"Sooya, apa kau akan tidur sepanjang hari?" tanya seseorang sambil menepuk pelan pipi seorang gadis yang sedang bergulung nyaman dengan selimutnya."Eung.. lima belas menit lagi, eomma. Aku rindu dengan kasurku."
"Tidak ada lima belas menit lagi. Kau harus bangun sekarang. Yuri dan Beomjin sudah menunggumu dibawah. Apa kau tidak ingin bermain dengan mereka?"
"Bermain? Aku bukan anak kecil lagi, huh." rengek Sooya semakin menenggelamkan dirinya.
"Ooh, sudah besar ya? Tapi bangun tidur kok masih dibangunkan eomma?"
"Aah, eomma. Baiklah, aku bangun sekarang."
"Bagus, sekarang kau cepat mandi ya. Eomma akan mempersiapkan sarapan." ucap ibu Sooya seraya mengecup puncak kepala putrinya.
"Nee,"
Dengan langkah gontai Sooya berjalan menuju kamar mandi. Ia masih sangat mengantuk, rasanya seperti hanya tidur selama lima menit. Sangat berbeda dengan kenyataannya yang tertidur dari jam tujuh malam sampai jam delapan pagi. Mungkin gadis itu terlalu kelelahan hingga tak menyadarinya.
Suara ketukan pintu membangunkan Sooya. Ya, gadis itu tertidur di kamar mandi.
"Sooya, kenapa lama sekali mandinya? Kau tidak sedang tidur kan?"
Ah, rupanya itu suara Yuri.
"Iya, sebentar lagi aku akan keluar." sahut Sooya dari dalam kamar mandi.
"Cepatlah! Atau aku dan Beomjin akan menghabiskan nasi goreng buatan bibi." ancam Yuri.
"Ya! Jangan dihabiskan atau aku akan menyembunyikan semua novelmu."
"Tidak akan bisa!" teriak Yuri yang berlari keluar dari kamar Sooya.
"Aish.. aku lupa membawa handuk."
Setelah selesai ganti baju dan merapikan rambutnya, Sooya segera menuju ke ruang makan. Seperti yang dikatakan ibunya, disana sudah ada Yuri dan Beomjin tengah menatap lapar makanan di atas meja.
Beomjin yang menyadari kedatangan Sooya mengalihkan pandangannya, "Huh, akhirnya tuan putri datang juga." Ledek Beomjin.
Sedangkan Sooya hanya menunjukkan cengirannya dan duduk di salah satu kursi yang tersisa. Sudah pasti itu adalah kursi tempat biasa ia makan empat tahun yang lalu.
"Sooya, kau masih lelah?" tanya Beomjin.
"Memangnya kenapa?" Sooya balik bertanya sebelum menyuapkan makanan terakhir ke mulutnya.
"Mau pergi keluar? Aku sangat rindu bermain bersama." sahut Yuri.
"Kajja! Tidak ada kata lelah untuk bermain." jawab Sooya dengan mata berbinar.
"Siapa tadi yang bilang sudah besar dan tidak mau bermain lagi?" kata ibu Sooya tiba-tiba berniat menjahili putrinya.
"Aah, eomma.. hentikan itu. Maksudku bermain bukan seperti anak kecil, tetapi pergi jalan-jalan bersama teman." ucap Sooya dengan nada kesal.
"Hahaha.. baiklah, maafkan eomma. Lebih baik kalian berangkat sekarang saja, sebelum matahari semakin terik."
Ya, di Korea sedang musim panas.
"Nee, eomma."
"Hati-hati ya.. Beomjin, tolong jaga Sooya dan Yuri."
"Tanpa disuruh, aku pasti akan menjaga mereka, bibi."
Setelah itu Sooya, Yuri, dan Beomjin berlalu menjauh dari rumah Sooya menuju halte bus. Sungguh, ini adalah momen yang paling dirindukan oleh Sooya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE [Lee Heeseung]✔️
Fanfic[ END ] Ini bukan cerita tentang penggemar yang tergila-gila pada idolanya, tetapi tentang seorang idola yang berjuang dalam penantian selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kembali hati sang penggemar. === #2 - heeseung #2 - heeseungenhypen #1...