9. Dream

34 6 1
                                    

Mimpi hanyalah bunga tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mimpi hanyalah bunga tidur. Namun semuanya tampak begitu nyata.

***

Dino bersorak dalam hati karena mata kuliah telah selesai. Rasanya ia benar-benar lelah, dan ingin segera pulang ke rumah.

Tanpa berpikir panjang lagi, Dino dengan cepat membereskan peralatan alat tulis dan buku, lalu memasukannya ke dalam tas ransel. Dalam pikirannya saat ini adalah pulang pulang dan pulang.

Cowok dengan tubuh tinggi tegapnya itu mulai berdiri, ia segera keluar dari kelas dan mulai berjalan santai. Namun, seseorang yang menghadang langkahnya, membuat langkah Dino berhenti. 

“Hai,” sapa orang yang menghadangnya itu. Dia perempuan dengan gaya rambut yang sama seperti Naya. Rambut panjang dengan memiliki poni, hanya saja warna rambutnya berbeda. Rambut Naya berwarna hitam, berbeda dengan cewek di depan Dino saat ini yang berwarna coklat sedikit terang.

Mata Dino menatap tajam cewek di depannya ini, menatapnya tak suka. Bisa-bisanya cewek itu menghalangi langkahnya. Ayolah, dia hanya ingin pulang dan beristirahat.

“Boleh kenalan gak?” cewek itu mengulurkan tangan, “Kenalin, nama gue Sonya. Sonya Ananta.”

Dino semakin menajamkan matanya, raut wajahnya mulai tampak tak bersahabat. Namun, rupanya tak membuat semangat Sonya ingin berkenalan dengan Dino surut. Alih-alih takut, Sonya malah menatap Dino dengan wajahnya yang terlihat santai, tak takut sama sekali.

“Gue gak nanya, minggir.” setelah mengatakan kalimat bernada dingin, Dino menabrak bahu Sonya dan pergi begitu saja dengan wajah amarah. Sedangkan Sonya terkejut, mendapatkan reaksi tak terduga dari Dino yang seperti itu, ia menarik tangan mulusnya karena cowok itu tak membalas jabatan tangannya.

Yang dilakukan Sonya membuatnya jadi pusat perhatian. Bahkan, ada yang menertawai karena tak berhasil berkenalan dengan Dino. Sonya mendengkus sebal.

“Gila lo berani banget ngajak kenalan sama si Dino,” ia menepuk bahu Sonya. Cewek itu menoleh, dan kembali menatap punggung Dino di depannya yang semakin menjauh, “Oh, jadi namanya Dino, ya? Anak fakultas mana?”

“Fakultas Kedokteran,” jawab Tasya--orang yang tadi memegang bahu Sonya sekaligus temannya. “Baru aja lo jadi mahasiswa baru di sini. Lo udah main deket aja sama itu cowok.”

“Alasan gue pindah ke sini karena ada satu hal.”

“Apa?”

“Karena dia sendiri.”

***

Tama sepertinya sudah tidak peduli dengan anak sendiri, mencarinya bahkan tidak sehingga biar Lisa sendiri yang akan mencari kakaknya itu. Ia sudah tidak peduli lagi Tama akan melarangnya.

Lisa berniat akan pergi ke SMA Omega High School, sekolah swasta yang ada di Jakarta. Tempat mencari ilmu Lisa dan Mona saat itu. Mungkin Lisa bisa mendapat setidaknya berkas di mana Mona kuliah sekarang.

Move On, dong! [Novelet]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang