❬ 🌻 ❭ 6

11.1K 1.2K 263
                                    

Masih inget Daddy Doctor kan?
Happy reading!

Meringkuk didalam selimut tebal dan menggulung tubuhnya adalah kegiatan Haechan seharian ini. Sesekali pria manis itu akan merengek sendiri saat merasakan perutnya melilit didalam sana. Apa didalam ada isinya?

Tidak, Haechan menggeleng ribut didalam selimut. Dia kan belum siap untuk memberikan Johnny dan Ten cucu. Kebanding dengan itu dia lebih khawatir tentang siapa ayah dari anaknya nanti?

Masih asik menerka-nerka alasan yang membuat perutnya jadi sakit seperti ini, suara pintu kamarnya yang dibuka sanggup membuat Haechan memegang selimutnya erat-erat. Apalagi kala seseorang itu mencoba menarik selimutnya sambil marah-marah.

"Keluar sekarang anak nakal!"

Haechan mengeratkan selimutnya, "Tidak mau, Mae!"

"Berhenti jadi pengecut, kau hanya akan ke dokter bukan menghadapi monster!"

Kalimat dari Ten itu berhasil menohoknya, sisi jantan milik cowok itu jelas merasa terluka mendengarnya. Meskipun apa yang dikatakan Ten itu memang fakta karena dirinya terlalu takut untuk menginjakan kaki ke rumah sakit entah apapun urusannya hanya karena satu benda. Jarum suntik.

"Kalau Echan bilang tak mau, ya tak mau!"

Haechan masih kukuh dengan pendiriannya, sedangkan Ten sudah melotot sambil berkacak pinggang. "Kalau Mae bilang harus, ya harus!"

Hendery yang besandar dipintu tertawa puas. Menyenangkan sekali melihat adik kecilnya tersiksa. "Pergilah Haechan, siapa tau kau hamil-"

"HIYAKK!"

Dan mulut kurang ajar Hendery segera mendapatkan balasannya dari tamparan maut bantal yang adiknya lempar. Hal itu juga tak disia-siakan Ten, pria manis itu menarik tangan Haechan untuk beranjak dari kasur, membuat anak itu meraung tak mau.

"Bagus Dery, kau sangat membantu!"

Hendery meringis, memeluk bantal yang tadi mengenai bibir seksinya. "Pizza-ku jangan lupa ya Mae,"

Ten mengedipkan sebelah matanya, sedangkan kedua tangannya sudah sibuk dengan tubuh Haechan yang merengek sambil mengeluarkan air mata buaya.

"Dery siapkan mobil," perintah Ten membuat Haechan kembali kelojotan, pria manis itu sudah beraksi dengan memeluk kaki induknya.

"HUWAAAA MAE! TIDAK MAU!"

"Mae tidak menerima penolakan Echan," Ten menyeret Haechan dengan sadis membuat perut si manis yang sedang tak baik seketika mual.

"MAEEE! HUHU AKU SUDAH SEHAT LIMA SEMPURNA, TIDAK PERLU SEGALA KE DOKTER!"

Ten menjitak dahi anak bungsunya gemas, "Kau bahkan meringkik didalam selimut dan tidak mau makan apapun sejak tadi pagi!"

"Kalau begitu Echan akan makan Mae!" Haechan berseru pada kesempatan terakhirnya.

"Echan mau makan?" tanya Ten memastikan, matanya melirik Hendery yang baru saja datang dari menyiapkan mobil.

Haechan mengangguk semangat membuat Ten tersenyum penuh arti, "Lesgow, Hendery!! Kita ke kafe rumah sakit sekarang juga!"

"APA?!"

Dan setelah mengucapkan itu Haechan yang tak tahan mual dengan segera mengeluarkan isi perutnya. Membuat kaki Ten yang terlapisi sendal rumah berwarna peach itu menjadi kotor dan menjijikan.

Hendery melebarkan matanya, punya nyali berapa hektar adiknya itu. Pintu tertutup dengan suara bedebum, ia tak mau ikut andil dan akhirnya memilih keluar meskipun samar-samar dapat mendengar suara Ten.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daddy Doctor [ MARKHYUCK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang