"Bom sudah dilempar?" Tanya nya sambil membelakangiku.
"Sudah."
"Bagus, mereka akan lengah karena pengaruh bom itu."
Rencana liciknya sangat berhasil sejauh ini untuk menyingkirkan keluarga yang selalu menghalanginya.
"Tapi bukankah itu akan memperlambat mereka?" Tanyaku.
Ia tertawa kecil, "Aku hanya ingin mereka sedikit tersiksa sebelum kesini."
Aku tak membalas lagi. Bagaimanapun juga tugasku hampir tuntas. Baru saja ingin meninggalkan tempat itu, wanita itu bertanya lagi.
"Kenapa kau sangat lama?"
"Maaf, ada kendala." Ucapku menjawab pertanyaannya.
"Kau selalu bilang begitu." Dia mulai membalikkan badannya, memperlihatkan senyum mengerikannya.
"Hilangkan sentimental mu, jangan menjadi lemah." Tegasnya lagi membuatku hanya bisa menunduk merasa bersalah.
"Baik."
"Dan ingat," Ia mulai berjalan ke arahku, menuju ke bawah lampu remang-remang yang semakin memperlihatkan wujudnya. Tingginya hingga 2 meter, kulitnya se-merah darah, senyum liciknya sangat lebar dan mata besarnya hanya menunjukan rasa kebencian.
"Jangan kasihani mereka."
![](https://img.wattpad.com/cover/249748924-288-k608569.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Them - TUA Fanfiction
Fanfiction[END] /written when i was 14, cringe alert/ Ruby Stewart adalah seorang penulis novel terkenal. Di umurnya yang 30 tahun, ia ingin menulis buku tentang akademi yang sudah lama tidak terdengar bernama The Umbrella Academy. Akhirnya ia memutuskan untu...