O8. Stranger

14.8K 714 87
                                    


Dengan pandangan yang samar-samar, Jaemin melihat seseorang berpakaian serba hitam datang menghampirinya kemudian menegakkan tubuh Jaemin lalu menarik kepala si Na dan memeluknya dengan erat.

"Tenang, udah ada aku disini."

Jaemin bernafas lega, akhirnya ada orang yang menolongnya. Tapi bagaimana nasib Jaehyun itu? dan siapa orang yang sedang dipeluknya?

Baru saja Jaemin ingin melepas pelukan itu untuk melihat siapa orang yang menolongnya, orang itu langsung menutupi mata Jaemin dengan dasi kemudian menggendongnya secara brydal style.

Tidak memberi kesempatan Jaemin untuk melihat wajahnya.

"P-permisi.." panggil Jaemin disela perjalanan orang itu yang membawa Jaemin entah kemana.

Pria itu hanya berdehem.

"B-bapak siapa? Terus kak Jaehyun tadi gimana?" tanyanya penasaran membuat pria yang menggendongnya menghela napas panjang.

"Anggap aja aku utusan Tuhan yang datang menolong kamu. Orang itu mungkin udah mati." jawabnya enteng.

Jaemin diam, masih penasaran dengan sosok yang menolongnya. Dan tunggu, bukankah Ia tidak mengenakan apapun?

"Permisi.."

"Hmm?"

Jaemin mengeratkan pelukannya pada leher pria itu, "N-nana belum pakai baju.."

"Udah ada jaketku." jawabnya santai.

"Eum.. Bagian kaki?"

"Ga ada."

Tubuh Nana tersentak kemudian Ia menggoyang-goyangkan kakinya.

"Bukan kakinya yang ga ada, tapi ga ada penutupnya."

"O-oh.."

Pria itu terkekeh. Sukses membuat jantung Jaemin berdebar kencang. Padahal hanya sebuah kekehan.

"Bentar lagi sampai kok."

"Dimana?"

Pria itu memasukkan Jaemin ke mobilnya, menyamankan posisi pemuda Na itu sampai dirinya terlihat sangat nyaman.

Kemudian mobil itu melaju dengan kecepatan sedang.

Jaemin tidak bisa berpikir jernih sekarang, apa Ia diculik om-om? dan menjual organ tubuhnya ke luar negeri? tapi itu tidak mungkin. Jelas-jelas orang ini menolongnya dan sangat baik padanya. Tapi, kenapa matanya harus ditutup?

Ah, Ia kan mempunyai tangan, tapi tangannya sangat mati rasa karena sabuk yang melilitnya. Jadi Jaemin tidak bisa apa-apa sekarang.

Mobil yang melaju selama beberapa jam itu kini berhenti di suatu tempat. Kemudian pria itu menggendongnya lagi dan memasuki sebuah tempat yang Jaemin tidak ketahui dimana. Jaemin terlelap? tidak. Ia masih bertanya-tanya sekaligus takut kalau dirinya akan benar-benar dijual ke luar negeri.

"Mata kamu gak sakit kan?"

Jaemin menggeleng pelan.

Pria itu masih membawa Jaemin ke tempat yang lebih dalam, tiba-tiba Jaemin merasakan dirinya di baringkan di tempat tidur yang sangat nyaman.

"Kamu disini dulu ya, nanti ada nenek cantik yang merawat kamu."

Lagi-lagi Jaemin dibuat penasaran, dan setelahnya hanya kaki yang melangkah menjauh yang di dengarnya.

"Nek, aku minta tolong rawat Nana untuk beberapa hari ya. Tapi jangan beritahu kalau aku yang membantunya. Bisa?"

Jaemin mendengar ucapan pria itu samar-samar.

Tidak ingin membuat dirinya stress, akhirnya Jaemin memilih untuk memejamkan matanya.


-It's Not Like That-


Lenguhan pemuda bersurai pink menggema di ruangan bercat serba biru itu. Jaemin membuka matanya pelan, ah penutup matanya sudah dilepas. Dan Ia sudah memakai baju.

"Saking nyenyaknya kamu tidur sampai waktu nenek ganti bajumu, kamu gak bangun sama sekali." katanya sambil tertawa.

Jaemin mengerutkan alisnya, "Nenek siapa?"

Nenek itu tersenyum, "Panggil saja nenek Lim, tubuh Nana sudah enakan?" Nenek Lim berjalan pelan ke arahnya lalu duduk di sisi ranjang itu.

Jaemin mengangguk canggung.

"Gak usah malu-malu, anggap rumah sendiri. Lagi pula nenek tinggal sendirian disini." ucapnya menenangkan.

Lagi-lagi Jaemin hanya mengangguk.

Nenek Lim tersenyum hingga matanya menyipit lalu mengambil mangkok berisi bubur dan menyuapi Jaemin pelan-pelan. Jaemin pun menerimanya dengan baik, orang tua tidak akan bisa ditolak kalau sudah begini.

"Eum.. ini dimana Nek?"

"Busan."













To be continue !

Diriku sudah update~

Alurnya jelas kah? Maaf kalo gak jelas 😅

tebece or end?

papaiii

It's Not Like ThatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang