Malam itu, seorang gadis bersurai (h/c) tiba-tiba saja muncul di kamar tidur sang Kepala Keluarga Khun. Khun Edahn, sang Kepala Keluarga Khun yang saat itu tengah terlelap sontak membuka mata ketika menyadari kehadiran seseorang di dalam kamarnya.
Khun Edahn dan gadis itu saling berpandangan. Mereka sama-sama menampilkan ekspresi kebingungan di wajah mereka. Namun, ekspresi kebingungan di wajah Khun Edahn tak bertahan terlalu lama.
"Kau siapa?" Tanya gadis itu, ia sedikit memiringkan kepalanya.
Khun Edahn mengerutkan kening. Apakah gadis ini tengah berpura-pura tidak tahu? Itulah yang ada di dalam benaknya. Jika opini itu benar, sungguh Edahn akan tertawa.
"He... Kau sedang bercanda denganku, ya?" Ucap Khun Edahn balik bertanya. Senyum miring terbentuk pada bibirnya sembari menaikkan sebelah alis.
Gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri, mengamati setiap sudut ruangan tanpa mempedulikan Khun Edahn yang masih menatapnya intens. Gadis itu tak peduli, toh ia yakin bahwa yang ia alami saat ini pastilah mimpi.
"Aku sangat ingat sebelumnya aku tertidur setelah menyelesaikan tugas. Pastilah semua ini hanya mimpi. Masa iya tiba-tiba aku berpindah tempat. Muncul di hadapan orang ganteng pula!" Pikirnya begitu yakin.
"Kau seharusnya tidak perlu pura-pura tidak kenal denganku. Kalau kau ingin——"
"Tapi aku memang tidak mengenalmu, Tuan..."
"Khun Edahn."
"Wah... padahal kau hanya bagian dari mimpi, tapi namamu kok bagus ya?"
"Mimpi? Apa maksudmu?" Khun Edahn kembali mengerutkan kening. Menurutnya gadis di hadapannya itu benar-benar aneh.
"Ini semua 'kan hanya mimpi! Kau pasti bagian dari mimpiku," Jawab gadis itu yang mana membuat Khun Edahn menatap skeptis. "Ugh... Bisa-bisanya aku mengkhayal laki-laki tampan ketika sedang tidur," ucap gadis itu lagi sembari menggaruk tengkuk kepalanya.
Mata Khun Edahn menatap penampilan gadis itu dari atas sampai bawah, setelahnya ia kembali memperhatikan wajah gadis itu. Jika dilihat ekspresi gadis itu sama sekali tak menampakkan kebohongan.
"Bagaimana bisa kau masuk ke sini?"
"Entahlah, aku tidak tahu. Tiba-tiba saja aku membuka mata di ruangan ini. Ini kamarmu?"
"Tentu saja ini kamarku. Dasar, kau malah mengatakan hal-hal yang aneh."
"Kau itu hanya bagian dari mimpi, tapi kamu sangat cerewet. Dirimulah yang aneh di sini."
"Tentu saja karena ini bukan mimpi, Sayang."
Khun Edahn beranjak dari tempat tidurnya, lalu melangkah maju mendekat ke arah gadis yang ada di depannya. Meski gadis itu yakin jika Khun Edahn hanyalah bagian dari mimpinya, gadis itu tetap melangkah mundur menjauhi Khun Edahn.
Khun Edahn tersenyum geli ketika melihat reaksi gadis itu. Gadis itu memang tidak terlihat takut, tapi tubuhnya tetap mundur ke belakang secara refleks.
"Menjauhlah! Sebagai laki-laki, kau sungguh tak sopan," ucap gadis itu dengan ekspresi jijik menatap Khun Edahn.
Khun Edahn merasa tertohok seperti ada anak panah yang menembus tepat di jantungnya. Sudah lama ia tak melihat tatapan itu, tatapan jijik seorang perempuan yang diarahkan padanya. Hanya beberapa perempuan saja yang pernah menatapnya seperti itu, salah satunya adalah Ha Yurin.
"Siapa namamu?" Tanya Khun Edahn, berhenti melangkah sejenak sembari bertolak pinggang.
Ekspresi Khun Edahn nampak angkuh. Senyuman masih setia terukir pada bibirnya. Ia menunggu, menunggu gadis itu untuk mengungkapkan namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Touch You [Tamat]
FanfictionGadis itu telah menarik perhatian Khun Edahn, seorang Kepala Keluarga Khun. Gadis itu selalu datang pada malam hari dan hilang ketika pagi hari tiba. Khun Edahn ingin menyentuhnya, tetapi ia tidak bisa melakukan itu. Gadis itu memang cantik, tapi bu...