Aku termenung di antara
sajak yang beruntun
Menyelimuti khayal
yang tak terbendung
Ingin ku menepi
Inginku mengikhlasi
Tapi hati tak bisa di ajak berdiskusi
Lama akal ini menghampiri
Tapi aku belum bisa menguasai diri
Aku kalah, aku patah
Rasanya aku sudah tidak punya
Celah untuk berbenah
Lagi lagi akal menghampiri
Memusnahkan segala hal
yang tak berarah
Aku tergugah, aku merintih
Menyaksikan tubuh tak berfatwah
Bibirku kelu
Menyaksikan kau berlalu kala itu
Duniaku seakan runtuh
Menyaksikan kau dengannya
Telah menjadi satu
Akal kembali menghampiri
Menyadari bahwa ini adalah
takdir ilahi yang harus ku imani
KEHILANGAN adalah rasa dimana hati dan fikiran bergejolak di bawah akal kesadaran. Tidak semua orang bisa menerima kenyataan. Tidak semua orang mampu mempertimbangkan segala kenyataan. Tapi pada akhirnya, setiap orang pasti akan merasakan kehilangan. Kehilangan orang tersayang, kehilangan orang yg selalu ingin di kenang walaupun hatinya sudah sering kali di bakar api kecemburuan. Apalah daya seorang hamba ketika sang pencipta berkata ia.
Air bening mengalir deras di pipinya, tak ada kata lagi yg mampu terucap. Ditutupnya buku itu rapat rapat, mungkin hati tidaklah selalu seirama dengan kaki, tapi kaki selalu mampu membawamu kemana hati ingin menepi.
ANASTASIA VIKA KALIGARA adalah anak kedua dari dua bersaudara , MARCHEL VITO KALIGARA kakak kandung vika adalah salah seorang arsitek terkenal di jakarta,walau lama tak bersua tapi itu tidak menjadi penghalang kedekatan antar kakak beradik. Saat ini vika masih menduduki bangku kelas 3 di SMA NUSA BAKTI , Vika memiliki kulit putih, bentuk wajah oval juga babyface setiap orang pasti akan berdecak ketika memandang nya, kepalanya selalu tertutup rapat dengan hijab. Vika memiliki sikap pendiam, murah senyum, juga pintar.
Vika sering kali memenangkan lomba olimpiade MIPA di sekolahnya.Malam itu hujan deras mengguyur jalan raya di tengah kota yang sepi. Saat malam mulai merangkak ke peraduan, hanya beberapa kendaraan saja yang sesekali melintas di jalan sepi beraspal yang becek oleh air hujan itu. Vika mulai beranjak dari duduknya fikirannya melayang entah kemana, sesekali guntur bergemuruh di anatara riuh angin malam yang dingin.
"Tersenyumlah vika, setiap kejadian pasti ada hikmahnya, gumamnya."
Senyum adalah sesuatu hal yang sangat mudah untuk di lakukan. Hanya butuh waktu sedetik untuk merubah bentuk bibir menjadi senyum dan hanya butuh waktu sepuluh detik untuk mempertahankan senyum untuk terlihat sebagai ungkapan ketulusan hati. Senyum diibaratkan seperti oase di tengah gurun pasir. Ia seperti air jernih dari mata air yang bisa menghilangkan dahaga.
Tin tin tin....
Suara klakson mobil menyadarkan vika dari lamunan, melangkahkan kaki menuju garasi, hijabnya tersibak angin pagi yang sejuk nan tentram. Melepaskan nafas kasar yang menggumpal di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebening Embun
Ficção AdolescenteAku termenung di antara sajak yang beruntun Menyelimuti khayal yang tak terbendung Inginku menepi, inginku mengikhlasi Tapi hati tak bisa di ajak berdiskusi Lama akal ini menghampiri Tapi aku belum bisa menguasai diri Aku kalah, aku patah Rasanya ak...