Pada malam hari, [Name] nampak begitu resah. Sesudah makan malam, [Name] segera kembali ke kamarnya dan mengunci pintu serta jendela rapat-rapat.
[Name] tidak langsung merebahkan diri dan tidur setelah memasuki kamar, melainkan duduk di kursi yang terletak di balkon kamarnya. Dia duduk tanpa mempedulikan akan ada sniper yang menyasar kepalanya nanti.
[Name] menatap layar smartphone lamat-lamat. Membaca satu demi satu panel bergambar yang mana merupakan isi dari Mahwa atau Webtoon dengan judul Tower of God karya komikus SIU. Dirinya sudah membaca hampir setengah chapter yang tersedia.
[Name] tak habis pikir, bagaimana bisa dia memimpikan salah satu karakter dalam Webtoon yang sebelumnya tidak pernah ia baca? Apakah ini kebetulan? [Name] yakin bukan.
"Apakah Khun Edahn itu benar-benar nyata...?" Gumam [Name] pelan. "Tidak! Mana mungkin dia nyata!" Meski begitu, [Name] tetap berusaha untuk menyangkal pemikirannya.
[Name] memejamkan mata sejenak. Merasakan angin malam yang menusuk kulit, dingin memang karena [Name] hanya mengenakan pakaian berlengan sepanjang sikut.
[Name] segera beranjak dari kursi. Dalam batin ia berpikir, "Jika Khun Edahn muncul kembali di mimpiku, aku akan menganggap dirinya itu nyata."
Setelah [Name] beranjak dari kursi dan hendak meraih gagang pintu, tiba-tiba saja 'sesuatu' terasa tengah mengarah ke kepalanya. [Name] pun segera menghindar, memungkinkannya untuk lolos dari maut untuk yang kesekian kalinya.
[Name] menatap benda yang mengarah ke arahnya dan kini menancap di pintu. Sebuah anak panah dengan ujung yang diolesi cairan berwarna ungu dilihat lamat-lamat oleh [Name]. Ketika [Name] menoleh ke arah anak panah itu berasal, dirinya bersitatap dengan seorang pria berpiyama abu-abu.
"Ayah?!" Batin [Name] berteriak.
Selanjutnya pria itu terlihat merogoh saku celananya. Smartphone berwarna putih diraih. Tak lama smartphone yang dipegang [Name] bergetar. [Name] tahu bahwa orang itu pastilah yang sedang menelepon dirinya.
[Name] menerima panggilan telepon dengan was-was. Berpikir kenapa ayahnya menelepon. Apakah ayahnya marah karena ia malah menghindari anak panahnya? Mungkin saja begitu.
"Ada apa, Ayah?" Tanya [Name] gugup.
"Tidur."
"Hah?"
[Name] menaikkan sebelah alis. Ia agak kaget dengan perkataan yang keluar dari mulut ayahnya. Kata yang hanya memiliki satu arti, menyuruhnya untuk segera pergi tidur.
"Tidur, jangan duduk di balkon. Kau mau mati?"
Kata 'mati' membuat [Name] bergidik ngeri. Langsung saja [Name] masuk ke kamarnya dan mengunci pintu balkon rapat-rapat. Setelahnya ia segera berbaring di tempat tidur dan memakai selimut hingga menutupi dadanya.
Malam itu [Name] tidak tahu bahwa beberapa menit setelah dirinya tertidur lelap, pertarungan yang penuh darah akan segera terjadi di halaman rumahnya.
=====================
Ketika suara dentingan bell terdengar di telinga, [Name] perlahan membuka matanya. Sama seperti malam-malam sebelumnya, lagi-lagi ia terbangun di kamar megah milik seorang pria bernama Khun Edahn.
Berbeda dengan malam-malam sebelumnya, keberadaan Khun Edahn di kamar ini tidak terlihat. Heran? Tentu saja. Toh, biasanya Khun Edahn adalah orang pertama yang ia lihat ketika membuka mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Touch You [Tamat]
FanfictionGadis itu telah menarik perhatian Khun Edahn, seorang Kepala Keluarga Khun. Gadis itu selalu datang pada malam hari dan hilang ketika pagi hari tiba. Khun Edahn ingin menyentuhnya, tetapi ia tidak bisa melakukan itu. Gadis itu memang cantik, tapi bu...