"Bagaimana jika kita ke kantor dosen?" ajak Dita.
"Ya ampun yang benar saja, bukan kah sudah hangus," kata Soodam.
"Ah, bukan kau tentu belum tahu. Jika kantor dosen berada di tempat yang berbeda dari gedung ini. Hm mungkin belum hangus," sahut Somi.
"Baik baik, bawa kami ke sana," ucap Dita, sambil berjalan menuju tangga.
"Aku sedikit ragu, mungkin di sana terkunci." Somi berjalan mengikuti Dita.
"Baiklah, tidak apa apa bukan jika kita mencoba?" sahut Dita.
"Mobil ku masih di luar, apakah kau yakin, aku rasa nanti ada yang curiga," sahut Somi
"Tidak akan, bagaimana jika Soodam menunggu dalam mobil. Kau berjaga jaga, mana tau jika ada yang curiga kau lansung menancap gas dan menjemput kami," jelas Dita.
Soodam lansung menuju tempat mobil Somi terpakirkan, tentu saja kunci Somi sudah di berikan.
"Wah, Texas sangat panas yah." Dita mengibas tangannya, sambil berjalan mengikuti Somi.
"Aku harap Denise ketemu, aku sudah lelah ya ampun," kata Lea.
"Berhentilah mengeluh, mari kita bersabar," ucap Jinny.
"Jinny mungkin kau susul lah Soodam," sahut Somi.
"Ah baik, lagian aku bosan,"
Jinny berlari ke arah Mobil hitam Rolls-Royce nya Somi.
Ya tentu, Somi orang terkaya di Texas, walaupun tak sekaya selebriti. Tetapi di kalangan masyarakat, dia termasuk yang nomor 1.
"Huft!"
"Bisakah kau menutup pintu nya, jika nyamuk masuk bagaimana?" keluh Soodam.
"Ah sabar lah." Jinny pun menutup pintu mobil nya.
"Aku merasa aneh, entahlah tapi kenapa bisa bisa nya terbakar. Bahkan mahasiswa/i nya saja tak di selamatkan," ucap Soodam.
"Entah, kau bertanya pada ku. Aku akan bertanya pada siapa? Aku saja tak tahu," balas Jinny
"Ah, susah sekali berbicara dengan mu." Pada akhirnya Soodam mengfokuskan pandangannya ke arah depan sambil meletakkan dagunya di atas setir.
"Lihat ada seseorang di belakang," sahut Jinny menggoyangkan bahu Soodam.
"Hah!" Soodam lansung melihat ke arah spion tengah.
"Ya ampun, aku tidak pandai menghidupkan mobil semahal ini." Soodam kelihatan panik, saat beberapa motor sudah masuk ke dalam perkarangan luas tempat mobil tersebut berada.
"AHH BANYAK KALI BACOT KAU, CEFETANNNNNNNN." Jinny berteriak panik juga.
oke akhirnya bener saja, Soodam cuman bacot. Padahal mahir juganya dia.
"CEPATLAH KAU TELEPON TEMEN TEMEN YANG LAIN," pinta Soodam.
"ah, HALO!!! CEPETAN KELUAR MASUK KE MOBIL, KAMI UDH TUNGGU DI LUAR," teriak Jinny dari telepon lansung mematikannya sepihak.
Dita dan kawan kawannya lansung tau, kalo ada yang datang jadi buru buru naik ke dalam mobil setelah mobilnya sampai.
"Ada apa ada apa?" tanya Dita.
"Tidak kah kau lihat, ada beberapa motor yang datang, yang benar saja." Jinny menunjuk ke arah motor yang mengejar mobil mereka.
"Somi, kau tahu AKU TIDAK TAU JALAN DI TEXAS," teriak Soodam.
"YA AMPUN AKU LUPA AKAN ITU," panik Somi.
"Baiklah aku mengarahkan nya!"
"BELOK KANAN,"
"BELOK KIRI,"
"OH AYOLAH TETAP LURUS, DAN TANCAP LAH GAS NYA,"
"CEPATLAH, DI SANA TENTU ADA MARKAS MILIK BLACKYOUNG," sahut Somi.
"Apa?!" Lea sontak terkejut.
"Ah dengarkan aku saja," ucap Somi.
Akhirnya mobil mereka bergegas masuk ke basement markas milik BLACKYOUNG.
"Kau yakin di sini aman?" tanya Soodam.
"Tentu, banyak penjaga di sini. Bahkan mereka mengenal ku." Somi bergegas keluar dari mobil setelah sampai.
"Apa kita harus menunggu di sini?" tanya Dita.
"Tidak, kalian boleh keluar dan masuk bersama ku," ajak Somi.
"..... Nyonya Somi, baiklah." sahut beberapa penjaga.
"Em, apa yang terjadi," tanya Jinny.
"Kau akan tahu saat kita masuk," ucap Somi.
🌊🌊
"Selamat datang Nyonya." Beberapa penjaga menyambut kedatangan Somi.
Sontak saja Dita dan kawan kawannya, tak habis pikir.
"Bentar, ada ap--"
"Berhenti lah berbicara, mari kita masuk ke ruangan ku, dan aku akan menceritakannya,"
Menempuh 5 menit menuju kantor pribadi milik Somi, dimana gedung itu sendiri juga sangat luas.
"Hey, Somi kau tahu tidak, jika mobil mu lecet tadi," sahut Soodam.
"Ah biarkan, nanti jg akan di perbaiki,"
"Oke selamat datang," sahut Somi setelah sampai di kantor nya dengan segala interior putih yang di dominasi dengan kaca.
"Nyonya Somi selam--"
"Ada apa? Mereka adalah teman ku, dan entahlah mungkin kau juga mengenal mereka," ucap Somi, ketika melihat tingkah salah satu sekretaris nya.
Ya oke, Lea sungguh terkejut tak habis habis ekspresi terkejut nya saat mulai memasuki markas BLACKYOUNG. Di tambah, dia tahu siapa sekretaris pribadi Somi.
"Mina, Kau?"
"Ah, selamat datang." Mina memberikan senyumnya kepada ke 4 Wanita tadi.
"Ah ya, sudah kuduga kau pasti mengenal nya," sahut Somi.
"Ah iya, mereka adalah teman semasa SMA ku," jawab Mina.
"Teman, atau Musuh?" Lea menatap tajam ke arah Mina, sambil menyengirkan bibirnya.
"Ah, em.."
"Baiklah, keluar dari ruangan ku," pinta Somi kepada Mina.
Nah, sekarang suasana tinggal berlima.
"Jadi, yang sebenarnya adalah--"
"Berhenti, bagaimana bisa kau menjadi Bagian dari BLACKYOUNG?" tanya Lea.
"Tenang lah, aku baru saja menjabat menjadi kepala dari BLACKYOUNG. Ah dan itu permanen," sahut Somi santai.
"APA?!"
--
tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/229993164-288-k616241.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Girls! [SECRET NUMBER] ✔
Fanfic5 perempuan yang hidup bersama, dimanapun itu! Dan mereka satu sekolah. Menghadapi Badai Kehidupan secara bersama sama. Perjalanan kehidupan mereka berawal dari sekolah hingga menjadi mata mata secara mendadak menjalankan rencana, sekaligus membalas...