Seonghwa dan Jongho tengah duduk di ruang tamu. Hari ini Seonghwa mendapatkan libur dan dia menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk memanjakan hari. Ditemani teh dan masker ia menonton tv dengan Jongho. Jongho sendiri sedang duduk di lantai sambil mengerjakan tugasnya. Tak berapa lama datangnya Yunho yang gatau kenapa pengen aja dateng ke rumah Seonghwa.
"Tumben ga sama Mingi?" tanya Seonghwa melihat Yunho datang sendirian
"Doi kerja hari ini" jawab Yunho sambil mendudukan dirinya disebelah Seonghwa
"Ho, soal beasiswa itu.." Seonghwa menggantungkan kata-katanya. Sebenarnya sudah dari tadi ia ingin bertanyaan soal penyebab berantemnya Jongho dengan San itu. Namun saat ingin bertanya datanglah Yunho
Jongho mendesah pelan "Kak Yeo ngasihin aku form beasiswa di jepang. Aku udah bilang aku gamau. Kakak sendiri tau kan aku ga mau ninggalin mama papa"
"Tapi dengan beasiswa kamu ga perlu mikirin student loan kamu" jelas Seonghwa
"Tau kak, aku udah mikirin itu juga. Tapi mama papa tetep prioritas aku" Jongho menatap Seonghwa dengan tatapan tegas. Seonghwa tau kalau pikiran anak yang satu ini sudah bulat, dan tidak ada yang bisa mengubahnya.
Seonghwa pun mengalihkan pandangannya ke Yunho yang tengah membuka handphonenya. Mukanya tampak cemas dan kakinya tidak bisa diam. Yunho memang terlihat seperti anak hyperactive, tapi sekarang ia seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Yun, kamu kenapa?" Seonghwa mematika tv nya dan menatap Yunho
"Emm.. Ho, yang waktu itu Wooyoung.." Yunho berhenti. Ia masih belum yakin untuk bertanya pada Jongho
"Waktu itu gw negur dia" jawab Jongho singkat lalu pura-pura focus dengan perkerjaanya. Padahal ia sudah tidak konsen dari tadi
"Soal Yeonjun ya?" tanya Yunho ragu. Jongho mendengus dan mematikan laptopnya lalu berbalik melihat Yunho dan seonghwa yang ikut serius mendengarkan
Jongho mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan foto Wooyoung dan Yeonjun. Seonghwa tentu tidak tau siapa itu Yeonjun. Tapi iya yakin itu foto Wooyoung.
"Ini foto waktu mereka lagi ke café tempat aku kerja. Wooyoung gatau kalo baristanya itu aku, makanya bisa dapet foto ini"
Tiba-tiba Yunho mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan sebuah foto Wooyoung dengan Changbin yang dia ambil waktu itu.
Sebelum ada yang bertanya Yunho menjelaskan "Waktu itu gw sama Mingi pergi ke amusement park dan ketemu mereka. Sebelumnya juga kita pernah ketemua mereka di supermarket. Awalnya gw gamau ambil pusing. Tapi kok malah makin menjadi-jadi"
"Sejujurnya waktu Jongho ngelabrak Wooyoung itu gw nguping. Gw pikir lu mergokin dia sama Changbin , ternyata malah beda orang lagi.." Yunho terdiam
"San belom tau ya?" Ucap Seonghwa yang dibalas anggukan dari kedua lelaki didepannya. Seonghwa memijat batang hidungnya. Ia tau betapa sulitnya menenangkan San bila ia tau soal ini.
"Mau sampe kapan kita diem kak?" Jongho membalas
"Kalian udah besar, kakak percaya sama kalian" Seonghwa pun berdiri meninggalkan Jongho dan Yunho. Harusnya ia berlibur bukan memikirkan San dan hubungannya yang penuh drama. Hubungannya sendiri apa kabar ya
Jongho dan Yunho saling lihat-lihatan dan mendesah menunjukan muka lelah
"Ada-ada aja dah abang lu" Yunho segera merebahkan dirinya di sofa
~~
Pagi ini Seonghwa tengah mengerjakan beberapa laporan dan menyusun kegiatan Hongjoong pagi ini. Wajah tampak kusut, padahal belum ada tengah hari. Hongjoong sudah memperhatikannya beberapa lama dari mejanya. Ia menaruh kertas kembali ke meja nya dan menghampiri Seonghwa
"Kamu kenapa?" Ia menarik kursi dan duduk di depan meja Seonghwa
"Urusan rumah biasa" Seonghwa tidak memalingkan pandangannya dari monitor. Hongjoong mendengus pelan dan menarik tangan Seonghwa
"Udah istirahat dulu, kerjaannya ga akan lari kok"
Seonghwa menatap tangan Hongjoong yang menggenggam miliknya. Tidak, ia tidak ingin menariknya. Kelamaan jomblo membuatnya kadang kangen sentuhan hangat yang menenangkan ketika sedang lelah.
"Tapi kalo ga dikerjain, jadwal lu berantakan nanti" Hongjoong memberikan tatapan tajam
"Jadwal.. m-mu maksudnya" Sejak beberapa minggu yang lalu Hongjoong selalu mengingatkan Seonghwa untuk memanggilnya dengan sebutan aku kamu jika hanya berdua. Tapi bukan berarti boleh lu-gw kalo di luar juga sih.
"Ya udah beresin dulu jadwal ku, terus kita jalan-jalan dulu ya biar kamu ga stress" Hongjoong mengusak rambut Seonghwa manja lalu beranjak lagi ke kursinya. Afeksi kecil semacam itu yang membuat Seonghwa hampir berkali-kali jatuh.
Separuh dirinya ingin memberi Hongjoong kesempatan kedua. Namun separuhnya ingin mendepak Hongjoong jauh-jauh. Memang jatuh cinta itu susah dikendalikan.
Dengan kecepatan super Seonghwa menyelesaikan jadwal Hongjoong hari ini yang memberikan ia dan Hongjoong free time 2 jam sampai waktu Hongjoong harus menghadiri rapat. Ia memberikan jadwal itu ke sang Bos dan beranjak pergi ke sofa tak jauh dari situ dan merebahkan dirinya. Hongjoong terkekeh melihat Seonghwa yang tiba-tiba tiduran.
Ia mendatangi Seonghwa dan mengelus pipinya pelan "Makan siang dimana enaknya hari ini?"
"Yang murah aja. Bokek nih" jawab Seonghwa asal, yang penting ia bisa makan saja sudah cukup. Walaupun hampir tiap malam ia memberi makan kedua tetangganya juga (baca: Yunho & Mingi)
"Kalo gitu sashimi aja" Hongjoong mengambil coat dan kunci mobilnya. Seonghwa langsung terbangun dan mengerutkan alisnya
"Gila kali ya! Mahal tau!" Ia ikut mengambil coat dan mengekor Hongjoong yang sudah berjalan menuju lift
"Kan aku yang bayar, udah ga usah dipikirin" Hongjoong memencet button lift menuju parkiran
"Masa tiap makan siang kamu yang bayar, mana mahal-mahal lagi" Seonghwa tentu tidak enak. Meningat statusnya sekarang masih bos dan karyawan
TING!
Lift telah sampai di parkiran dan Hongjoong tidak menghiraukan omongan Seonghwa hingga mereka sampai di mobil. Seonghwa masih saja terus mengoceh kalau makanan itu mahal. Uangnya bisa saja ditabung untuk hal yang lebih berguna dikemudian hari. Hongjoong tidak menghiraukannnya dan segera menyetir ke restoran sashimi terdekat. Seonghwa masih berusaha membuat Hongjoong berubah pikiran.
Hongjoong berhenti diparkiran. Sebelum turun ia berkata "Kalo ga mau di bayarin terus, jadi pacar aku. Nanti bebas deh kamu mau makan dimana"
Ucapannya membuat Seonghwa terdiam. Ia tidak tau harus menjawab apa. Dag dig dug ser rasanya. Mau nolak makin ga enak, tapi nolak kok juga bikin sakit hati sendiri. Tapi ini soal duit gitu, Seonghwa bingung. Kalaupun Hongjoong mau nembak, masa gini caranya. Ga romantis banget deh.
Seonghwa terdiam dan menundukan kepalanya. Hongjoong sudah yakin Seonghwa tidak akan menjawab apa-apa dan ia mendengus lalu membuka pintunya. Sebelum ia keluar Seonghwa menarik ujung coatnya, membuat Hongjoong kembali duduk.
"Em.." Hongjoong menatap nya bingung
"kasih aku waktu buat jawab. But now, let's eat somewhere else"
"aku kasih kamu waktu 72 jam buat jawab" Seonghwa mengangguk pelan. Sejujurnya Hongjoong tidak berpikir akan semudah ini. Ia pun menutup pintu dan menyetir mobilnya keluar dari restaurant itu
"aku mau ramen" Ucap Seonghwa pelan
"As you wish" Hongjoong tersenyum dan segera tancap gas
'selangkah lebih dekat' batin Hongjoong
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST. || ATEEZ
Random"Semua ini terjadi karena keegoisan kamu,Hongjoong" Hubungan penuh ego Hongjoong dan Seonghwa "Jadi selama ini lu pikir gw apaan Woo?" Permainan perasaan Wooyoung dengan San "Jatuh cinta sendirian itu ngga enak Mingi" Cinta bertepuk sebelah tangan d...