tiga

16 9 6
                                    

Ini tentang cinta
Ku tak pandai menyusun kata
Untuk mengartikan sebuah rasa
Perasaan bergejolak tak berirama
Bak pena yang kehabisan tinta

Cinta oh cinta
Kau begitu luar biasa
Hingga mampu merubah
pola fikir perasa

Ruangan kotak itu masih tertutup jendela, suara kicauan  burung  bersahutan dari arah berlawanan. Mentari sudah mulai menampakkan wajahnya "indah sekali", Fandi masih tenggelam dalam dzikirnya. Tasbih terus berputar di antara jari jemarinya, seuntai bait do'a terselip di antara begitu banyak do'a yang di lantunkannya.

  ربي هبلي من ازواجي وذريتي قرة اعيني وجعلني للمتقين اماما

"Wahai Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku istri dan keturunanku sebagai penyemangat hati dan jadikanlah imam (pemimpin) bagi orang yang bertaqwa"
(Q.s Al-Furqon:74)

Berulang-ulang kali Fandi mengulang kalimat itu hingga akhirnya menutup do'a dengan bacaan hamdalah. Matanya tertuju pada satu titik di mana Fandi melihat sosok wanita yg mengganggu fikirannya beberapa jam ini. Fandi melirik sahabatnya itu berdiri di balkon menikmati suasana alam yang begitu indah, masih dengan setelan sarung dan kopiah hitam.

"Hallo assalamualaikum dek,"

"Wa'alaikumussalam, kk vero tumben telfon vika!"

"Posisi di mana ?" Vero langsung menyerbu dengan rentetan pertanyaan.

"Di Lombok KK."

"Sama siapa ?"

"Sendiri, KK vero tau dari mana Vika lagi di lombok ?"

"Dari story'. Di village latte Gili Trawangan kan ?"

"Iya."

"Tunggu kk vero di resto."

"Ta...

Vika belum menyelesaikan perkataannya sambungan telfon sudah di putuskan secara sepihak

"Halo, halo KK vero, hallo.
KK vero kebiasaan deh putusin telfon." Vika memanyunkan bibirnya kemudian melirik jam di pergelangan tangannya 06.30 akhirnya Vika memutuskan untuk mandi dan siap-siap bertemu dengan kakak semata wayangnya itu.

"Loe mau kemana ver, buru-buru amat?"

"Ketemu adek gue vika!"

"Siapa tadi?"

"Apaan sih loe, kepo deh."

" Gue serius, tadi loe bilang mau kete...

"Udah bye."

"Ver, gue belum selesai ngomong," Tereaknya. Gue gak mungkin salah denger, tapi masa sih Vika yang...
Aaahhh gak mungkin gak mungkin. Tapi bisa jadi juga, gue harus ikutin Vero. Fandi buru-buru mengganti sarungnya. Hanya menggunakan celana pendek di atas lutut juga kaos pendek oblong saja sudah bisa membuat kaum hawa terpukau akan ketampanannya "PERFECT" tubuh tinggi, putih, Soleh, pekerja keras, mengerti agama karena Fandi memang terlahir dari keluarga agamis. Hidupnya sangat berkecukupan tapi lebih memilih keluar dari rumah dan hidup mandiri.

Sebening EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang