"memulainya dalam diam"
****
author pov
Setelah rapat osis selesai, seluruh anak osis memberikan pengumuman kepada setiap kelas untuk menyiapkan perwakilan penampilan dari setiap kelasnya untuk acara pensi tahunan sekolah.
Rey dan Bram memberitahukan ke kelasnya terlebih dahulu untuk mencarikan perwakilan untuk penampilan pensi tahun ini.
"heh!! dengerin gua yak!" ucap Rey sambil menggebrak meja karena, suasana kelas yang sangat berisik jadi jika Rey hanya berteriak teriak itu hanya membuang buang waktu dan membuat tenggorokanya sakit.
"oke jadi gini, gua minta perhatianya sebentar buat anak anak kelas ini baik temen gua ataupun yang bukan temen gua, jadii kan setiap tahun sekolah kita ngadain pensi dan perwakilan buat setiap kelas, dan sekarang gua udah ada calon buat ngisi pensinya tinggal pengiring nya aja." jelas Rey berusaha se simple mungkin.
"calonya itu, Ken. Dia bakal nyanyi buat jadi perwakilan dari kelas kita dan gua butuh buat pengiring dia nyanyi yahh minimal yang bisa main gitar, piano, biola atau lain sebagainya itu silahkan. Ada yang berminat kah? dimohon kerja samanya." ucap Rey lagi melanjutkan.
Senyap. Itulah yang terjadi di kelas tersebut kalau ada pemilihan atau ditunjuk ikut berpartisipasi, jika tidak saling tunjuk tunjukan maka mereka akan diam dan menunduk agar tidak dipilih, mengapa selalu saja begitu?
"woy! ini kagak ada yang mo ngikut? capek gua nih!? calonya dah gua tunjukin ya kali pengiringnya gua juga yang ambilin." ucap Rey mulai kesal.
"Agatha! Rey, Agatha aja yang jadi pengiringnya. Dia bisa main piano, jago juga maenya kok!" ucap Ica tiba tiba sambil mengangkat tangan Agatha yang ada di sampingnya.
"het! apa apaan sih lu kok nunjuk gua, malu gua kalo ikut begituan, gak mau." ucap Agatha kepada Ica sedikit berbisik. Dan semua mata memandang Agatha.
"okey! karena gak ada kandidat lain juga dan gua gak tau bakat salah satu kalian apa karena, gua bukan cenayang jadi, Agatha lu jadi pengiring Ken buat ngewakilin kelas kita di pensi nanti." ucap Rey memutuskan.
"yeayyy!!!" ucap satu kelas serempak sambil bertepuk tangan.
(temen laknat emang! kalo disuruh milih gak ada yang mau, giliran ada yang kepilih tepuk tangan girang :))
"eh....ee-eh kok gua? jangan dong Rey, cari yang lain plisss." ucap Agatha memohon mohon agar tidak dipilih.
"maaf tha, ini udah keputusan gua dan gak ada kandidat lain, terpaksa harus lu. Dan mulai besok lu bisa latihan bareng Ken, kalo mo ngambil jam mata pelajaran juga boleh, asal lu nampilin yang terbaik buat kelas kita." ucap Rey menenangkan.
"nanti bakal ada kompensasi kalo lu mau latihan di jam pelajaran." ucap Bram tiba tiba menambahkan.
Semua orang kaget mendengar suara Bram, memang sangat jarang dan langka sekali bahkan waktu itu ketika, Ken dan teman temanya sedang tertawa, Bram pun ikut tertawa dan satu kelas tiba tiba hening mendengar tawa Bram tersebut.
Walaupun anggota osis tetapi, Bram juga jarang berbicara jika ada pengumuman untuk kelas pun itu biasanya Rey yang berbicara tetapi, ia memang sangat pandai dalam memberikan ide atau menyusun proposal. Jadi ia memang lebih banyak menunjukan bakat lewat sikap daripada omongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENNATH (HIATUS)
Teen FictionMendapati mu adalah sesuatu yang tak mungkin dan menjauhi mu adalah hal yang sangat mustahil . kita ini adalah sebuah magnet yang saling berlawanan. Apakah mengharapkan mu adalah sebuah kesalahan ? | ...