|11| Angry

1.4K 222 0
                                    


"Eoh, siapa yang membuat suara berisik di pagi buta?" guman seorang gadis yang masih nyaman bersembunyi dibalik selimutnya. Baru saja ia terbangun karena mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.

Ia lantas mendudukkan dirinya, berusaha mengumpulkan nyawa. Matanya terarah pada sebuah poster besar yang tepat berada di hadapannya.

"Selamat pagi, Oppa. Apa tidurmu nyenyak? Aah.. Tidurku sangat nyenyak hingga aku bermimpi kau menjadi milikku. Hahaha.. mungkin aku sudah gila." monolog Sooya sambil menatap poster itu.

"Iya.. kau memang gila, Sooya." sahut seseorang yang baru saja menyelesaikan kegiatan mandinya.

"Bagaimana bisa kau menganggap itu hanya mimpi? Itu benar-benar terjadi semalam." sambungnya.

"Apa yang kau maksud?" rupanya Sooya masih mengantuk.

"Heeseung benar-benar menjadi milikmu sekarang. Kalau tidak percaya, coba lihat catatan panggilan di ponselmu." dengan cekatan, Sooya meraih ponselnya yang berada di atas nakas.

"Woahh jinjja, Yuri?" seru Sooya.

"Sudah sana! Lebih baik sekarang kau mandi, agar pikiran mu lebih segar." ucap Yuri mendorong pelan tubuh Sooya ke kamar mandi.

Setengah jam kemudian, Sooya sudah siap dengan seragamnya. Ia segera turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama.

"Selamat pagi eomma, Yuri, Beomjin." sapa Sooya mendudukkan dirinya di kursi.

"Pagi, Sooya."

Mereka makan dengan tenang, sesekali Sooya mengobrol dengan Yuri dan ibunya. 15 menit kemudian mereka selesai makan. Sooya, Yuri, dan Beomjin segera berpamitan ke sekolah.

Selama di perjalanan, Beomjin menjadi irit bicara. Hanya ada suara Sooya dan Yuri yang tidak berhenti membicarakan apapun.

"Yuri, dia sedang apa ya sekarang?" tanya Sooya tiba-tiba.

"Siapa?"

"Heeseung Oppa."

"Kenapa kau tanya padaku? Tanya dia langsung saja."

"Aku takut mengganggunya."

Setelah berdiam lama akhirnya Beomjin ikut menyahut, "Kenapa kau memusingkan itu? Hubungan kalian hanyalah sebuah hadiah. Seperti hubungan kontrak, hanya 3 bulan. Jadi tidak usah berlebihan. Dia menurutimu hanya karena kau penggemarnya, bukan karena dia menyukaimu."

"A-aku pergi dulu, ada urusan dengan temanku." pamit Sooya mempercepat langkahnya meninggalkan Beomjin dan Yuri.

"Beomjin! Apa kau tidak sadar telah menyakiti hati Sooya?" tanya Yuri.

"Aku hanya ingin menyadarkannya." jawab Beomjin dingin.

"Tapi caramu itu salah. Secara tidak langsung kau malah merendahkannya." nada Yuri meninggi.

Beomjin kembali memikirkan perkataannya tadi, "Aish.. paboya! Aku harus meminta maaf padanya." sesal Beomjin pada dirinya sendiri.

"Memang seharusnya begitu. Tapi jangan sekarang, biarkan dia meredakan emosinya dulu." ujar Yuri mencegah Beomjin yang akan mengejar Sooya.

"Baiklah, terimakasih Yuri."

Mereka berdua kembali melangkahkan kaki ke ruang kelas masing-masing. Sooya dan Yuri berada di kelas yang sama, sedangkan Beomjin di kelas yang lain.

Begitu sampai di kelas, Yuri mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Sooya. Namun, ia tak menemukan gadis itu disana. Ia sangat khawatir, karena pembelajaran akan segera di mulai.

LIMERENCE [Lee Heeseung]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang