"Bagaimana fansign-nya?" tanya seorang lelaki sambil menyimpan ponselnya ke saku jaket yang ia kenakan."Ya seperti biasanya." jawab singkat gadis yang baru saja datang dengan senyum cerah.
"Kau senang?"
"Tentu saja Beomjin, apakah wajahku ini terlihat sedih?"
"Kau dapat tanda tangan semua member?"
"Ya! Berhentilah menanyakan hal yang tidak penting."
"Hahaha baiklah, mianhae Sooya."
"Hmm kau tak lapar? Ingin makan?"
"Bilang saja kau yang lapar. Yuk kita ke kafe biasanya saja, dekat dari sini." ajak Beomjin seraya meraih tangan gadis didepannya.
"Kau ini peramal atau apa? Bisa tahu kalau aku lapar."
"Pertanyaanmu menjelaskan kalau kau sedang lapar. Ah apa semua perempuan suka memberi kode daripada mengatakannya langsung?" tanya Beomjin penasaran.
"Mungkin. Perempuan itu egonya tinggi, jadi kau harus lebih peka. Kau harus cepat, sebelum orang lain mengambilnya." jawab Sooya yang membuat bingung Beomjin.
"Maksudnya? Aku tak mengerti sama sekali."
"Ah sudahlah lupakan."
Sooya mengakhiri obrolan karena sudah sampai didepan kafe yang mereka tuju. Beomjin mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat duduk yang kosong, dan matanya menangkap orang yang sangat ia kenal duduk sendirian.
"Yuri! Kau disini?"
"Ah hai Beomjin, Sooya." sapa seorang gadis menghentikan aktivitasnya.
"Kita duduk disini saja." kata Beomjin yang dibalas anggukan oleh Sooya.
"Jadi, bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Sooya.
"Aku ada janji dengan teman SMP ku, tapi dia membatalkannya karena ada urusan. Daripada kembali, aku makan disini sebentar. Untungnya ada kalian." jawab Yuri yang hanya dibalas anggukan oleh kedua sahabatnya.
"Kau mau pesan apa?" tanya Beomjin menatap Sooya.
"Seperti biasanya."
"Jadi, bagaimana fansign-nya Sooya? Kau bersenang-senang disana?" tanya Yuri mengawali obrolan.
"Aigoo, apakah kalian merencanakan pertanyaan itu? Tadi Beomjin juga menanyakan hal serupa."
"Terus aku harus menanyakan apalagi?" ujar Yuri.
"Iya benar. Tapi dia bilang itu pertanyaan tidak penting." bela Beomjin.
"Huhh aku bilang begitu karena ada sesuatu yang lebih penting bahkan sangat penting." ujar Sooya mulai serius.
"Hal penting apa?"
"Tebak saja."
"Kau mendapat teman fanboy?" tanya Beomjin.
"Bukan,"
"Kau memberi gombalan Heeseung mu itu?" tebak Yuri.
"Bukan juga,"
"Hmm kau bersalaman dengannya?" Beomjin ikut menebak.
"Lebih dari itu. Bahkan aku menusuk dimple Jungwon tadi."
"Jangan bilang kau menciumnya?!" ujar Yuri memberi tatapan menyelidik.
"Ya! Aku tidak segila itu. Mana berani aku melakukannya. Menatap matanya saja aku sudah gugup."
![](https://img.wattpad.com/cover/243939831-288-k667093.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE [Lee Heeseung]✔️
Fanfiction[ END ] Ini bukan cerita tentang penggemar yang tergila-gila pada idolanya, tetapi tentang seorang idola yang berjuang dalam penantian selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kembali hati sang penggemar. === #2 - heeseung #2 - heeseungenhypen #1...