Empat

2 1 0
                                    


Kau bak purnama
Menyinari jalanku
ketika cahaya tak menyapa
Kau mendekap ku
dengan sejuta pesona
Ku menemukanmu
ketika hati tak ingin menyapa
Kau menyapaku
Di sepertiga malam ku
Kau tersenyum
Tersipu malu
Ketika kata khitbah ku ucapkan


Suara gemercik air menghentikan tangan nya berirama di atas kertas. Tepatnya pukul 02.50, Vika terbangun dari duduknya melangkah ke arah pojok balkon. Vika meyakini suara gemercik air itu adalah basuhan wudhu. Vika menyelinap di balik tembok ketika seorang laki-laki dengan tubuh kekar juga tinggi keluar dari dalam dengan setelan sarung hitam dan baju Koko putih berlengan panjang, kopiah hitam nya ia rapikan kemudian melirik ke arah balkon sebelah. Jantung Vika berdetak tak karuan, Vika berusaha melihat wajah lelaki itu dengan sempurna namun lelaki itu melangkah masuk kedalam kamar nya. "Itu kan kamar nya KK vero" gumam nya, Vika melangkah masuk kedalam kemudian mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat dua raka'at sholat hajat. Vika terbenam dalam dzikir panjang nya namun suara nya tiba-tiba terhenti ketika mendengar suara bacaan Al-Qur'an menggema di telinga nya semakin lama semakin besar suara bacaan itu. Karna di hantui rasa penasaran Vika melangkah keluar dengan masih mengenakan mukenah mencari sumber suara, Vika keget ketika lelaki itu memandang nya. Mata nya beradu pandang. Keduanya tak lagi mampu mengutarakan kata-kata hingga akhir nya memasuki kamar nya masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebening EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang