenikmatan yang Jaemin rasakan, bukan rasa sakit.
"AHH! anghh Jeno Jenooh Jen- ahh! enakk!" racau Jaemin. Air mata Jaemin sedikit keluar, wajahnya memerah seperti kepiting rebus, bola matanya menggulir ke atas. Sungguh pemandangan yang sangat indah menurut Jeno.