Part 2

93 12 3
                                    


Setelah melalui hari yang panjang di dunia perkuliahan, Yunho berjalan pulang. Langkah kaki nya gontai akibat panas matahari yang udah kaya trial neraka. Tadinya Yunho akan pulang bersama San namun apa daya Wooyoung memintanya untuk menemani mengerjakan tugas. Mereka semua tau kalau pada akhirnya San yang selalu mengerjakan tugas-tugas Wooyoung. Peduli setan kata Yunho, San sudah diperingatkan berkali-kali kalau Wooyoung itu hanya memanfaatkannya saja. Tapi memang dasarnya kepala batu yasudahlah.

Kembali ke Yunho yang masih berjalan gontai menuju rumahnya. Di depan gerbang ia melihat seorang pemuda berambut merah terang tampak kebingungan. Ia segera bersembunyi dibalik pohon. Kaki lelaki itu mulai siap mencari ancang-ancang untuk memanjat gerbang rumah Yunho.

'Wah ga bener nih' batin Yunho. Ia segera berlari sekuat tenaga untuk memergoki lelaki tersebut

"MO NYOLONG YA LU?!"

Yunho berteriak dan menerjang tubuh lelaki itu. Hentakan Yunho yang tiba-tiba dan keras membuat mereka berdua tersungkur ke tanah. Tanpa sengaja pula kepala lelaki itu mengenai trotoar yang membuat lelaki itu tidak sadarkan diri. Melihat tidak adanya pergerakan atau balasan dari lelaki tersebut Yunho semakin geram.

"WOY JANGAN PURA-PURA MATI LU!"

Masih tidak ada jawaban

"anjir jangan-jangan mati beneran. Mampus gw blom kawin lagi. Woi plis jangan mati! Gw ga mau masuk penjara weee" Yunho mengguncang-guncang tubuh dan menarik kerah lelaki itu. Tetap tidak ada Gerakan

Dari kejauhan nampak Jongho yang baru pulang dari kampusnya. Melihat Yunho duduk diatas sesorang yang tidak sadarkan diri membuat nya segera berlari menghampiri Yunho

"Kak Yunho!"

Yunho segera melepaskan cengkramannya pada kerah lelaki itu dan melihat kearah Jongho dengan tatapan paniknya.

"Jongho! Plis bukan gw yang bunuh dia! Tadi dia mo maling rumah gw! Akhirnya dia d-dia-" Yunho tak dapat melanjutkan kata-katanya pikirannya kalut dengan semua kemungkinan yang bisa menimpanya. Gagal kuliah, masuk penjara, jadi beban orang tua, tinggal diasingkan, gabakal kawin pula.

PLAK!

Sebuah gamparan dari Jongho menyadarkan Yunho dari semua pikiran buruknya. Jongho meletakan tangannya di depan hidung lelaki itu dan menghela nafas

"Kak Yunho tenang! Dia masih napas kok. Sekarang mending kita bawa masuk ke rumah kakak dulu aja" Jongho dengan sigap mengangkat badan lelaki itu ala bridal

'set dah ini kaki panjang banget kek tol cikupa'

~~

"Eung" lelaki itu mengerjapkan matanya perlahan. Belakang kepalanya terasa sakit dan berat. Ia meletakan tangan dibelakang kepala sambil menutup matanya lagi

"Kak Yunho! Dia udah siuman!" terdengar teriakan Jongho

Yunho berjalan perlahan mendekati lelaki itu sambil membawa kompres air es. Ia duduk disebelah sofa temapt lelaki itu tengah berbaring. Kakinya yang panjang menggontai di ujung sofa dan kepalanya bersandar di alas tangan dengan bantal sebagai penyangga.

"Pelan-pelan aja kalo mau duduk"

Yunho membantu lelaki itu duduk walau dengan mata tertutup dan masih memegang belakang kepalanya. Yunho memeras kompres dan memberikanya ketangan lelaki itu untuk ditempelkan kebagian yang masih nyeri. Kerutan di jidat lelaki itu mulai menghilang, tanda ia sudah lebih rilex.

"Aman?" tanya Yunho yang dibalas anggukan oleh lelaki itu. Perlahan lelaki itu membuka matanya dan melihat kearah Yunho dan Jongho

"Lu maling ya?" Jongho bertanya straight to the point melihat lelaki itu sudah dapat melihat jelas

"Ah shit. Gw kenapa dah?" suara serak lelaki itu mengagetkan mereka

"Tadi gw liat lu mo maling rumah gw. Terus gw mo labrak, eh malah lu kejedot sampe pingsan gini deh. Gw pikir lu mati tadi"

Jawaban Yunho hanya dibalas dengusan lemah lelaki tersebut

"Gw Cuma mo ngasih ini. Kalo gw taro di gerbang takutnya ketiup angin. Pas mau masuk gerbangnya di kunci jadinya mau manjat. Eh tiba-tiba gw terdorong, terlempar, terjembab, tersungkur, terpentok lalu pingsan" Jelas lelaki itu sambil melemparkan sebuah party invitation ke meja

Yunho mengambil invitation itu dan membukanya. Undangan pesta untuk merayakan pindah rumah, tertanda Song Mingi. Yunho merasa tidak enak dan malu dengan tindakannya. Niat baik lelaki bernama Mingi itu malah di gagalkan oleh Tindakan impulsive nya

"Maaf..em.."

"Mingi. Song Mingi"

"Maaf Mingi, gw ga bermaksud. Gw pikir lu maling tadi. Oh iya nama gw Yunho. Jeong Yunho" Yunho menunduk malu dan merasa super tidak enak kepada Mingi. Ia mengulurkan tangannya hendak berkenalan. Tiba-tiba mingi malah tertawa

"Wah keknya kena nih otaknya" Jongho menggeleng-geleng kan kepalanya

"Santai aja kali, gw juga kok yang kurang ajar malah mau manjat gerbang orang. Untung yang punya baik, cantik pula walaupun pake dibikin pingsan dulu" ucap mingi sambil memamerkan jejeran gigi putihnya dan menjabat tangan Yunho lembut

Mendengar adanya bau-bau lelaki penggoda macam Mingi ini membuat Jongho segera berdiri dan mengambil tas sekolahnya. Lebih baik ia pergi dari sini dari pada harus melihat orang mulai saling menggoda didepan matanya. Iri bos?

"Jongho pulang dulu ya" ia segera melesat keluar

~~

Setelah kejadian mendebarkan bagi Yunho siang tadi, malamnya ia segera mengunjungi Seonghwa. Niat hati ingin bercerita ke San yang ternyata belum Kembali dari tugasnya menemani Wooyoung nugas. Jadilah ia bercerita ke Seonghwa yang mukanya sudah sepet sedari tadi ia pulang dari kantor.

"Jadi gitu ceritanya nya Kak"

Yunho sudah menceritakan kejadian siang tadi dengan runtut jelas dan hanya di balas anggukan dari Seonghwa yang mukanya masih sepet.

"Lagi mens ya lu kak?"

sebuah kesalahan fatal bagi Yunho untuk menjaili Seonghwa ditengah moodnya yang sedang tidak baik ini. Jelas saja, setelah berkata demikian terlihat sebuah sendal rumah melayang kearah muka Yunho. Dengan sigap Yunho mengelak dan tepat pintu depan terbuka dan menampilkan San yang pulang Bersama dengan Wooyoung. Sendal tersebut mengenai telak wajah San

Tawa Jongho dan Yunho lepas. Diikuti dengan Wooyoung yang tidak dapat menahan ketawa membahananya. Tawa Yunho berhenti Ketika Seonghwa melempar lagi sendal satunya dan kali ini tepat mengenai kepalanya.

"Ape nih! Dateng-dateng disambut ama sendal!" San emosi ringan

"temen lu tuh" Seonghwa mendengus kesal sambil berpindah dari ruang tamu menuju kamarnya

"Lu apain njir?" San melihat kearah Yunho

"gw katain lagi mens"

"hm.. menggali kubur sendiri itu mah. Woo plis ketawanya udahan napa" San menengok kearah Wooyoung yang masih terus tertawa. Kebayanglah ya ketawanya Wooyoung kek apa

"EH! Gw harus pergi nih!" Ucap Yunho tergesa-gesa setelah melihat jam dinding. Pukul 7 artinya 1 jam lagi pesta di rumah mingi dimulai

"Ikut!!" Jongho segera berdiri dan mengambil handphonenya

"Lu ngapain ikut dah?"

"Emang lu doang yang diundang. Kan kita sekomplek kak Yunho" Yunho ber-Oh ria melihat Jongho mengangkat undangan persis seperti yang ia miliki

"duh untung cakep nih orang kalo ga dah gw slepet dari jaman kapan"

"EH! Gw sama Wooyoung ikut dong!" San tidak mau kalah, merasa dia juga anggota komplek

"PADA MO KEMANA WOE! JEMURAN BLOM DIANGKATIN! DUH AMIT-AMIT YA TINGGAL AMA ANAK COWO PADA GA BISA BANTU-BANTU" Teriak Seonghwa ketika mendengar samar-samar obrolan warga di lantai bawahnya.

"Besok bang San yang beresin, Kak Hwa ikut aja hayuk barangkali dapet jodoh disana!" balas Jongho yang dibalas tatapan shock dari San

~~~~~~~~~~~~~~

Ape nih?

TRUST. || ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang