Hari sudah menjelang malam, namun keluarga ini masih saja berkeliaran di trotoar yang kini sudah diterangi oleh lampu jalan.
Mereka kini melangkahkan kaki ke dalam toko emas itu dengan gelisah. Ya, kini mereka sedang berada di toko emas yang disebutkan oleh Ruby. Ternyata, tempatnya memang tak terlalu jauh.
"Excuse me, Sir, kami ingin tau kapan cincin ini dibuat." Tanya Allison sambil menyodorkan cincin itu ke penjaga toko.
Pria berkumis itu nampak meneliti cincin tua itu dan matanya langsung membelalak membuat mereka bingung.
"Astaga, ini adalah cincin buatan Jack Henderson, darimana kalian mendapatkan ini?" Tanya penjaga toko tersebut.
"Emm, warisan?" Jawab Allison sembarang.
"Warisan? Cincin ini dibuat 1 minggu yang lalu." Ucap penjaga toko yang membuat Allison membeku dan semua menahan tawa.
"Cincin ini hanya ada satu dan sangat mahal, sudah terjual beberapa hari yang lalu." Ujar si penjaga toko.
"Ku-kurasa ayah kami memberikan yang palsu." Ucap Allison sambil tersenyum gugup lalu mengambil cincin tersebut.
"Itu terlihat asli bagiku." Penjaga toko kini sudah akan meninggalkan mereka.
"Tunggu, dimana kami bisa menemukan Jack Henderson?" Tanya Five sebelum penjaga toko itu pergi.
"Jack Henderson biasanya ada di bar miliknya tiap hari Jumat, kurasa kalian bisa bertemu dengannya besok." Ujar si penjaga toko.
"Bar itu?" Tanya Vanya sambil menunjuk ke arah depan toko.
Penjaga toko hanya mengangguk. Bar yang ia maksud tepat berada di depan toko emas itu. Mereka semua bertatapan lalu mengangguk mengisyaratkan untuk pergi kesana.
-
"Maaf anak kecil tak boleh masuk." Ucap salah satu pekerja di bar tersebut sambil menahan Five dan Ruby yang ingin masuk ke dalam.
"Apa? Aku harus masuk, aku-"
"Sudahlah, Five, diam di luar dan jaga Ruby." Ucap Luther memotong perkataan Five sebelum dia mengamuk di bar.
"Fine." Five memutar bola matanya malas lalu pergi keluar bar diikuti dengan langkah Ruby.
Sedangkan yang lainnya mulai menanyakan beberapa pekerja tentang Jack Henderson.
"So, what you wanna do?" Tanya Ruby pada Five yang memperhatikan sekitar bar.
"Menerobos masuk." Jawab Five tenang sambil terus melihat jalan yang tepat untuk dia masuk.
"Apa? Kenapa tidak menunggu saja?" Tanya Ruby lagi.
"Karena aku tak mempercayai saudara saudariku." Jawab Five lagi dengan nada kesal.
"Kenapa kau tak bertelepotasi?"
"Well, apa kau bisa bertelepotasi?" Tanya Five balik.
Ruby kini baru menyadari bahwa ia memang harus tetap bersama salah satu anggota mengingat mereka adalah buronan The Commission.
![](https://img.wattpad.com/cover/249748924-288-k608569.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Them - TUA Fanfiction
Fanfic[END] /written when i was 14, cringe alert/ Ruby Stewart adalah seorang penulis novel terkenal. Di umurnya yang 30 tahun, ia ingin menulis buku tentang akademi yang sudah lama tidak terdengar bernama The Umbrella Academy. Akhirnya ia memutuskan untu...