"Eomma mau kemana memakai pakaian rapi?" tanya Sooya yang tengah menuruni tangga.
"Oh iya! Eomma lupa memberitahumu. Hari ini putri teman eomma menikah, jadi eomma akan hadir disana."
"Huh.. jadi aku sendirian disini? Sangat membosankan."
"Nanti malam kau akan kencan kan?"
"Kencan? Bersama siapa?"
"Siapa lagi kalau bukan Heeseung. Kalau begitu, eomma berangkat sekarang ya. Sepertinya sudah telat."
"Ah, nee eomma. Hati-hati dijalan."
"Kau juga."
Sooya mengambil beberapa camilan dan menghempaskan tubuhnya di sofa. Ia akhirnya teringat kata-kata Heeseung tiga hari yang lalu.
"Akhir pekan ayo pergi keluar bersama. Aku tak menerima penolakan."
Ah, bagaimana bisa ia melupakan itu. Lalu sekarang apa yang harus ia lakukan? Ia benar-benar enggan untuk bertemu lelaki itu lagi.
Karena larut dalam pikirannya, Sooya tertidur di sofa dengan tangan yang masih memeluk bungkus snack yang isinya masih tersisa setengah.
~
Sooya menggeliatkan tubuhnya karena merasa pegal. Ia mulai membuka matanya dan melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Rupanya ia tertidur cukup lama.
Sooya tertawa kecil menyadari dirinya tertidur dengan memegang bungkus snack. Setelah menyimpannya, perlahan gadis itu bangkit dan berjalan ke kamarnya. Ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu agar tubuhnya kembali segar.
Tak membutuhkan waktu lama Sooya sudah menyelesaikan mandinya. Ia memandang dirinya di depan cermin dengan bersenandung kecil sambil sesekali berpose layaknya seorang model. Gerakannya terhenti ketika ia menyadari sesuatu.
"Aish.. kenapa aku memakai pakaian bagus? Memangnya aku mau kemana? Ah sudahlah.. sesekali tak apa kan, memakai pakaian bagus dirumah?" monolog Sooya yang masih berdiri di depan cermin.
Setelah itu ia kembali turun ke lantai bawah dan menyalakan televisi yang ada di ruang santai. Tangannya sibuk mengganti channel televisi, tetapi tidak dengan pikirannya. Ia teringat dengan Heeseung lagi. Kehadiran lelaki itu benar-benar menimbulkan efek besar untuknya.
Entah dorongan darimana, Sooya melangkahkan kakinya ke arah jendela depan.
"Aish.. kau ini kenapa? Dia tidak akan datang, Sooya. Dia itu sibuk dan kau bukan siapa-siapanya lagi." setelah meyakinkan dirinya, Sooya berniat kembali ke ruang santai namun langkahnya terhenti karena suara bel.
Gadis itu berbalik arah dan terlebih dahulu mengintip siapa yang datang.
"Buka atau tidak ya? .. Ah buka sajalah. Aku hanya perlu berkata kalau aku sibuk dan tak bisa pergi bersamanya. Huh.. tenangkan dirimu, Sooya." batin Sooya.
Sooya menghembuskan nafas panjangnya dan membuka pintu itu.
"Sooya, annyeong." sapa seorang pria yang baru saja datang.
"Maaf aku sibuk." balas Sooya masih enggan menatap pria itu.
"Tapi kata eomma kau sedang bosan sendirian di rumah."
"Aah eomma.. kenapa tidak bisa diajak kerjasama." gerutu Sooya dalam hati.
Karena tak kunjung mendapat respon dari Sooya, lelaki itu melanjutkan kalimatnya, "Tidak lama kok, aku hanya meminta waktu mu satu setengah jam saja."
![](https://img.wattpad.com/cover/243939831-288-k667093.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE [Lee Heeseung]✔️
Fanfiction[ END ] Ini bukan cerita tentang penggemar yang tergila-gila pada idolanya, tetapi tentang seorang idola yang berjuang dalam penantian selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kembali hati sang penggemar. === #2 - heeseung #2 - heeseungenhypen #1...