"Dua kamar untuk Hargreeves." Ucap pria yang merupakan petugas motel tersebut.
"32 dan 34." Tambahnya.
Allison segera mengambil kunci tersebut dan mengucapkan terimakasih. Mereka akhirnya bergegas ke kamar nomor 32 dan 34. Motel tersebut memang besar dan murah seperti yang ada di poster. Namun mereka tak pernah menyebutkan bahwa motel ini bersih. Bisa dilihat banyak sekali ada sampah berserakan dimana-mana dan mereka 100% yakin akan ada banyak tikus di kamar mereka.
Setelah perjalanan melewati tangga yang super hening akhirnya mereka sampai di kamar mereka. Para wanita memiliki kamar nomor 34 dan para pria ada di kamar nomor 32.
Seperti dugaan, kamar itu tampak sangat dekil. Terdapat 2 tempat tidur besar di masing-masing kamar dan 1 kamar mandi yang memiliki bau pesing yang menyengat.
"Great." Gumam Allison saat memasuki kamar itu.
Mereka akhirnya memutuskan untuk membersihkan diri dari kotoran yang mereka dapat saat mendarat tadi. Allison membuka kopernya dan berniat mengambil beberapa pakaian, namun pandangannya teralihkan oleh 2 buah seragam Umbrella Academy, miliknya dan milik Five yang membuatnya bingung. Ia tak pernah memasukan seragam ini ke kopernya.
"Vanya, apa kau menaruh seragam akademi di koper?" Tanya Allison pada Vanya.
"Nope, tapi kurasa aku melihat ibu yang meletakkannya, aneh." Jawab Vanya sambil membersihkan tangannya.
Allison memasang raut wajah bingung.
"Well, whoever put this, kau bisa memakai seragamku, Ruby." Ucap Allison sambil menyerahkan seragam Umbrella Academy miliknya kepada Ruby.
"Yeah, you can't use that big sweater." Tambah Vanya dengan suara tertawa kecil.
Rubh hanya tersenyum dan menerima seragam itu.
WUSH!
Tiba-tiba Five bertelepotasi ke dalam ruangan yang membuat seisi ruangan terkejut.
"Jesus, Five! Use the god damn door!" Teriak Allison yang terkejut dengan kedatangan Five.
"Maaf, tapi kita harus menjalankan rencana sekarang." Ucap Five yang tiba-tiba serius.
"Like now?" Tanya Vanya.
"Yeah, kita tak punya banyak waktu." Jawab Five.
Vanya dan Allison saling bertatapan dan akhirnya menangguk.
"Oke, tapi sebelum kita pergi, ganti pakaianmu dulu." Ucap Allison sambil melempar seragam Umbrella Academy ke arah Five yang akhirnya ditangkap dengan baik oleh Five.
"Wait, kenapa kau bisa membawa ini?" Tanya Five yang sama bingungnya dengan Allison.
"I'm not, tapi Vanya bilang ibu yang menaruhnya, aneh ya?" Jawab Allison sambil merapikan kopernya.
Five tak menjawab karena kebingungan, namun ia tetap menerima seragam itu daripada harus mengenakan setelan besar yang ia pakai saat ini.
"Tunggu, rencana apa yang akan kalian lakukan?" Tanya Ruby yang sama sekali tidak mengetahui apa yang akan mereka lakukan di 1963 dari awal tiba.
"Stay here, don't go anywhere." Ucap Five sambil menatap Ruby lekat-lekat yang membuat Ruby hanya mengangguk patuh.
Mereka akhirnya pergi ke kamar 32, rapat keluarga.
-
"Klaus, is Ben here?" Tanya Five pada Klaus yang memakan salad buahnya di sofa.
"Yeah, dia disana." Jawab Klaus sambil menunjuk ke tempat tidur kosong di dekat lemari.
"Okay good, so now we're gonna-"
"Wait wait, bisakah seseorang mengingatkan ku apa yang sebenarnya kita rencanakan?" Ucap Klaus memotong perkataan Five.
Five menatap Klaus tak percaya.
"Dia mabuk saat kau menjelaskan seluruh hal kemarin." Ucap Diego memperjelas kenapa Klaus tak tau rencana yang sebenarnya mereka lakukan.
Five kini mendekati Klaus lalu mengeluarkan sebuah cincin emas dan melemparnya kepada Klaus, "Kita harus mencari tau siapa pemilik cincin tersebut."
"Di tahun 1963?" Tanya Klaus sambil mengamati cincin itu.
Cincin itu adalah cincin emas tua dengan batu ruby yang kini sudah ditutupi debu.
"Yes, all I know is Hazel dan Cha Cha dikirim ke 1963 untuk melindungi siapapun pemilik cincin itu." Jelas Five.
"Wait, Hazel dan Cha Cha itu.."
"Bekerja untuk The Comission." Sambung Diego menjawab kalimat Klaus.
Kini Klaus mengangguk-angguk paham yang disambut nafas lega semua orang.
"Ayo cari bajingan ini." Ajak Allison.
"Oke, jadi pertama kita harus-"
KLAK!
Lagi-lagi ada sesuatu yang menghentikan Five mengatakan rencananya. Suara botol yang terinjak terdengar tepat di depan pintu mereka. Seperti ada seseorang yang menguping. Diego langsung mengisyaratkan semuanya untuk diam.
"Hazel and Cha Cha." Bisik Diego.
Diego pun mempersiapkan pisaunya dan membuka pintu perlahan supaya pisau miliknya bisa terlempar. Baru saja pisau itu akan menancap ke dada siapapun orang yang menguping, terdengar suara bersin seorang gadis perempuan yang menyebabkan Diego mengarahkan pisaunya ke tembok secara tergesa-gesa.
"Shit!" Umpat Diego yang sudah sangat dekat akan membuat seorang gadis tak bersalah mati.
"I'm sorry, aku tidak bermaksud untuk mendengar rencana kalian, aku hanya bosan dan.."
"Stay inside." Ucap Five dengan tegas memotong ucapan Ruby.
Namun kini suara itu tak terdengar menyeramkan lagi bagi Ruby karena yang dikeluarkan adalah suara seorang bocah imut berusia 13 tahun.
"It's just, can I join? Aku bisa membantumu, aku pernah belajar tentang time.."
Belum sempat Ruby menyelesaikan ucapannya, Five sudah menutup pintu kamar mereka yang membuat Ruby diam.
"Kumohon, aku ahli dalam mencari informasi." Mohon Ruby sambil mengetuk pintu dengan cepat yang membuat seseorang membuka pintu itu.
"Fine, tapi ini hanya karena aku tak mau kau dibunuh Hazel dan Cha Cha." Kata Five yang membuat mata Ruby membelalak.
"A-apa?"
-
"Kurasa cincin ini sudah sangat tua." Ucap Ruby sambil memperhatikan cincin emas itu.
"Yeah, no shit, kita hanya perlu tau siapa pemiliknya." Celetuk Five yang sudah tak tahan ingin menjelaskan rencana yang telah ia rangkai dalam otaknya.
"How do we find out? Mencocokkan cincin itu ke seluruh jari manis warga seperti Cinderella?" Tanya Klaus sambil tertawa kecil.
"No you idiot, kita harus ke toko emas atau semacamnya untuk mencari tau kapan cincin ini dibuat dan siapa yang membuatnya." Jelas Five.
"Toko emas? Kurasa aku melihatnya ada di sekitar sini." Ucap Ruby seraya menoleh ke arah jendela.
Semua menoleh ke arah Ruby.
"Dimana?"
To be continued.
-
Jangan lupa vote dan comment! <3
Btw, bayangkan aja motelnya seperti motel Hazel dan Cha Cha di season 1 ya~
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Them - TUA Fanfiction
Fanfiction[END] /written when i was 14, cringe alert/ Ruby Stewart adalah seorang penulis novel terkenal. Di umurnya yang 30 tahun, ia ingin menulis buku tentang akademi yang sudah lama tidak terdengar bernama The Umbrella Academy. Akhirnya ia memutuskan untu...