"Alexandra Simon?" Tanya Vanya sambil mengerutkan dahinya.
"Yeah, kita hanya mengetahui namanya, bahkan Jack sendiri tak tau alamatnya atau bahkan nomor teleponnya." Jelas Five pada semua orang di ruangan.
"Bagaimana itu mungkin?" Tanya Diego.
"I have no idea, yang pasti kita harus segera mencari Alexandra, dia tersangka pertama kita." Jawab Five seperti biasa sambil menyeruput kopi hitamnya.
"Woohoo! Bermain polisi maling." Seru Klaus bercanda.
"Jack juga menjelaskan dia mempunyai rambut coklat, tingginya sekitar 170 cm, kulit hitam, dan dia berkerudung merah." Tambah Allison.
"Tunggu, aku rasa aku pernah melihat seseorang seperti itu." Sela Ruby.
Five meletakkan cangkirnya, "Kau serius?"
"Tapi aku sedikit lupa dimana aku melihatnya." Ucap Ruby sambil berusaha mengingat.
"Baik, setidaknya kita tau dia ada di kota ini, kita harus berpencar untuk menangkapnya." Ucap Luther.
Semua orang mengangguk kecil setuju.
"Oke tapi pertama, aku akan membeli sarapan, tetap disini." Ucap Allison dan segera menutup pintu kamar.
"Kita akan meninggalkannya bukan?" Tanya Diego.
"Yup." Jawab Five singkat.
Klaus meminum birnya singkat sebelum siap untuk pergi, namun Ben menahannya.
"Klaus!" Panggil Ben pelan.
"What?" Tanya Klaus dengan nada sedikit kesal membuat semua orang menoleh.
"Aku rasa aku pernah membaca koran dan menemukan Alexandra disana." Ucap Ben.
"Are you sure?"
"One hundred percent." Jawab Ben yakin sambil menganggukkan kepalanya.
Diego yang dari tadi sibuk memasang kemejanya mulai bertanya akibat penasaran.
"Ada apa?"
"Emm, Ben baru saja bilang dia pernah menemukan Alexandra di koran." Jawab Klaus.
Five mulai berdiri dari duduknya, "Koran apa?"
Klaus kembali menoleh ke arah Ben dan mendapati Ben menunjuk ke arah setumpuk koran di meja dapur.
"Disana." Tunjuk Klaus.
Vanya langsung menghampiri koran-koran tersebut dan memperiksa satu persatu. Yang lain langsung mendekat ke arah Vanya dan melirik semua koran yang Vanya ambil.
"Dapat!" Seru Vanya sambil menunjuk sebuah artikel koran.
Seorang perempuan kurang waras yang hampir melukai seorang anak kecil ditangkap di luar 1026 N. Beckley.
Itulah judul artikel yang mereka temukan ditambah dengan foto seorang perempuan berkulit hitam dengan rambut coklatnya ditambah dengan kerudung jubah merah yang menutupi ujung kepalanya.
"Ini dia, Alexandra Simon." Ucap Five sambil mengambil alih koran dari tangan Vanya.
"Aku dan Five akan pergi, kalian jaga Ruby dan kabari Allison." Ucap Diego disambut anggukan semuanya tapi tidak dengan Luther.
"Tunggu, aku juga ikut." Ucap Luther.
"No, lindungi Ruby." Tolak Five dan langsung bertelepotasi keluar kamar lantaran tak ingin mendengar keluhan Luther selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Them - TUA Fanfiction
Fanfic[END] /written when i was 14, cringe alert/ Ruby Stewart adalah seorang penulis novel terkenal. Di umurnya yang 30 tahun, ia ingin menulis buku tentang akademi yang sudah lama tidak terdengar bernama The Umbrella Academy. Akhirnya ia memutuskan untu...