6. Confused

58 6 3
                                    

Mencoba sesuatu hal yang baru tidak ada salahnya, bukan?

***

Sudah 30 menit yang lalu sejak salon dibuka, tapi salon sudah tampak penuh sehingga parakaryawan menjadi sibuk. Sibuk melayani para costumer.

Begitu pula dengan Mona, cewek itu juga tampak sibuk melayani. Sudah beberapa kali ia melakukan creambath, dan mewarnai rambut kepada para pelanggan. Mereka seolah melayani para pelanggan seperti raja, melakukan apa yang pelanggan inginkan.

Hal itu terus berlanjut hingga beberapa jam kemudian, tepat pada jam 11 siang, salon mulai tampak lengang. Kini hanya tinggal beberapa pelanggan saja, tidak penuh seperti tadi pagi.

Akhirnya Mona bisa bernapas lega dan bisa duduk dengan nyaman dan tenang di kursi. Ia mulai merasakan nyeri di punggung karena badan mungilnya terus saja berdiri beberapa jam tanpa duduk sama sekali. Mona merasa begitu lelah, lebih lelah daripada sepulangnya ia dari kampus.

Setelah beberapa menit ia bersandar di kursi, cewek berambut coklat itu meraih tas ranselnya yang berwarna biru tua dan mengambil sebotol air mineral. Ia mulai merasakan haus.

"Mona." ia berhenti meminum, lalu menoleh mendapati Tante Sarah--pemilik salon--sedang tersenyum kepadanya, sebuah senyuman tulus yang mampu membuat orang tenang jika melihat senyuman wanita berusia sekitar 40 tahunan itu. Rasanya Tante Sarah yang ada di hadapannya ini adalah Mamanya sendiri.

Ah, dia jadi merindukan perempuan yang telah melahirkannya itu.

Tante Sarah adalah pemilik salon tempat Mona bekerja saat ini. Beliau bukan hanya mendirikan salon saja, perempuan yang kini tengah berusia kepala empat itu juga mendirikan butik. Ia juga membuat merek baju sendiri, lalu Tante Sarah juga memasarkan baju dari merek lain seperti Gucci, Channel, Cellin, Dior, Zara, YSL (Yves Saint Laurent) dan lain-lain.

"Eh, Tante Sarah," sapanya seraya membalas senyuman.

"Kamu lelah Mona? Maaf, ya. Tante juga gak tahu kalo salon bakal jadi seramai tadi, padahal biasanya gak sampe seperti itu," ujarnya bernada sesal.

Mona mulai merasa tak enak hati, "Enggak, kok, Tante. Malahan Mona seneng banget bisa kerja di salon ini, nanti kalau aku udah lulus dan kerja di sini udah jadi biasa. Cuma Mona sedikit lelah aja, Mona gak sampe lelah begini biasanya hehe."

"Tante jadi gak salah milih kamu untuk berkerja di sini. Makasih, ya, Mona. Maaf kalo repot ngurus salon."

"Iya sama-sama Tante," jawab Mona dan cewek itu kembali tersenyum. Kemudian, ia kembali meneguk botol berisi air mineral hingga meninggalkan sisa setengah.

"Kamu siap-siap, ya. Fotografer sudah datang," setelah menepuk pundak Mona beberapa kali, Tante Sarah segera pergi untuk urusan penting. Sedangkan, Mona kembali meminum air mineral hingga habis tak bersisa.

Move On, dong! [Novelet]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang