“Cha, kalo mau fotokopi, bawa payung, lihat noh mendung!”
Ayesha yang menawarkan diri untuk fotokopi lembar angket, mengibaskan tangannya, “Gak usah, cuma 24 lembar, gak bakal lama.”
“Ngeyel amat sih lo, jingan,” Kimberly jadi pengin menjentul kepala Ayesha dari belakang.
“Mending gue langsung berangkat daripada kelamaan ngebanyol sama lo berdua, keburu tukang fotokopinya naik haji.”
“Anying lo, gue doain kejebak hujan biar tau rasa!”
🍒
Ayesha lupa kalau Kimberly itu hamba yang teraniaya.
Buktinya, doa Kimberly dikabulkan. Ayesha beneran kejebak hujan.
Mau lari nerabas hujan, tapi nanti fotokopian yang cuma diwadahi plastik beningnya bisa basah. Mau pinjam payung, gak ada.
Apes banget, mau nangis aja rasanya.
Ayesha menyimpan plastik berisi fotokopian di dalam pelukan, dia udah bertekad mau lari nerabas hujan sampai ke kelas.
Baru satu langkah, dia lihat sosok tinggi familiar tergopoh-gopoh menyeberang jalan dan mendekat ke arahnya.
Lah bentar. YA TUHAN, KOK IGITH?
“Sha, sini, keburu makin deres!”
Ayesha mau gak mau, akhirnya berteduh ke payung Igith.
By the way, payungnya warna pink. Anjir, payung siapa coba dicolong sama ini anak?
“Payung Arin nih udah cakep, gede lagi,” Igith tiba-tiba ngomong, konteksnya sama kayak pikiran Ayesha, “sini fotokopiannya biar gue aja yang pegang.”
Ayesha pun menyerahkannya pada Igith. Setelahnya, ia memberanikan diri untuk bertanya, “Lo... Ngapain jemput gue?”
“Gue?” Igith ketawa, “Males euy di kelas, pengen jalan-jalan.”
Oh, gitu doang.
“Bercanda,” Ayesha mendongak. Lah? Maksud?
“Gue mau nanya langsung sama lo tapi gak ada kesempatan kemarin-kemarin.”
Ayesha mencengkeram rok seragam, “Nanya apa?”
“Lo kok kayak berusaha ngehindarin gue belakangan ini ya, Sha?”
Bola mata Ayesha melebar, otomatis dia berhenti berjalan, bikin Igith juga ikut berhenti.
“Kita sekelas, lo dulu tuh biasa aja sama gue, terus tiba-tiba lo jadi aneh, dan sekarang lo ngehindar?”
“G-gue...”
“Gue bingung, Sha,” Igith mencengkeram payung, terdiam sesaat, lalu terkekeh, “anjay, ngomong apa sih gue? Lupain aja ye, Sha, yok dah lanjut jalan.”
Tapi setelah Igith berjalan lagi, Ayesha diam di tempat. Jadinya dia gak lagi terpayungi.
Igith kaget, baru mau jalan balik buat mayungin Ayesha, Ayesha malah lari nerabas hujan ninggalin Igith di belakang gitu aja.
Cowok itu juga gak ngejar, seolah tau barusan dia bikin kesalahan.
“Mau lo tuh apa sih, Gi? Harusnya gue yang bingung, kenapa malah jadi lo yang bingung?”
🍒
Alasan kenapa gue sedikit semangat untuk hidup: teaser New Moon
KAMU SEDANG MEMBACA
To Reach You | Mingi, Chuu ✔
Fiksi Penggemar❝ Katanya, ciri makhluk hidup itu salah satunya peka terhadap rangsang. Berarti, dia bukan makhluk hidup, dong? ❞ ¦ Published: 09-11-19 Republished: 07-10-20 Finished: 20-02-22 ☀ Summerlake series ©favorbitea
