Dalam Gelap

6 4 0
                                    

_Ga semua cinta yang bisa membuatku bahagia termasuk saat aku mencintainya dan saat dia melepaskanku adalah luka terbesar bagiku_
Rania Liany Nesha

Prangg

Sebuah gelas pecah dihadapanku, aku melemparnya dengan sekuat tenagaku

Adakah yang bisa menghentikan rasa patah ini?

"Gue bodoh banget sih! Mau aja gitu jadi wanita terbodohnya,,,, gue benci gue sendiri!  Gue benci"

Aku tetap menatap kedepan, betapa bahagianya aku saat bersamanya dan betapa terlukanya aku saat dia berkata ingin melepaskanku.

Sudah dua bulan dia pergi dan tak lagi ada pertemuan antara aku dan dia, tapi dia hadir tanpa rasa dosa dihadapanku bahkan juga berniat melamarku

Lupakah dia aku sudah sangat muak melihat wajahnya.

"Sayang! Kamu kenapa? Buka pintunya nak...kamu kenapa?"itu suara Mama

Aku tau pasti Mama akan merasa kecewa denganku

Aku tak menghiraukan panggilan itu, saat ini aku tau kamarku berantakan dan sangat gelap...

Seperti luka hatiku yang kembali ternganga lebar karnanya.

Brakkk

Aku menengadah keasal suara, disanalah sebuah kepanikan terpancar dari wajah kedua orang tuaku dan juga kakakku Bang Rafi dan Kak Rafna.

"Dek kamu kenapa? "tanya Kak Rafna khawatir

Diamlah yang menemaniku saat ini,

"Anak Mama kenapa?  Ada apa sayang cerita ya sama Mama"

Mama menarik lenganku dan menjauh dari sana, tentu saja dengan rambut acak acakan tanpa hijab.

"Sayang cerita yah sama Mama"ujarnya

Aku memandang taman yang indah ini penuh bunga yang bermekaran berbeda dengan hatiku yang penuh kesuraman

"Tapi ada syaratnya"

"Apa? "

"Mama ga boleh marah, dan ini rahasia kita berdua ya"aku nekat dengan membuat persyaratan

Mama mengangguk saja,
"Ga jadi ih"ucapku membuat Mama menatapku tajam

"Eits ga boleh marah donk! Kan tadi Mama udah janji"ucapku dengan senyuman kemenangan

'Biar ini jadi ceritaku Ma,,, Mama ga perlu tau, Tapi suatu saat pasti tau'batinku

"Kamu kuliah hari ini? "tanya Mama padaku mungkin ia mengerti bahwa ada beberapahal yang Mama ga perlu tau.

"Iya Ma"jawabku

"Sana Mandi! Biar Mama yang beresin kamar kamu"ujar Mama dengan langkah gontai aku menuruti kemauan Mama wanita terhebat bagiku

Tak lama aku sudah siap dengan pakaian yang rapi,

Namun, tetap saja tak mampu menutupi mataku yang membengkak

Melukis senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang