Saat ini Vanya sedang berada di dalam kamarnya yang bernuansa abu-abu itu,abu-abu termasuk warna kesukaan Vanya sejak kecil.
Ceklek
Vanya monoleh ke arah pintu kamarnya,yang dibuka oleh seorang wanita paruhbaya,siapa lagi kalau bukan mommy nya.
"Sayang makan malam,daddy dan abang mu sudah ada di meja makan."Vanya mengangguki ucapan mommy nya itu dan langsung berjalan ke lantai bawah.
"Malam dad,bang."sapa Vanya.
"Malam princess."jawab daddy dan abang nya kompak.
"Sini duduk samping abang."ujar Nathan abang Vanya,sambil mempersilahkan Vanya duduk disamping nya dan Vanya hanya mengangguki saja.
"Vanya mau makan apa?"tanya mommy nya itu dengan nada lembut.
"Emm nasi goreng sosis aja mom."Viola langsung mengambilkan makanan yang disebutkan oleh Vanya tadi dan memberikannya ke putrinya.
Hening tidak ada yang berbicara sama sekali,hanya ada suara sendok dan garpu saja di meja makan tersebut.
"Alhamdulillah kenyang."celetuk Vanya setelah selesai makan.
"Ah iya gimana sekolah kamu hari ini Vanya?"tanya Fano daddy Vanya,yang sedari tadi hanya diam dan akhirnya buka suara.
"Baik kok pa."jawab Vanya sambil tersenyum.
"Bagus."
"Sebaiknya sekarang kita ke ruang keluarga."ucap Fano dan hanya di angguki oleh semuanya.
"Dek remot mana remot."ucap Nathan kepada Vanya.
"Mana gua tau anjir,pasti lo mau nonton kartun upin ipin itukan?"Vanya memutar bola mata malas,melihat kelakuan abang nya itu yang masih kayak anak sd padahal sudah kuliah,nontonnya upin ipin.
"Dah tempe pake nanya lagi."ketus Nathan melempari Vanya dengan kulit kacang.
"Tahu anjir bukan tempe."geram Vanya memukul kepala Nathan.
Nathan mendelik kesal,"Heh gausah mukul kepala gua juga kali."
"Lo juga tadi ngapain ngelempari gua kulit kacang,mana ada air liur lo lagi."kesal Vanya.
Viona dan Fano hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putra dan putri nya itu yang tidak pernah akur sama sekali,setiap hari berantem mulu.
"Udah gausah pada berantem kayak anak kecil aja tahu nggak."ucap Viola menengahi.
"Dia duluan tuh mom."Nathan menunjuk Vanya dengan jari telunjuknya.
"Heh ngadi-ngadi banget lo,yang ada lo tuh yang mulai."ucap Vanya tak terima.
"Lo-"belum selesai berucap namun sudah dipotong oleh Fano.
"Diem atau uang jajan kalian daddy potong?!"potong Fano sambil menaik turunkan alisnya.
Vanya dan Nathan memutar bola matanya malas,"Ngancam,"ucap mereka berdua kompak,dan Fano dan istrinya hanya terkekeh.
Nathan melanjutkan nontonnya tadi yang sempat tertunda karena perdebatan kecil,dan Vanya tiduran di paha mommy nya sambil memainkan hp nya yang bermerk Iphone itu.
"Anjirr,mail punya abang."teriak Nathan,semuanya yang ada disitu hanya menggelengkan kepalanya.
"Ck,lebay."gumam Vanya yang masih menatap hp nya itu,tetapi Nathan masih mendengarnya.
"Amatbodo."ucap Nathan sambil memeletkan lidahnya ke arah Vanya.
"Bodoamat anjim,ketara banget masih tk."ucap Vanya kesal. Membuat Nathan mendelik kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bullying [On Going]
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA,JANGAN LUPA VOTE AND KOMENNYA!) Vanya Angelia Alexander,seorang ratu bully di sekolah milik keluarganya.Vanya,memiliki paras yang cantik bak dewi yunani dan jangan lupakan sifatnya yang kejam dan tak kenal kata maaf itu...