10. Meet

3.1K 232 0
                                    


Sampainya di supermarket yang berada di seberang hotel ternama, Jaemin dan Jeno masuk dengan Jeno yang ada di belakang Jaemin. Seolah bodyguard yang sedang mengawasi tuannya. Jaemin sebenarnya tidak ingin membeli apapun, ia tidak ingin kembali merepoti Jeno. Hanya saja ia ingin keluar dan melihat keadaan kota Busan yang tidak jauh berbeda dengan di Seoul.

"Beli apa aja yang kamu mau, Na." Jaemin hanya bersenandung ria, sekilas ia melupakan do'a yang dipanjatkan tadi karena keantusiasannya dan pertama kali keluar dari rumah. Jaemin tidak mengindahkan Jeno yang sedikit kewalahan di belakangnya.

Kemudian jalannya berhenti yang membuat Jeno bertanya, "Kenapa?" Jeno melihat apa yang Jaemin lihat, dengan cepat Jeno membalikkan badan Jaemin lalu memeluknya erat. Jaemin terserang panick attack.

Tubuh kecil yang dipeluknya itu bergetar, nafasnya tidak karuan dan mulai menangis. Tangannya juga lemas. Jeno mengeratkan pelukannya sembari mengusap rambut Jaemin lembut.

"Gapapa, gapapa.. ada Jeno disini." kata Jeno menenangkan. Mencium pelipis si Na berkali-kali. Sebenarnya Jeno tidak berhak melakukan itu, tapi ini baru pertama kali Jeno melihat Jaemin panick attack. Lantas, Jeno membawa Jaemin keluar supermarket dan masuk ke dalam mobil.

"J-jeno."

"Iya, Jeno disini."

Jeno memberi Jaemin air mineral agar paniknya sedikit mereda. Tangan mungil milik Jaemin memeras kuat kemeja putih Jeno, ia berusaha berbicara. "J-jaeh.."

"Dia gak bakal berani nyentuh kamu lagi, Na."

Ya, yang dilihat Jaemin di supermarket itu adalah Jung Jaehyun yang dulu pernah hampir melecehkan Jaemin dan membunuh anjing kesayangan Jaemin. Entah sejak kapan pria itu berada di Busan. Yang membuat Jaemin bingung adalah Jaehyun tidak mati padahal yang Jaemin ketahui Jaehyun sudah ditembak oleh Jeno.

"Jeno.."

"Hm, kenapa?"

Jaemin menatap Jeno dalam, mengusap air matanya kasar lalu melepaskan remasannya dari kemeja Jeno, kemudian membenarkan duduknya. Jaemin sudah mulai tenang.

"Kenapa dia masih hidup, Jen?" tanyanya dengan suara yang sedikit bergetar.

"Aku nembak tulang belikatnya, bukan jantungnya. Aku pikir dia bakal di tangkap polisi, tapi ternyata dia lebih gesit dari yang aku kira." ucap Jeno menjelaskan. Jaemin mengangguk lemah.

"Pulang aja, Jeno."

Dengan sigap, Jeno menghidupkan mobilnya dan tidak lupa memasang seatbeltnya dan milik Jaemin. Ia mulai menjalankan mobilnya.

-It's Not Like That-


"Bang Jen, gue tau lo khawatir banget sama Jaemin. Tapi setidaknya beri dia kebebasan lah."

Itu Jisung, adik kelas Jeno dari zaman SD, sekaligus teman akrabnya. Sekarang Jeno berada di ruangan kerjanya. Setelah menyuruh Nenek Lim untuk menidurkan Jaemin, ia kemudian menelepon temannya itu untuk datang ke rumahnya. Menjelaskan setiap detail kejadian tadi siang.

"Dia lebih tua dari pada lo, Sung." Jeno menyatukan jemarinya lalu menjadikannya penopang dagu. Ia sedang berpikir.

"Iya iya, Bang Jaemin."

"Gue udah ngasih kebebasan untuk dia. Yah, kecuali keluar rumah sih. Tapi gue gak nyangka kalau bakal ketemu orang itu lagi. Lo gak mastiin dia masuk ke penjara?"

Jeno sedikit frustasi, menatap Jisung tajam karena mengira Jisung tidak baik dalam bekerja. Jisung memilih bekerja pada Jeno karena gaji yang diberi Jeno lumayan besar dan cukup untuk membiayai kuliahnya.

Jisung membalas tatapan Jeno, "Udah bang, sumpah! dia bakal dihukum mati dalam sebulan kedepan ini." katanya menjelaskan.

"Masa iya gue salah lihat? Nana aja sampai panick attack." Jisung mengendikkan bahunya, sembari membenahkan kacamatanya yang melorot.

"Bunuh aja, Bang." ucap Jisung dengan entengnya. Jeno tidak kaget, hanya sedang memikirkan rencana yang benar-benar matang untuk menyingkirkan Jung Jaehyun.

Masalah Jaehyun dengan Jaemin sebenarnya tidak begitu rumit. Dulu, ketika Jaemin masih lengkap dengan keluarganya, ia sudah terbiasa dengan tamparan Jaehyun. Yang menyebabkan Jaehyun menjadi seperti itu adalah Ibu dari Jaemin berselingkuh dengan Ayah Jaehyun hingga membuat keluarga Jaehyun berantakan. Jaehyun sangat ingin membalas dendam kepada Jaemin yang akhirnya Ia membunuh Nenek kesayangan Jaemin. Hal itu sangat membuat Jaemin terpuruk dan secara tidak sengaja pernah mendorong Jaehyun ke reruntuhan kayu yang dulunya adalah tempat mereka bermain di masa kecil.

Akibat dorongan tersebut, telapak tangan Jaehyun mengenai paku hingga benar-benar menusuk telapak tangannya. Jaehyun marah? tentu saja. Ia akhirnya memiliki dendam pribadi kepada Jaemin. Jaehyun mengincar Jaemin, mau itu di sekolah atau di tempatnya bekerja yang membuat Jaemin memiliki panick attack akibat seringnya ditampar oleh Jaehyun setiap kali bertemu.

Sekarang kembali pada Jeno dan Jisung. Sebenarnya Jeno tidak tahu-menahu permasalahan Jaemin dengan Jaehyun. Ia hanya ingin melindungi Jaeminnya.

FLASHBACK.

Seorang anak kecil pendiam berjongkok di bawah pohon beringin yang begitu besar, melihat sekumpulan anak seumurannya bermain dengan riang di taman bermain. Ia ingin bermain juga, tapi rasa takutnya begitu besar. Ia tidak begitu bisa akrab dengan cepat karena memiliki sifat introvert yang menurun dari mendiang Ibunya.

Dilihatnya anak kecil bersurai coklat gelap menghampirinya, tersenyum lalu jongkok di depannya.

"Kenapa gak ikut main?" anak kecil bernama Jeno itu menggeleng kecil. Ia terlalu takut. Merasa tidak menerima jawaban dari Jeno, anak kecil itu bertanya lagi, "Nama kamu siapa?"

Akhirnya Jeno buka mulut, memberanikan dirinya untuk menjawab. "Lee Jeno."

"Hai Jeno! Aku Na Jaemin. Panggil aja Nana~" Jaemin kecil tertawa renyah sembari menjabat tangan Jeno kemudian membawanya ke ayunan yang kebetulan tidak ada yang memakai.

Mereka bermain dengan bahagia, canda tawa pun terdengar layaknya dunia hanya milik mereka berdua. Jeno pun mulai nyaman dengan keberadaan Jaemin. Hatinya menghangat ketika melihat Jaemin tersenyum manis. Hingga tibalah saatnya mereka berpisah karena matahari sudah akan tenggelam.

"Nono, setiap setelah makan siang ayo main disini lagi! Besok Nana tunggu yaa!" Nono, panggilan baru dari Jaemin. Agar terdengar sama dengan namanya, katanya.

Akhirnya mereka berpisah. Dan sore itu menjadi sore awal dan akhir mereka bertemu.

FLASHBACK off.





To be continue.

halo guys! enjoy buat hari ini.

tetap jaga kesahatan yaa, cuacanya memang bikin sakit.

sampai jumpa besok ^^

;Gynminny.

It's Not Like ThatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang