15. Fakta Baru (End)

62 2 8
                                    

Fakta baru; bisa membuatmu lega dan bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fakta baru; bisa membuatmu lega dan bahagia. Namun harus siapkan hati jika itu adalah sebuah fakta baru yang buruk.

***

Pukul sembilan pagi, Mona baru saja sampai di kampus. Ia berangkat bersama Dino setelah mereka sarapan bersama. Untung saja jadwal kuliahnya hari ini adalah pada pukul sebelas siang. 

“Makasih, ya, Din.” Dino mengangguk, “Semangat belajarnya.” cowok itu mengacak rambut Mona pelan, lalu segera pergi ke kelas. Sedangkan Mona terdiam mematung, terkejut apa yang dilakukan Dino tadi.

“Aish! Bisa-bisa gue mati karena salting sama Dino,” ujar Mona frustasi, lalu segera berjalan menuju kelasnya.

Koridor yang dilewati Mona cukup sepi, mungkin sudah ada kelas yang sudah dimulai. Mona berjalan pelan menuju kelas dengan santai. Namun ada suara yang memanggilnya hingga tubuh Mona berhenti melangkah, “Mona!”

Cewek itu menoleh. Mendapati Rina--teman satu fakultas--memanggilnya, lalu Rina menghampiri Mona. Dibelakang tubuh Rina ada seseorang yang tak Mona ketahui. Wajah sosok itu malah tertutupi oleh masker dan kacamata hitam dengan rambut bergaya pendek. Mona tebak, sosok itu adalah perempuan.

“Ada apa?” tanya Mona saat Rina sudah ada di hadapannya, ia melihat cewek yang di belakang Rina, “Itu siapa yang di belakang lo? Mahasiswa baru? Kok, mukanya ditutupin gitu pake masker sama kacamata?”

“Dia mau ketemu sama lo.” Mona mengerutkan dahi. Ketemu? 

Sosok itu membuka masker dan kacamatanya sehingga membuat tubuh Mona seketika menegang. Sosok itu menatap dengan sendu kepadanya, “Kak Mona ….”

***

“Kenapa kamu kabur dari rumah?” tanya Mona penuh selidik. Ia tahu Lisa sangat sayang dan patuh kepada Tama. Namun rupanya pemikirannya salah, Lisa mulai membangkang pada papanya.

Mereka kini tengah berada di kantin dengan ditemani soda sebagai minuman. Masih ada waktu dua jam lagi sebelum kelas Mona akan segera dimulai, jadi ia ingin berbincang-bincang sebentar dengan adiknya yang sudah lama ia tak jumpai.

“Sebenarnya kemarin aku ke Jakarta, cari di mana Kakak kuliah. Ternyata Kakak kuliah di sini. Kemarin juga aku ke kampus Kakak, tapi Kakak katanya gak masuk karena sakit. Waktu mau pulang, Papa marah dan tahu kalo aku ke Jakarta untuk cari Kakak.”

“Akhirnya aku mutusin untuk pergi saja. Sebenernya aku udah gak kuat, Kak. Papa neken aku terus. Dia ingin aku selalu sempurna padahal tak semua aku bisa lakuin itu,” cerita Lisa panjang lebar.

“Papa ngelakuin itu demi kamu Lisa,” ujar Mona.

“Bukan cuma itu aja yang bikin aku kesel. Sudah satu setengah tahun setelah Kakak pergi, Papa gak ada niat sedikit pun untuk cari Kakak sampai ketemu. Bahkan sampai sekarang,” ada perasaan sedih yang menyelusup ke dalam hati Mona. Apa ia sudah tak diharapkan lagi oleh papanya?

Move On, dong! [Novelet]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang