Haechan berteriak dengan sekuat tenaga seraya mendorong kencang bahu pria bertelanjang dada didepannya, membuat Mark menjauh sambil mengernyit saat telinganya menyapa suara cempreng milik Haechan.
Pria manis itu bahkan benar-benar melotot saat menyadari dirinya memakai baju yang berbeda dari sore tadi, juga dengan bagian bawahnya yang hanya terlapisi boxer.
Matanya menatap tajam orang asing yang diduga tersangka penyebab dirinya seperti ini, namun perlahan tatapan itu kembali digantikan dengan keterkejutan saat mengenali wajah pria didepannya. Mark Jung. Haechan tak mungkin salah, ia dapat mengenali wajah yang tak banyak berubah 10 tahun ini. Hanya saja, dirinya dapat menyadari bahwa pemuda itu semakin tampan dengan rahang tegas dan rambut hitam yang menambah pesonanya.
"K-kau ... ?" Haechan tak dapat melanjutkan ucapannya kala pria didepannya ini mendorongnya kemudian kembali menindih tubuhnya tanpa izin. Si manis memberontak, namun jelas hal itu tak membuahkan hasil sama sekali. Tenaga Mark jelas lebih kuat dari pada dirinya.
"Ya, ini aku. Sudah mengenali wajahku Haechan?" tanya Mark lembut membuat Haechan menahan nafas. Tidak, bukan karena pertanyaannya. Haechan cenderung lebih kaget saat kepala pria yang mengukungnya itu menyeruak kedalam perpotongan lehernya kemudian mengendus bagian sana.
Haechan meremang saat merasakan sapuan bibir tebal Mark disekitar lehernya, bersamaan dengan timbulnya sensasi yang baru pertama kali dia rasakan. Mendadak dirinya merasakan suasana dalam kamar hotel ini panas, entah karena pipinya yang bersemu atau memang AC kamar tak menyala dengan benar. Namun jelas ritme jantungnya semakin cepat saat Mark semakin melesak didalam sana, dan nafas si manis tercekat kala merasakan isapan kuat didaerah lehernya.
"Ughh, hentikan–"
"Hmmm~" Jawab Mark seadanya.
Tangan Haechan tak tinggal diam, ia berusaha membuat Mark kembali menjauh dengan mendorong dada pria itu yang terbuka. Mark yang menyadari bahwa Haechan memberikan penolakan menggeram rendah. Pria itu semakin mengeratkan lengannya pada pinggang Haechan, tak membiarkan pria manis itu lolos dengan mudah. Sedangkan lidah dan bibirnya tak henti bermain dileher tan itu.
"Akh, jangan digigit!" seru Haechan sambil meringis, sedangkan Mark tersenyum puas melihat tanda merah keunguan yang tercetak dileher pria dibawahnya.
Mark memutuskan untuk menyudahi kegiatannya dengan mengecup area tanda itu. Kemudian mundur sejenak, mencoba menatap wajah sayu yang tampak pasrah dibawahnya. Taukah Mark bahwa ini adalah kali pertama Haechan melakukan skinship pada seseorang selain dengan sahabatnya ataupun keluarganya? Dan seandainya Mark tahu, mungkin laki-laki itu akan bersorak senang karena tahu dirinya adalah pria pertama yang membuat kelopak bunga pada leher tan menggoda itu.
"Jangan menolak, atau aku akan melakukan sesuatu yang lebih dari ini."
Ancaman dari Mark membuat Haechan menggeleng pelan tanda tak ingin membantah. Haechan sadar pria didepannya ini mabuk berat, melawan tentu tak ada gunanya untuk saat ini. Dirinya mungkin akan menyemprot pria didepannya besok saat Mark sudah sadar. Mengomeli dan meminta penjelasan dari pria didepannya tentu harus.
"Biarkan seperti ini." bisik Mark lembut seraya mengecup pelan cuping telinga Haechan membuat sang empunya bergidik.
"Tapi kau berat ..."
Haechan bersuara dengan pelan, nyaris tak terdengar. Namun mengingat jarak dirinya dan Mark sangat dekat, ia dapat memastikan pria diatasnya mendengar ucapannya.
Dengan segera Mark mengubah posisi dirinya dan Haechan. Kini pria itu berada dibawah, sedangkan beruang mungil itu tertidur diatas dadanya. Pinggang si manis direngkuh posesif oleh Mark, tak membiarkan Haechan pergi sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Doctor [ MARKHYUCK ]
Fanfic[ Romance ] [ B x B ] Mark Jung, dokter dengan wajah bak pangeran dari Kanada itu memutuskan untuk memindahkan perkerjaannya di cabang rumah sakit terkenal di Korea Selatan. Dan Mark mungkin dengan segera harus mengucapkan selamat tinggal pada Kanad...