E2 - 1963

452 72 7
                                    

Keheningan terjadi selama 40 detik. Semua berusaha mencerna apa yang pria tua itu katakan.

Ia mencuri sebuah koper dari The Commission untuk pergi ke 1963 dan meledakkan ruangan itu. Itulah yang pria tua itu katakan.

"Kita tak punya harapan." Ucap Five pasrah.

Ruby mulai membuka suara, "Why don't you just use your power? Vanya bilang kau bisa menjelajah waktu kan?"

"Excuse me, but who the hell is this woman?" Tanya Five tidak senang sambil berdiri dari sofa.

"Five, she's my friend, dia seorang penulis dan aku mengundangnya kesini untuk wawancara." Jelas Vanya pada Five.

"Yeah, yeah, siapapun dia, dia harus pergi." Ucap Five sambil membalikkan badannya dan menuju ke dapur.

"But Five, she's right, kenapa kita tidak menggunakan kemampuanmu?" Kini giliran Luther yang angkat suara.

"And stuck in the future for 35 years?" Sindir Five dari dapur, ia sedang menuangkan kopi ke sebuah cangkir lalu kembali ke ruang tamu.

"Kita tidak mengambil resiko." Lanjutnya lalu mulai menyeruput kopinya.

"You have a better idea?" Tanya Luther.

Five diam sejenak, terlihat kalah oleh perdebatan kecil ini.

"Well, actually we can try it." Ucap Five akhirnya.

"Dan bagaimana cara kita kembali?" Tanya Allison.

"Orang-orang yang ditugaskan untuk mencari kita membawa koper time travel, kita bisa mencurinya." Jawab Five disambut oleh anggukan serempak seluruh anggota.

Ia meletakkan cangkirnya dan mulai mengajak saudara-saudari nya untuk pergi ke halaman belakang. Allison tampak siap membawa koper coklat yang berisi perlengkapan mereka untuk ke 1963. Jika mereka berada di jalan, orang orang akan mengira mereka adalah sebuah keluarga yang akan pergi liburan bukannya sekelompok orang dari masa depan yang akan menyelamatkan dunia dari kiamat.

"Wait!" Teriak Klaus pada mereka.

Semua menghentikan langkah mereka dan berpaling melihat Klaus yang tampak memegang perutnya.

"I need to pee." Ucap Klaus dengan raut muka yang disengaja terlihat sedih membuat semua memutarkan bola matanya.

Setelah Klaus pergi semua balik untuk duduk di sofa dan menunggu Klaus.

"Why is she still here?" Tanya Five menunjuk ke arah Ruby.

"Mmm, boleh aku melihat kalian pergi?" Tanya Ruby dengan muka memelas.

Semua nampak setuju dan tidak keberatan dengan permintaan Ruby, tapi tidak dengan Five.

"No." Tolak Five singkat yang membuat Ruby memasang muka kecewa.

"Come on, Five, kenapa tidak?" Tanya Vanya yang tampaknya masih merasa bersalah terhadap Ruby.

"Bagaimana jika dia tertarik energi dan terjebak bersama kita?" Ucap Five pada Vanya yang membuat Vanya bungkam.

Semua terlihat setuju pada Five sekarang, mereka tidak ambil resiko. Dari raut wajah mereka, Ruby tau sudah tak ada kesempatan buat melihat hal besar itu.

"I'm sorry." Ucap Vanya pada Ruby.

Namun, Ruby pantang menyerah dan sangat ingin melihat keajaiban time travel itu.

"Five, please, aku ingin melihatnya, aku janji itu akan menjadi hal terkahir yang kulihat dan aku akan pergi." Ucap Ruby memohon.

Five terdiam mempertimbangkan hal ini. Dia sebenarnya sangat tidak peduli dengan gadis ini. Namun melihat adiknya, Vanya yang sepertinya juga bersikeras membiarkan Ruby untuk menyaksikan semua ini akhirnya ia membuat keputusan.

Stuck With Them - TUA FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang